Presiden Prabowo Anugerahkan Bintang Mahaputra kepada Letkol Purn KH Yusuf Hasyim dan Tanda Jasa kepada 140 Tokoh Lainnya

KH Idror Maimoen (Gus Idror) saat menerima penghargaan dari Presiden Prabowo mewakili keluarga KH Maimoen Zubair. (FOTO: Satpres)

COWASJP.COM – Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Cukir, Jombang, Letkol (Purn) KH Yusuf Hasyim yang juga Komandan Banser Nasional Pertama dan tokoh pejuang Kemerdekaan Tentara Hisbullah (Putra Hadrusyech KH Hasyim Asy’ari salah satu Muasis NU), menerima anugerah tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden RI Prabowo Subianto.

Secara keseluruhan ada 141 tokoh yang mendapatkan anugerah penghargaan. Namun yang bisa hadir 117 tokoh nasional untuk menerima anugerah tanda jasa dan kehormatan dari Presiden Prabowo. 

Selain Pak Ud, panggilan akrab paman Presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ada dua ulama kharismatik yang menerima Bintang Mahaputera. Yaitu:

*KH Maimoen Zubair Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 

*KH Abdullah Abbas seorang ulama yang besar di Jawa Barat, Pengasuh Pondok Pesantren Buntet di Desa Mertapada Kulon, Astanajapura, Cirebon Jawa Barat. Beliau adalah salah seorang ulama yang ikut berjuang dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. 

Beliau terakhir menjabat Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Karena beliau bertiga sudah almarhum, maka ahli waris lah yang mewakili penerimaan anugerah tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama dari Presiden. 

KH Yusuf Hasyim diwakili putranya KH Irfan Yusuf, yang juga menjabat Kepala Badan Penyelenggara Haji Republik Indonesia. 

KH Maimoen Zubair diwakili putra bungsunya KH Idror Maimoen. 

KH Abdullah Abbas diwakili sang putra  KH Mustahdi Abdullah Abbas.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah memberikan anugerah tanda kehormatan kepada almarhum Abah kami,” ujar Gus Idror, Senin (25/8/2025). 

Ia menegaskan pesan Kiai Moen agar ilmu dan pendidikan pesantren selalu dijaga serta diwariskan kepada generasi berikutnya.

Sebagai putra bungsu, Gus Idror sejak kecil dididik langsung oleh Mbah Moen di Pesantren Al-Anwar. Kemudian memperdalam ilmu di Makkah bersama Sayyid Ahmad Bin Muhammad Bin Alawy Al Maliki. Sekembalinya ke tanah air, ia turut membantu ayahnya mendidik santri dengan kajian kitab Arab, fiqih, dan hadits.

KH Mustahdi Abdullah Abbas yang mewakili KH Abdullah Abbas juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas penghargaan tersebut. Sebab, ini bukan semata apresiasi terhadap orang tuanya, tetapi juga kepada pesantren, dunia pendidikan Islam dan bangsa secara umum.

“Itu berarti bangsa kita adalah bangsa yang besar. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawan dan pendahulu yang telah berjuang tanpa pamrih,” ujarnya.

“Harapan kami penghargaan ini dapat menumbuhkan semangat keikhlasan, karena salah satu keistimewaan almarhum (KH Abdullah Abbas) di antaranya adalah keikhlasan yang kini semakin sulit ditemukan,” lanjutnya.

Adapun tokoh-tokoh NU lain yang juga mendapat anugerah tanda jasa dan kehormatan dari Presiden Prabowo adalah sebagai berikut.

1.KH Miftachul Achyar

2.KH Anwar Iskandar

3.Gus Saifullah Yusuf

4.Prof.KH Asep Saefuddin Chalim

5.KH Abdul Ghofur

6.KH Muhammad Makshum

7.Juri Ardiantoro

8.Ainun Najib.

Sementara dari Muhammadiyah ada 

dua tokoh yang juga mendapatkan Bintang Mahaputra Utama.  

1.Ketua Umum PP Muhammadiyah Ustadz Haedar Nashir. 

2.Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu'ti yang juga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.

Penganugerahan Bintang Mahaputra Utama ini diberikan ke ustadz Haedar atas jasanya di bidang keagamaan, pendidikan, dan kebangsaan melalui kepemimpinan sebagai Ketua Umum dan PP Muhammadiyah yang memperluas jaringan pendidikan, layanan kesehatan, dan sosial.

Anugerah Bintang Mahaputra diberikan untuk Abdul Mu’ti atas jasanya di bidang pendidikan melalui kebijakan di pendidikan dasar dan menengah. Yang memperkuat kurikulum nasional, pemerataan akses pendidikan, dan peningkatan mutu guru.

Presiden Prabowo menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada para penerima.

Acara penganugerahan tanda kehormatan ini berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025) dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Para penerima penghargaan berasal dari beragam profesi dan latar belakang, termasuk menteri, tokoh pers, budayawan, hingga aparat keamanan. Salah satu tokoh yang mendapat penghargaan secara anumerta adalah Jenderal Hoegeng Imam Santoso, yang diterima oleh ahli warisnya.

Upacara penganugerahan tanda kehormatan turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara dan anggota Kabinet Merah Putih. Di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Mendagri Tito Karnavian, Menlu Sugiono, serta Mensesneg Prasetyo Hadi, dan Seskab Teddy Indra Wijaya.

Hadir pula pimpinan lembaga negara seperti Ketua MPR Ahmad Muzani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Ketua DPD RI Sultan B Najamuddin, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.(*)

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda