Tragedi Al-Khoziny Buduran: Korban Meningkat Jadi 16, Proses Identifikasi Terkendala Kompleks

Jenazah yang ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara. Tampak Gubernur Jatim meninjau Posko DVI di RS Bhayangkara.Foto Kusnin TLT.

COWASJP.COM – Jumlah korban meninggal akibat runtuhan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga Sabtu petang (4/10/2025), 16 korban telah ditemukan, dengan lima jenazah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polda Jawa Timur. 

Proses evakuasi terus berlangsung intensif, namun identifikasi korban menghadapi sejumlah kendala teknis yang mempersulit pekerjaan tim forensik.

Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, melaporkan korban terbaru ditemukan di sektor A2 pukul 14.35 WIB. “Total kini 16 orang meninggal dunia, jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk identifikasi lebih lanjut,” ujarnya.

BACA JUGA: Keikhlasan Wali Santri Penyintas Pesantren Al Khoziny Kembalikan Santunan untuk Musalla Baru​

Data terkini mencatat 167 orang terkait insiden ini; 119 telah ditemukan, terdiri dari 103 selamat, 15 meninggal, dan dua kembali ke rumah tanpa perawatan medis. 

Dari yang selamat, 14 masih menjalani perawatan, 89 telah pulang, dan satu dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto. 

BACA JUGA: Update Terbaru Tragedi Musalla Ponpes Al-Khoziny, 14 Meninggal, 103 Selamat, 49 Masih Dicari​

Masih ada 48 orang yang dalam pencarian.

Kepala Bidang DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr Wahyu Hidajati, memaparkan empat kendala utama dalam proses identifikasi jenazah. 

Kerusakan pada jari korban menyulitkan pencocokan biometrik, sedangkan sebagian besar korban remaja tanpa data biometrik resmi. 

Identifikasi berdasarkan struktur gigi terhambat karena minim ciri khas dan data ante-mortem dari keluarga. 

Pakaian seragam tanpa label pengenal dan minimnya informasi ciri fisik unik dari keluarga makin memperumit proses. 

Karena itu, tes DNA menjadi pilihan terakhir meski memakan waktu hingga dua minggu, terutama jika jaringan tubuh sudah memburuk.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memastikan proses identifikasi berlangsung profesional dan penuh kehati-hatian.

 “Semua sampel DNA keluarga sudah diambil sejak awal, dan proses rekonsiliasi data akan dilakukan secara teliti agar jenazah hanya diserahkan jika benar-benar terkonfirmasi,” ucapnya usai meninjau Posko DVI di RS Bhayangkara.

Selain itu, Pemprov Jatim mengerahkan tim Layanan Dukungan Psikososial untuk mendampingi keluarga korban yang terdampak musibah ini.

Pencarian korban masih terus berjalan dengan dukungan alat berat seperti crane dan breaker. 

Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, pemadam kebakaran, dan relawan fokus membersihkan reruntuhan di empat sektor utama pondok pesantren. 

Kepala Pusat Data BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa proses ini dilakukan 24 jam nonstop, dengan tim medis siap sedia memberikan penanganan segera saat korban ditemukan.

Tragedi Al-Khoziny menyisakan duka mendalam dan tantangan besar dalam proses evakuasi dan identifikasi, yang menjadi ujian bagi seluruh pihak dalam menghadirkan keadilan dan kepastian bagi keluarga korban. (*)

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda