Lumpur Timah

Helena Lim. Tersangka kasus dugaan korupsi (Rp 270 triliun) pengelolaan tata niaga timah wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk pada 2015-2022. (FOTO: Instagram - tempo.co)

COWASJP.COMHARI-HARI ini saya menunggu datangnya penjelasan rinci soal korupsi di timah Bangka senilai Rp 270 triliun itu: di mana letak korupsinya.

Dalam perjalanan dari Shantou ke Meizhou kemarin saya sering buka link berita dari tanah air. Ramai. 

Yang soal Mahkamah Konstitusi tidak saya ikuti. Begitu banyak yang masih harus saya pikirkan. 

Yang soal korupsi timah saya ikuti: kecewa. Tidak segera ada berita yang menjelaskan letak korupsinya di mana.

Yang riuh adalah bumbu-bumbunya: ada crazy rich nan jelita bernama Helena Lim. Saya jadi ingin kenal. Setidaknya ingin  lihat koleksi sepatunya. 

Saya juga dibuat sibuk cari tahu: siapa Helena. Ternyata selebriti. Saya cari instagramnyi: sudah tidak ada. Saya cari album lagunyi. Di YouTube. Ketemu: judulnya Pasrah. Feat dengan penyanyi Tiffany Leonardy –siapa pula dia.

Saya tidak terlalu bisa menikmati lagu Helena, tapi video klipnyi memang sesuai dengan ke-crazy-annyi: rumah mewah, kolam renang, Lamborghini berderet, dan kalung gemerlap.

Wow!

Ketika saya mendekati kota Meizhou muncul pula bumbu timah yang tak kalah sedap: suami penyanyi Sandra Dewi ditangkap: Harvey Moeis. Juga sangat kaya. Saking kayanya perkawinan mereka dilaksanakan di salah satu istana di Disneyland Jepang.

Maka lengkap sekali drama kasus korupsi timah di Bangka ini. Harta, wanita, takhta – takhtanya: jabatan direktur utama BUMN PT Timah Tbk dan dirkeu-nya.

Bumbu-bumbu itu, di media, mengalahkan substansinya: bagaimana konstruksi korupsinya kok sampai begitu besar.

Sedikit kisi ada disebut: angka itu termasuk kerusakan lingkungan. Tapi saya belum menemukan rincian dari Rp 270 triliun itu berapa yang berupa kerusakan lingkungan. Jangan-jangan lebih besar.

Disebut juga sedikit kisi: ada kerja sama antara PT Timah dengan sekelompok perusahaan swasta. 

Di situ disebut soal penambangan ilegal. Lalu soal peralatan processing timah milik swasta.

Tapi tidak ada media yang memberitakan di mana letak korupsinya. Saya pun jadinya hanya menduga-duga.

Reza Pahlevi, dirut PT Timah di tahun kerja sama itu (2016?) adalah orang keuangan. Ia memang sarjana geologi dari Trisakti Jakarta, tapi setelah itu lebih mendalami soal keuangan. Ia meraih gelar MBA dari Cleveland, Ohio, Amerika.

Sebelum jadi dirut Timah pun Reza menjabat direktur keuangan PGN, juga BUMN.

Sebagai orang keuangan mungkin Reza pusing melihat keadaan PT Timah: lahan garapannya mahaluas. Di darat dan di laut. Di sekitar Bangka dan Belitung.

Yang lebih tidak masuk akal lagi: ekspor timah swasta lebih besar dari ekspor timah PT Timah. Pertanyaannya: dari mana swasta itu dapat timah. Padahal lahan garapannya sangat kecil.

Semua orang tahu apa yang terjadi. Anda pun tahu. Hanya tidak bisa bicara. Tidak berani. Apalagi direksi PT Timah. Sejak dulu. Sampai kini.

Saya tidak tahu apakah Reza, sebagai dirut saat itu, ingin keluar dari kemelut turun-temurun itu: dari pada cadangan timah milik PT Timah dicuri, lebih baik biarlah tetap dicuri tapi PT Timah dapat bagian. 

Maka lebih baik pencurian itu dilegalkan. Dikoordinasi. Diolah di dalam negeri.

DAHLAN1.jpgFOTO: kompas.com.

Kebetulan ada swasta yang sanggup mengoordinasi. Juga sanggup menampung hasil curian yang sudah dilegalkan itu. Lalu lumpur timahnya diolah di mesin mereka. Dimurnikan. Mirip pemurnian nikel.

Kalau yang terjadi seperti itu saya angkat topi pada Reza. Ia bisa mengakhiri pencurian masal berwindu-windu di sana.

Asal demi PT Timah. Demi negara. Tidak ada kongkalingkong antara swasta dan pribadi-pribadi di manajemen PT Timah.

Jangan-jangan korupsinya di situ? Kelompok swasta tersebut mengalirkan sebagian keuntungan ke oknum PT Timah?

Jangan-jangan itu hanya perkiraan saya yang salah. Ternyata bukan itu sama sekali. Hanya jaksa yang tahu.

Maka saya harus sabar menunggu berita lanjutan: di mana letak korupsinya.

Toh besok saya masih harus ke Songkou –satu jam ke pedalaman Meizhou. Telanjur janji ke sana. Rencana awal saya ke Songkou dengan Mimi, cucu Tjong A Fie Medan. Itulah kampung halaman Tjong orang yang terkaya se Asia Tenggara di masa nan lalu. 

Mimi di usianyi yang menjelang 70 tahun belum pernah ke Songkou –bahkan belum pernah ke Tiongkok.

Begitu saya ajak berangkat ke Meizhou, Mimi tiba-tiba tidak bisa meninggalkan Medan.

Saya yang merencanakan. Mimi yang memutuskan. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 28 Maret 2024: Jembatan Lagu

Jimmy Marta

Kehidupan pelaut di atas kapal. Beberapa waktu terakhir sy mengikuti akun yutub salah satu pelaut Indonesia. ABK di kapal pengangkut komoditas berbendera asing. Cukup asik mengikuti gaya hidup mereka itu. Berbulan bulan dari laut satu kesamudera lain. Dari pelabuhan satu negara ke negara lainnya. Dalam vlognya Jazz belongs, berkisah suka duka jadi pelaut. Kehidupan yg orang lain sering menyebutnya keras. Dihantam ombak keras setinggi kapal. Terombang ambing gegara mesin mati. Suasana malam kelam saat melewati segitiga bermuda yg legendaris. Jangkar yg tetiba meluncur sendiri. Kondisi yg sewaktu2 bisa menimpa. Berada disamudera lepas, yang terlihat hanya laut dan langit. Laut yg kadang tenang kadang ganas. Langit yg sewaktu bisa berubah. Dari cerah menjadi hujan badai. Sungguh salut pada pelaut itu. Nyalinya besar mentalnya tangguh. Kuat bekerja dg berbagai kondisi alam. Tahan merindu 8 bulan gk ketemu anak istri.

Dasar Goblik

Koh Liam..Sifat Korup tidak kenal Ras.Itu saja.

Liam Then

Sedari kecil ,saya puas dikatain cina bangsat. Ini sebabnya memang karena banyak cina bangsat, saya sadar kena tempiasnya saja.

Juve ..... Zhang

Perusuh kita kalau lihat komen adalah orang orang baik.... yg ingin rakyat kita makmur.... gak perlu antri beras.... masa zaman sudah modern beras masih antri....mirip mirip zaman jadul.... antri... migor.... antri minyak tanah....Bmasih ingat ???? ... Tiongkok kala miskin pun gak pernah saya lihat ada antrian panjang beli ini beli itu.... gaji pegawai mereka sangat sangat sangat kecil.... naik sepeda ke mana mana.... pake topi dan payung kala musim panas menyengat.... peluh... keringat ...itulah pasukan sepeda kayuh.... badan langsing... walaupun ganteng atau Cantik mirip bintang Film kendaraan sama Sepeda Kayuh.... Jack Ma pun sama pake sepeda kayuh... jadi semua bisa naik sepeda.... kalau gak bisa kebangetan.... makan biasa bareng bareng.... bukan menyendiri.... ini yg bikin jiwa mereka lebih toleransi.... gak mau makan duit rakyat... ada yg gelap hidupnya... baru makan duit rakyat ... ketahuan di dor.... selesai.... Deng Xiao Ping konon biasa kalau dapat laporan sekian ratus orang di dor.... beliau konon gak sedikitpun kaget atau pura pura kasihan.... air muka nya biasa... itu konsekwensi anda ... korupsi... membunuh.... memerkosa.... beliau tahu menuju Kaya Raya ... Makmur bersama harus ada Tumbal.... sesajen Ratusan Ribu di dor.... nampaknya memang legenda Hidup Deng akan tetap di kenang Abadi.... beliau hanya pesan kalau mati.... kremasi .... taburkan abunya di Laut .... selesai Tugas Legenda Besar ini... gak perlu di balsem.... di buat patungnya....cukup di kenang karya nya.... tanpa Deng .. Tiongkok mirip Korut

Rizal Falih

Jika pernah ke Pulau Bangka Belitung pasti tau, kalau ada salah satu landmark yang menjadi kebanggaan masyarakat disana, yaitu Jembatan Emas. Jembatan ini menghubungkan wilayah Ketapang, Kota Pangkalpinang dan  Desa Air Anyir, Kabupaten Bangka. Saya pernah mengunjunginya dalam suatu kesempatan.  Jembatan Emas Bangka menggunakan teknologi bascule, dengan teknologi ini memungkinkan bagian tengah jembatan dapat terangkat sehingga kapal-kapal yang ada di bawah jembatan dapat melintas. Kendaraan yang akan melintasi jembatan akan berhenti sesaat. Menunggu kapal dibawah jembatan yang akan melintas terlebih dahulu. Sambil menunggu, jembatan membuka dan menutup, pengunjung bisa berphoto ria di atas jembatan dengan latar belakang Pantai Air Anyir yang cantik dan menawan. Jembatan yang memiliki panjang 784,5 meter dan lebar 23,2 meter ini mulai dibangun pada tahun 2010  dan diresmikan  oleh Presiden Jokowi serta beroperasi pada tahun 2017. Meskipun bernama Jembatan Emas, bukan berarti ada kandungan emas di kontruksi bangunannya. Kata emas sendiri, berasal dari nama Gubernur Bangka Belitung periode 2007-2012, yaitu Eko Maulana Ali-Syamsudin Basari yang disingkat menjadi Emas. Jembatan Emas Bangka sukses menjadi daya tarik wisatawan. Banyak pengunjung yang datang ke jembatan itu, hanya untuk berphoto sambil menikmati keindahan alam disekitarnya. Mungkin saja Om Biden tertarik menggunakan teknologi bascule ketika membangun kembali jembatan Francis Scott Key yang sudah hancur itu.

Lagarenze 1301

Siang begini, panas terik, haus dan lapar melanda. Humor ala Gus Dur ini mungkin bisa menjadi setitik air. Suatu waktu, penghuni surga dan neraka ingin kangen-kangenan. Mereka pun sepakat membangun jembatan. Masing-masing setengah jalan. Penghuni neraka bergerak cepat. Mulai dari membentuk panitia, melakukan perencanaan, menyusun biaya, pengadaan, hingga membangun jembatan. Tak perlu tender, ini penunjukan langsung. Dalam sepekan, jembatan penghubung surga dan neraka sudah sampai di pertengahan. Tapi, penghuni neraka heran. Jangankan kelihatan jembatan dari surga, kegiatan pembangunan tak terlihat sama sekali. "Woiii, penghuni surga, jembatan kami sudah jadi. Kapan jembatan kalian selesai," teriak mereka. Di seberang, penghuni surga terlihat muram. Mereka pun berteriak, "Woiii, bagaimana kami bisa membangun jembatan ini, kalau panitia proyek, pemborong, pengadaan, pengawas, sampai pengusahanya semua ada di situ."

Johannes Kitono

Kamis- Putih. Pagi ini dapat wa dari Mgr Julio Mencucuni yang now bermukim di Italy. Seolah mengingatkan, Hari Tri Suci yang dimulai pada Hari Kamis Putih. Wa tsb memperlihatkan Tuhan Yesus sedang membasuh kaki kedua belas muridnya. Termasuk Yudas Iskariot yang menjualnya dengan hanya 30 Keping Perak. Adegan lukisan itu bernama The Last Supper yang dilukis oleh Maestro Leonardo Da Vinci ( 1498 ). Atas permintaan Frater Dominikan untuk menghias Ruang makan. Biara Santa Maria Delle di Milan. Lukisan tsb di lelang ( 2017 ) dengan harga USD 450,-juta atau sekitar Rp.6 T. Tentu jomprang banget dengan harga jual Tuhan Yesus yang hanya 30 Keping Perak saja. Yudas Iskariot, kasir yang korup itu akhirnya menyesal dan mati gantung diri. Tentu saja tidak dicover oleh asuransi. Then, Dr Antonius Suwanto kirim wa lagu Latin Ubi Caritas yang syahdu. Dimana ada Amal dan Cinta, disitu Tuhan Berada. Selamat Hari Tri Hari Suci bagi manteman yang merayakannya Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.

Amat K.

"Satire : Gaya bahasa berupa sindiran. Satire berupa ungkapan yang menertawakan, menolak, dan mengkritik sesuatu. Jadi, satire mengandung sindiran sekaligus kritikan, baik itu yang bersifat ironi, sinisme, atau sarkasme.

Jo Neca

Sarkas yang sangat luar biasa dari Bapak Mantan.. Lebar bentangan tengah 366 meter. Lebih lebar dari mulut Pilitisi manapun. Hahaaahaaaa Sarkas Bapak mantan sudah mirip mirip anak asuhnya.Ya para perusuh. Perusuh disway tidak punya kepentingan apa apa. Jadi kalau kritik santai.. Dan mengena. Bukan penjilat. Bukan pula pembenci.

Mirza Mirwan

Hanya sekadar menambahkan. "Dali berbendera Singapura. Belum tentu milik Singapura," tulis Pak DI. Tetapi, ternyata, MV Dali memang "milik" Singapura. Sang pemilik adalah Grace Ocean Pte.Ltd. yang beralamat di Shenton Way. Sedang yang mengoperasikannya adalah Synergy Marine Pte.Ltd. yang beralamat di Kim Seng Road. Sementara raksasa pengapalan MAERSK adalah yang mencarter MV Dali. Tentang jembatan lain yang lebih pendek, maksud Pak DI pasti Jembatan Jalan Hanover (Hanover Street Bridge) yang resminya bernana Vietnam Veteran Memorial Bridge. Tetapi sebenarnya ada "jalan lain" antara Jembatan Francis Scott Key dan Jembatan Jalan Hanover, yaitu terowongan Baltimore Tunnel Throughway. Seperti halnya jembatan yang kolaps di I-695, Baltimore Tunnel Troughway di I-895 ini juga berbayar (toll road). Sedang Hanover Street Bridge yang panjangnya kurang dari 700 m tidak berbayar.

Em Ha

Membaca Jembatan Lagu, kisah kapal menabrak jembatan pas diatas kapal. Bukan kebetulan, sudah ada yang mengatur. Kapal yang saya tumpangi bukan kapal besar bukan pula berbendera Singapura. Hanya ukuran GT40. Tapi isinya sangat bermakna. Beras 24 ton. Hasil gilingan sendiri dari padi yang dipanen menggunakan Combine Harvester. Alat panen itu adalah bantuan Kementrian Pertanian tahun 2017. Waktu itu Amran Sulaiman punggawanya. Tidak ada jembatan di perjalanan Pulau Mendol ke Pelabuhan Buton. Saya tidak kawatir kejadian di Amerika menimpa kapal KM Rizki yang saya tumpangi. Tapi Selatpanjang yang kami lewati penuh dengan Tugboat membawa Tongkang bermuatan kayu. Mudah2an tidak ada berita Kapal bermuatan beras menabrak tongkang kayu.

Lagarenze 1301

Saya langsung teringat kejadian yang mirip di Pontianak. Ketika itu, 30 Agustus 2013, tiang utama Jembatan Kapuas I ditabrak tongkang. Sambungan jembatan di bagian tengah bergeser 10 cm. Untung tidak rubuh. Jembatan sepanjang 420 meter dengan lebar 6 meter itu ditutup. Arus lalu lintas dialihkan ke Jembatan Kapuas II di Kubu Raya. Belum lagi perbaikan selesai, jembatan yang mulai dioperasikan pada Januari 1982 itu, ehh, ditabrak tongkang lagi pada 3 September 2013. Retak makin parah. Beruntung jembatan bisa diperbaiki dan dipergunakan lagi hingga kini. Bebannya akan sedikit berkurang jika Jembatan Kapuas III sudah mulai dioperasikan. Pelabuhan utama di Kalimantan Barat tadinya memang pelabuhan sungai sehingga arus lalu lintas kapal di Sungai Kapuas cukup padat. Sekarang sudah hadir Pelabuhan Kijing di Mempawah, pelabuhan laut yang diresmikan 9 Agustus 2022.*

Ima Lawaru

Alhamdulillah. Hari ini tuntas lahap Disway. Dari edisi awal Februari 2018 sampai 28 Maret 2024. Dalam tempo 1 bulan. Meskipun CHD merupakan tulisan opini, tapi saya lebih percaya apa yang ditulis oleh Abah. Dibandingkan strike news yang kebanyakan membosankan. Apalagi ditambah dengan para komentator yang wawasannya bukan main. Ibaratnya Abah menyajikan ikan dengan bumbu ala kadarnya. Komentator memberikan tambahan bumbu melebihi ekspektasi. Maka membaca komentar dari para perusuh adalah sama pentingnya dengan membaca CHD.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. T: Ada 500 batu bata di atas pesawat, satu jatuh, berapa yang tersisa? J: 499 T: Apa saja tiga langkah sederhana memasukkan gajah ke dalam lemari es? J: Buka kulkas, masukkan gajah, tutup kulkas. T: Apa saja empat langkah sederhana memasukkan jerapah ke dalam lemari es? J: Buka kulkas, keluarkan gajah, masukkan jerapah, tutup kulkas. T: Ini hari ulang tahun singa dan ia mengundang semua hewan di hutan. Semua hewan muncul kecuali satu, hewan apa itu dan mengapa? J: Jerapah, ia ada di dalam lemari es. T: Sally ingin menyeberangi sungai yang dikenal sebagai sarang buaya. Tidak ada jembatan di atasnya. Dia berenang dan tidak digigit seekor buaya pun. Bagaimana bisa? J: Semua buaya sedang berada di pesta singa. T: Sally tetap mati, kenapa? J: Kepalanya kejatuhan batu bata dari pesawat.*

Rihlatul Ulfa

Dulu komentar pilihan banyak rasanya, ada yang benar-benar terlihat memberikan ilmu, ada yang humornya kelewat lucu, ada yang membuat kita berfikir ulang, ada yang membuat kita tahu akan hal baru dan yang dirasa gak penting sekalipun tapi mungkin itu menghibur bagi Pak Dis. Sekarang, sudah dipastikan yang masuk komentar pilihan adalah, Mirza Mirwan, Agus Suryono dan Lagarenze 1301. Mereka adalah 3 komentator dengan 'ranking' teratas, tulisannya akan selalu lebih baik dari tulisan perusuh lainnya, jadi setiap hari bisa dipastikan, 3 orang tersebut akan selalu nangkring di komentar pilihan setiap edisi. Ya apa yang dinginkan Pak Mirza Mirwan akhirnya diwujudkan, Yang terpilih menjadi komntar pilihan tak lebih dari 5 sampai 8 komentar.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda