Ops Timah

Pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali yang terpilih jadi Komisaris Utama (Komut) PT Timah, sama sekali tak terlibat korupsi Rp270 triliun tersebut. (FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO - medcom.id)

COWASJP.COM – Dr Fachry Aly ternyata jauh dari kasus korupsi timah Rp 270 triliun di Bangka. Intelektual muslim itu memang komisaris utama PT Timah. Saat itu. Tapi ternyata Fachry jauh dari kasus yang lagi heboh itu.

Kok bisa? Bukankah langkah direksi yang begitu besar harus ada persetujuan dewan komisaris?

Dari dokumen yang saya peroleh ternyata persetujuan itu tidak pernah ada. Bahkan tidak pernah diajukan oleh direksi. "Selamat ya. Anda selamat dari bencana besar!" tulis saya lewat WA pada Fachry Ali. Ia ternyata cool. Tidak merespons WA saya. Mungkin saya sudah dianggap wartawan. Bukan lagi teman. Yang apa pun jawaban soal timah akan jadi tulisan.

Mengapa direksi tidak minta persetujuan dewan komisaris? Saya tidak bisa langsung menyalahkan direksi. Apalagi PT Timah adalah perusahaan publik. Begitu direksinya yakin langkahnya itu termasuk operasional perusahaan maka persetujuan dewan komisaris memang tidak diperlukan.

Perusahaan yang sudah masuk bursa saham memang berbeda. Direksinya lebih bebas bergerak. Bahkan pemegang saham pun dilarang ikut campur operasional perusahaan. 

Di satu pihak itu baik. Agar pemerintah sebagai pemegang saham perusahaan BUMN tidak mudah intervensi. Apalagi perusahaan publik tidak hanya harus tunduk pada UU perseroan terbatas, tapi juga harus taat pada UU pasar modal.  Dengan demikian campur tangan politik lebih minimalis. Teorinya.

"BUMN masuk bursa" memang salah satu strategi negarawan agar BUMN bebas dari campur tangan politik. Politiklah yang membuat profesionalitas manajemen BUMN kalah jauh dari swasta.

Maka perusahaan BUMN harus dibebaskan dari politik. 

Praktiknya sulit. Anda sudah tahu itu.

Mungkin karena UU pasar modal itu pula yang membuat  kejaksaan agung lebih hati-hati. Dalam hal kasus timah ini kejaksaan agung lebih menekankan kepada UU lingkungan hidup. Kerugian negara Rp 270 triliun pun dilihat dari segi kerusakan lingkungan.

Kalau kerja sama PT Timah dengan swasta itu dianggap masih dalam lingkup operasional perusahaan maka kian sulit menemukan lubang korupsi non kerusakan lingkungan. Hukum perdata yang akan banyak menentukan –bukan pidana. Mungkin penegak hukum akan sulit menjerat sekian banyak tersangka secara pidana kasus ini.

Kecuali penegak hukum bisa menemukan aliran dana ilegal dari pihak swasta ke para pejabat di PT Timah. 

Tentu tidak mudah menemukan bukti aliran dana itu –kalau ada. Terlalu canggih permainan zaman sekarang.

Kita masih menunggu pidana apa saja yang akan dikenakan kepada para tersangka –di luar pidana merusak lingkungan. Saya masih di kereta cepat di Tiongkok. Tidak banyak yang saya tahu.

Yang jelas saya bersyukur satu teman yang begitu saya hormati selamat dari perkara ini.

Saya berdoa Fachry Ali tetap Fachry Ali. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan, Edisi 1 April 2024: Liur Sedap

Fa Za

Pada suatu hari ada seorang wanita yg khawatir akan temperamen suaminya. Akhirnya dia memutuskan utk berkonsultasi dengan dokter psikolog. "Dokter saya tidak tahu harus bagiamana, sepertinya suami saya kehilangan kesabaran tanpa alasan, dan itu membuat saya takut." Dokter berkata: "Saya mempunyai obat utk itu. Ketika suami anda mulai marah ambillah segelas air dan anda harus berkumur dengan air itu. Berkumurlah terus jangan ditelan sampai suamimu meninggalkan ruangan atau menjadi tenang." Dua minggu kemudian wanita itu datang lg ke dokter dengan wajah ceria dan senang. Dia berkata: "Dokter, itu ide yg cemerlang. Setiap kali suami saya mulai kehilangan kendali, saya berkumur dan terus berkumur dengan air sampai ia menjadi tenang. Bagaimana air bisa melakukan itu?" Dokter menjawab: "Air itu sendiri tidak bisa melakukan apa-apa. Berkumur membuat mulut Anda tertutup. Itulah yang membuat triknya berhasil."

djokoLodang

--o-- BANDARA INTERNASIONAL ... Saya pun lebih paham apa maksud bandara baru itu dibangun di Jieyang: bisa melayani tiga kabupaten sekaligus. Yakni Shantou, Jieyang, dan Chaozhou. Bandara itu hampir persis di titik tengah segitiga mereka. ... Di Tiongkok, satu bandara melayani tiga kabupaten besar. Di Jawa, satu kawasan dilayani tiga bandara internasional. Bandara di Yogya, Solo, Semarang ketiganya internasional. Yang akhirnya hanya melayani penerbangan cross border. Itu pun dilayani maskapai asing: Scott Airline (anak SQ). Air-Asia Malaysia. Kebanyakan orang --termasuk Menhub-- mengira kalau bandara bagus maka penumpang pun datang. Pada hal, suksesnya bandara tetap tergantung demand. Tidak tergantung pada bagus tidaknya bandara. --jL--

Udin Salemo

Saya dulu sering makan mie bikinan orang teociu di Pontianak. Jadi saya tak akan ngiler apalagi keluar air liur membaca cerita pak boss 3T tentang keenakan mie orang Jieyang ini. Mie enak itu macam-macam tergantung orangnya. Orang Aceh akan bilang mie Aceh paling enak. Orang Medan akan berkata mie Banglades paling nikmat. Orang Palembang mengatakan mie celor lemak nian. Orang Makassar pasti mengatakan mie titi nyameng ladde. Orang Yogyakarta mengatakan mie Jawa ipun ECO sanget. Sementara bagi saya rendang bikinan emak saya paling enak. ::))

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

BANDARA BERSAMA ANTAR KABUPATEN.. "Saya pun lebih paham apa maksud bandara baru itu dibangun di Jieyang: bisa melayani tiga kabupaten sekaligus", tulis Abah DIS di CHDI hari ini.. Ide yang brilyan..!! Saya jadi ingat, mungkin seharusnya Jember dan Banyuwangi cukup punya satu bandara "bersama". Juga, Bandara yang dibangun pabrik rokok Gudang Garam di Kediri bisa dipilihkan lokasi yang ideal untuk Kediri, Blitar dan Tulungagung. Atau ditambah juga untuk Nganjuk. ### Ambisi Kepala Daerah, kadang pingin ada bandara "sendiri" di kotanya. Maka "Pemerintah Pusat" yang harusnya mengatur, agar penempatan Bandara "efisien" secara nasional.. 

ACEP YULIUS HAMDANI

Payah aku baca tulisan abah DI hari ni, dibaca dari atas tak paham dibaca dari belakang tak paham, entah maksud tulisan Abah ni, sama persis dengan hitungan korupsi timah, angka halu yang tuliskan, karena hal yang tidak mungkin untuk dibayar oleh koruptornya, bahkan mungkin sampai 7 turunan, dan cara pengalihan isu yang sangat cerdas, tapi tu dah biasa, angka halu dan mustahil bisa diganti kerugian bangsa dan negara ni....

Wilwa

@Liam. Dan kalau di Tiongkok sana, setahu saya dari sejarah Tiongkok, logat Hokkien atau Tiociu itu adalah logat Dinasti Tang 唐 hingga Dinasti Song 宋..Sedangkan Hakka adalah logat Dinasti Song 宋hingga Ming 明. Kemungkinan logat Tiociu dari Dinasti Song 宋. Tak aneh bila logat Hakka dekat dengan logat Mandarin/Beijing yang baru terbentuk pada Dinasti 清. Tiongkok Selatan memang lebih banyak variasi logat mengingat umumnya rakyat Tiongkok mengungsi secara bergelombang dari utara ke selatan. Seringkali karena konflik, perang, invasi suku-suku dari luar tembok besar seperti Mongolia, Manchuria, Tibet, Turki. Yang terakhir ke selatan adalah Hakka 客家 makanya sama pengungsi yang sudah berabad ada di Tiongkok Selatan, pengungsi terakhir ini disebut TAMU 客

Liam Then

Sekarang sikap saling menjelekan antara Tiociu dan Hakka di Kalbar sudah hampir hilang sama sekali. Meskipun stereotip nya masih ada tipis-tipis. Ini sebenarnya pelajaran, bagaimana kebijakan satu pemimpin, jika sudah terkait sukuisme, bisa membekas panjang, dan susah hilang, padahal sudah berumur ratusan tahun. Jadi bolehlah kita acung dua jempol kita tinggi-tinggi kepada para "founding father" NKRI, para Bapak Bangsa Indonesia, berhasil bikin blueprint dengan daya rekat yang kuat, sehingga terwujud satu negara kesatuan , yang luar biasa luas, 17.001 pulau (BPS 2022), 5 agama besar. Bayangkan begini, di Inggris saja, dulu sampai berdarah -darah antara penganut katolik dan Protestan di Irlandia. Maka dari itu, pembangunan RI, harus jauh dari model Jawa sentris, meskipun populasi RI separuhnya ada di Pulau Jawa, Fokus pembangunan di masa depan seharusnya ada di luar Pulau Jawa, bukan demi keadilan, tapi justru demi visi strategis, untuk pemerataan populasi. Jika daerah dibikin makmur dan setara infrastrukturnya seperti di Pulau Jawa. Perpindahan penduduk, akan terjadi secara alami seiring waktu, sehingga asimilasi antar kesukuan, bisa terjadi mulus tanpa gesekan. Dengan adanya pemerataan populasi, beban pulau Jawa dimasa depan untuk menampung begitu banyak populasi bisa berkurang, otomatis tak menggerus lahan pertanian, yang sebenarnya sangat cocok di Pulau Jawa karena tanahnya super subur akibat aktivitas vulkanik yang aktif. 

Liam Then

Zaman dulu, ada stereotip unik antara Tiociu dan Hakka. Masing-masing pandang rendah antara dua suku ini. Yang Hakka tak suka Tiociu, pun sebaliknya. Jadi saya yang blasteran ini, bolehlah statusnya cukup istimewa. Rerata orang Hakka yang tinggal di Pontianak, bisa bahasa Tiociu cukup lancar. Stereotip pandang rendah, syak wasangka antara Tiociu dan Hakka, ternyata ada sejarahnya. Awal mulanya diceritakan oleh bapak saya. Gegaranya ternyata terkait dengan kisah Republik Lanfang. Di ceritakan Bapak saya, Lo Fang Pak yang orang Hakka, (1738-1795) , pendiri perkongsian Lanfang waktu itu di sekitaran wilayah Mandor , mengajak kaum Tiociu yang mayoritas adalah pedagang, di kota Pontianak untuk bergabung, tetapi di tolak. Akibatnya keluar ultimatum, keturunan suku Tiociu, dilarang menyeberang ke kawasan Siantan yang ada di sebelah Utara sisi sungai Kapuas yang membelah Kota Pontianak. Menyebabkan kawasan Siantan (Pontianak Utara) lebih dominan ditinggali oleh orang Hakka. Sedangkan Tio Ciu banyak ada di sebelah selatannya, diseberang sisi sungai. Saya kurang jelas apakah cerita Bapak saya cukup akurat. Tapi mengingat sikap saling menjelek-jelekkan antara keturunan Tiociu dan Hakka di Pontianak, dan segregasi kawasan permukiman keturunan cina di kota Pontianak, bisa jadi cerita bapak saya ini cukup akurat. 

Liam Then

Saya blasteran, bapak Hakka ibu Tiociu. Waktu kecil saya sudah ngerti 3 bahasa : Indonesia, Tiociu, dan sedikit bahasa Jawa.karena rumah masa kecil dulu, ada di jalan yang sangking banyak orang Jawanya jadi dipanggil Jalan Jawa, padahal ada nama resminya. Karena banyak orang Jawa di Pontianak, saya jadi akrap dengan yang namanya Jenang, Tiwul ,Cenil dan Lupis. Ingat dulu semasa kecil , kalau sudah dekat lebaran, sering pantengi tetangga, ngaduk jenang dalam kuali besar. Setelah beranjak remaja, pindah dari lingkungan permukiman orang Jawa, sehingga total lupa semua bahasa Jawa. Gantinya saya belajar bahasa Hakka. Karena di rumah ikut bahasa ibu. Kayaknya bapak saya juga punya KTA ISTI, karena dirumah kami berbahasa Tiociu, akibatnya saya sampai remaja, tak bisa berbahasa Hakka. Pasalnya belajar bahasa Hakka, disebabkan dulu rasa tak suka, jika orang tua ada mau rahasiakan sesuatu dari kami, Bapak dan Ibu suka pakai bahasa Hakka. Tidak susah bagi orang Tiociu untuk belajar bahasa Hakka, karena masih satu induk bahasa,sedikit mirip. Orang Hakka sebenarnya lebih gampang belajar Mandarin dibanding orang Tiociu, karena struktur bahasa yang lebih dekat kepada bahasa Mandarin. Sementara Tiociu lebih mirip ke bahasa hokkien, yang keturunannya dominan di Medan.

Udin Salemo

Saking berlebihnya uang pak boss muda H Moeis ini anak usia dua tahun dibelikan pesawat jet private. ckckck... Saya belum pernah baca berita konglo sekelas pemilik Sinarmas atau Djarum atau GG memberikan pesawat jet private untuk ulang tahun anak atau cucunya.

Gunawan Hadiwidjaja

Haikou - Jieyang , HAK-SWA CZ5389 

Juve .... Zhang

Tercatat dalam sejarah.... Thaksin Shinawatra Hakka....PM Thailand.....Hun Sen Thio Cu....PM Kamboja.....Lee Kuan Yew Hakka.... Singapura Sebagai Founder.....Cory Aquino..... Hakka... Presiden Philipina.....Bolkin Presiden Zimbawe.....Ha Ha Ha.......pak Bos lebih tahu dari saya....cuma pura pura tak tahu.....Ha Ha Ha...makany jangan melarang Anies Yg Asli Arab....terima saja apa asal usul kita ....asal niat baik buat Negara dia lahir .....orang akan menghargai....yg jelek kaya Hel Lim....H.Moeis ya hukum penjara SE umur Hidup....layak ...supaya Hukum lah yg menakutkan bukan Seorang Idi Amin.... Khaddafi....Saddam..yg menakutkan....tapi Hukum yg menakutkan.....anda di Tiongkok tentu takut akan hukum nya yg keras....bukan takut polisi disana.... Hukum yg menguatkan sebuah negara akan Jaya atau Hancur....

Property Property

"Saya selalu menelan sedapnya, dengan permintaan maaf karena Anda hanya menelan air liurnya." Tuli Abah DI. Kubaca berulang-ulang, sambil komentar, "asuuu...."

thamrindahlan

Selamat pagi Pak Mario. Saya membaca Tiuchu logat melayu : Taucho. Sama sama menerbitkan air liur. Ibunda adalah tukang masak terbaik di keluarga. Memasak gulai taucho sangat enak, enak sekali. Kurang paham kenapa di Restoran Padang jarang atau sama sekali tidak ada masakan ber taucho. Apakah jenis kuliner ini berasal dari tanah jawa... Wallahualam. Salamsalaman

iwan

Masakan Chaozhou yang non halal yang ngeri bah, mereka suka makan kepala babi, hidung, lidah, telinga dan lain-lain, dan yang luar biasanya cuman direbus saja, dipotong tipis-tipis terus pakai kecap saja. Betul kata abah sangat miskin bumbu.

Echa Yeni

70sembrono Syng tiii attiiy

Rizal Falih

Jika hanya melihat photo sahaja, mana cukup membuat pembaca dan perusuh menelan air liur, karena ngiler Abah. Kureng jika tidak ada bukti vidionya. Jadi biasa aja menurut saya hahaha. Ada makanan ringan atau camilan, khas dari Pontianak, yang membuat saya ketagihan, pasti dicari, jika kesana. Choipan. Choipan (菜粄) merupakan istilah bahasa Hakka yang berarti "kue yang berisi sayuran". Dalam bahasa Tiochiu hidangan ini disebut chai kue (菜粿) yang artinya kurang lebih sama. Bentuknya mirip dengan pastel atau kroket, tetapi pengolahannya berbeda, jika pastel dan kroket digoreng, maka choi pan dikukus sebelum disajikan. Isi choipan dapat berupa bengkuang, talas, kucai, rebung maupun ebi. Kulitnya yang tipis terbuat dari tepung beras, dengan pelengkap bawang goreng di atasnya. Rasanya jangan ditanya, kulitnya lembut sangat di lidah. Apalagi dicocol dengan saus sambalnya yang khas. Maknyus. Cocok dimakan disaat hangat. Kureng jika hanya makan satu porsi. Mesti nambah. Dijamin ketagihan, dan ingin merasakan lagi. Hehe.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Suatu malam, suami mendekati istrinya. "Ma, isi pulsa, yuk." Karena lelah seharian banyak pekerjaan, istri menjawab: "Maaf, Pa. Mama lagi lowbatt." Malam berikutnya, suami mencoba lagi. "Ma, isi pulsa, yuk." Karena sedang tidak ada hasrat, istri menjawab: "Maaf, Pa. Mama sedang tidak ada sinyal nih." Malam berikutnya lagi, suami terus berusaha: "Ma, isi pulsa, yuk." Istri menolak karena pas berhalangan. "Maaf, Pa. Lagi gangguan jaringan." Seminggu kemudian, giliran istri yang berhasrat. "Pa, isi pulsa, yuk." Suami menolak. "Maaf, Ma. Saya sudah ganti operator yang sinyal on terus tanpa gangguan jaringan, dan banyak kasih bonus." Istri marah. "Baiklah. Kalau begitu, saya akan ganti HP varian Pro Max, lebih jumbo dan baterainya tahan lama."

Mbah Mars

INTERMEZO Saat di dunia, Bolkin sangat piawai memikat rakyat dengan kampanye-kampanyenya. Meskipun janji-janji kampanye tidak direalisasikannya, Bolkin tetap terpilih lagi. Beginilah kisahnya di akhirat. Bolkin dipersilahkan melihat kondisi surga dan neraka. Baru boleh memilih di mana dia akan tinggal. Kata malaikat ini kebijakan khusus buat politisi. Sehari di surga, Bolkin melihat semua orang berdzikir memuji Allah. Bolkin kurang tertarik. “Membosankan”, katanya. Sampailah ia di neraka. Sehari di neraka, tak henti-hentinya Bolkin disuguhi aneka makanan dan minuman yang lezat-lezat, hiburan yang menyenangkan dan tempat tinggal yang nyaman. Besoknya malaikat bertanya tentang keputusannya mau tinggal di mana. “Aku mantap pilih selamanya tinggal di neraka”, jawab Bolkin. Tidak berapa lama, Bolkin diantar ke neraka. Dia kaget neraka sudah berubah menjadi api, tempat banyak orang disiksa. Bolkin menjerit, “Mana kenikmatan dan kemewahan yang aku dapatkan kemarin ?” Dengan santai, malaikat menjawab, “Kemarin itu kampanye. Sekarang kamu sudah memilih”.

Mbah Mars

THR cair lidah tambah pahit Om. Lha hanya tanda tangan saja. Masih mending jadi talang. Sedikit basah.

Jimmy Marta

"Bagaimana, apa thr dah keliatan belum?". "Blom, masih ketutup kasbon!".

Kang Sabarikhlas

5 hari lalu baca CHD tentang Jembatan Baltimore runtuh, saya ndak puas, penyebabnya dah jelas!.. Mungkin Abah menulis karna ingat pernah lewat nikmat dijembatan itu. Lihatlah yg saya alami di hari Jumat 22 Maret 2024, ketika sore pulang dari lihat rumah teman yang dijual di perumahan daerah Bangkalan, sekitar pk.15.30an saat motor saya mulai ngebut masuk Jembatan Suramadu, tiba² terasa oleng, saya pikir pasti ban agak gembos, saya teruskan, saya lihat banyak motor juga mobil berhenti lalu orang² ber- teriak..."berhenti Pak, ada gempa.." Saya kaget...kebablasan, lalu saya tuntun mundur motor saya dekati orang², saya cari pegangan.... Jembatan Suramadu goyang keras, sayapun keras berdoa, doa apasaja, sebisanya. Ada rasa sesal ndak ikut jumatan, puasapun batal, merasa jadi musafir, buka bekal kopi dan ngudut...duh goblik!... Jadi terbayang adegan di film Final Destination 5, ada jembatan runtuh orang²berjatuhan dan celaka tragis. Lha kalau saya celaka tragis kan bisa ndak Husnul Khatimah tapi Khusnul Khatimah, dan pensiun jadi perusuh CHD. lalu THRnya gimana? Alhamdulillah....gempa Tuban usai. Anu.., Abah kan lagi di negeri tirai bambu...eh anu Negeri Moblis, saya pingin Abah buat catatan tentang jembatan/jalan layang saling-silang susun lima yg ada di Huangjuewan. Apakah catatan tentang jalan layang saling-silang susun lima itu masih bisa dicatat Abah dengan detil?...

Dasar Goblik

Bapak ini..sementara Puasa.Tapi yang di bahas Dunia melulu.Hahhaaa..Moblis lah.Makan enaklah.Ditemani cewek dalam perjalanan lah..Atau mungkin maksudnya..Nih sebelum ke surga yang Nivana..Aku ke surga dunia dulu deh. Hihihi..pinjam ketawa pak Pry..

Fa Za

Suku Jawa sejatinya adalah keturunan dari China dan Thailand. Bangsa China dari Dinasti Song lebih dulu datang ke wilayah Jawa, disusul Bangsa Thailand dari Dinasti Ong yg datang belakangan. Kedua bangsa yg berbeda itu pada akhirnya saling kawin-mawin hingga menurunkan suku Jawa, khususnya dari trah Songong, yg menguasai kekuasaan kerajaan di Jawa dengan politik saling bunuh.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda