Sinopsis Buku tentang Tiga Capres 2024 (12)

Mengapa Agum Gumelar, Wiranto dan SBY Pilih Dukung Prabowo?

Dari kiri: Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Menhan Prabowo Subianto di ulang tahun PEPABRI) ke-64 di Wisma Elang Laut, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 12 September 2023. (FOTO: TEM

COWASJP.COMPASCA keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Partai Demokrat (PD) bergerak cepat mencari tempat berlabuh. Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres menjadi tambatan. Iming imingnya sudah deal. PD dapat jatah empat kursi di kabinet jika Prabowo menang di pilpres 2024.

Bocor Alus Politik (BAP) Tempo membahas gerak cepat PD bergabung KIM yang dikomandani Prabowo. Stefanus Pramono, Raymundus Rikang, Husein Abri Dongoran membahasnya dalam Podcast BAP episode ke -20.

Mantan presiden RI dua periode (2004-2009, 2009-2014) Susilo Bambang Yudhoyono jarang tampil di publik. Apalagi membuat statement politik. SBY akan turun gunung jika ada urusan penting, atau kondisi gawat berkaitan politik tanah air, atau menyangkut mati hidupnya Partai Demokrat yang dibidaninya. Publik biasa menyebut SBY turun gunung. 

‘’Apa istilah turun gunung itu sudah tepat?’’ tanya Hussein Abri salah satu wartawan majalah Tempo dalam diskusi tim Bocor Alus Politik (BAP) yang tayang (23/9/2023) 

Kata Stefanus Pramono atau disapa Pram. ‘’Istilah turun gunung bagi SBY itu kurang tepat. Kalau turun gunung itu konotasinya menyepi. Kita selama ini menggunakan istilah keluar kandang,’’ jawab Pram.

SBY, kata Pram, keluar kandang bukan kali ini saja. Belakangan sudah tercatat tiga kali SBY keluar kandang. Saat PD berkonflik dengan Moeldoko, Kepala Staf Presiden (KSP) yang hendak mengambil alih PD. Kedua, ngomong soal potensi pemilu pilpres 2024 yang curang. SBY berjanji akan turun gunung mencegah pemilu benar benar curang. Ketiga, SBY keluar kandang menemui Prabowo di rumahnya Hambalang, Bogor, untuk menjajaki PD bergabung Koalisi Indonesia Maju (KIM), di mana Prabowo menjadi capresnya.

Mengapa SBY harus menemui Prabowo, rekan satu angkatan di Akademi Militer (Akmil) Magelang? Kata Husein, PD keluar dari Koalisi Perubahan akibat Anies Baswedan memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya: ‘’ 

"PD mencari tempat sandaran lain untuk melabuhkan seluruh tubuhnya,’’ ujar Hussein. 

‘’Saat hati sedang capek capeknya,’’ pancing Pram dengan gaya slengekannya.

‘’Hati lagi galau,’’ tambah Rikang seraya tertawa lepas.

‘’Makanya, perlu sandaran,’’ timpal Husein tak mau kalah.

Saat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, ada dua pintu bagi PD. Pintu Ganjar Pranowo dan pintu Prabowo Subianto. Semua komunikasi dilakukan pengurus PD menjajaki dua pintu tadi. Di mana yang paling menguntungkan bagibPD jika bergabung? Pintu ke Ganjar saja ada lima. Artinya ada lima orang atau pejabat PDIP yang diajak komunikasi dengan pengurus PD. 

Dalam penjajakan awal  PD mencoba bergabung PDIP. Bisa nggak PD bergabung PDIP. Isu yang hangat mengemuka perlunya rekonsiliasi antara Megawati-SBY yang sejak 2004 putus komunikasi. Itu terjadi sebelum pilpres 2004. Ketika SBY menjadi Menko Polkam kabinet Presiden Megawati tidak pamit saat maju sebagai capres. Apalagi kemudian pasangan SBY-Yusuf Kalla di Pilpres 2004 mengalahkan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi. 

‘’Sejak itulah hubungan Mega-SBY dingin. Sedingin es,’’  ujar Hussein.

Tapi, di akhir akhir ada omongan  dari Sekjen  PDIP.  ‘’Kalau elu (PD) mau masuk ke gua, kamu harus deklarasi dulu ke PDIP,’’ kata Sekjen PDIP. Itu yang membuat teman teman PD tak nyaman. ‘’Kok begini ya,’’ keluh orang orang PD. Padahal, komunikasi belum sampai ke level atas. 

AHY dan Puan Maharani juga sempat komunikasi. ‘’Siapa yang kirim pesan lebih dulu,’’ tanya Pram.

‘’AHY,’’ jawab Husein tangkas. ‘’Tapi, kabarnya tak berbalas,’’ tambah Husein.

‘’Mungkin slow respon,’’ sela Rikang.

Ada komunikasi last minute menjelang deklarasi PD bergabung Prabowo, lanjut Rikang, PD intensif komunikasi dengan PDIP. Tapi, pengurus PDIP slow respon.  Padahal, PD butuh respon cepat. 

Informasinya, sinyal respon lambat PDIP ditangkap Prabowo. Ini ada komunikasi PDIP –PD yang tidak jalan. 

Maka, Prabowo dan orang orangnya pun masuk. Sat set .. sat set mengontak orang orang kunci PD. 

‘’Kabarnya Ganjar juga sempat kirim WhatsApp ke AHY,’’ sela Pram.

‘’Benar’’ kata Rikang.

Ganjar juga sempat komunikasi dengan AHY. Salah satu pertanyaan Ganjar kepada AHY, lanjut Rikang, adalah apakah sudah ada teman teman PD yang mengontak kubu Prabowo. 

‘’Sudah,’’ sela Hussein.

Cara bacanya, supaya tidak keliru, lanjut Rikang, Ganjar sebagai capres bukan pemimpin koalisi yang bisa mengambil keputusan. Masih ada Megawati Ketua Koalisi PDIP sekaligus sebagai Ketua Umum PDIP. 

Sedangkan Ketua Koalisi Indonesia Maju (KIM) dijabat Prabowo yang sekaligus menjadi capresnya. 

‘‘Prabowo juga pembina Partai Gerinda,’’ sela Pram.

Karena itu, lanjut Rikang, gerakan sat set bisa dimungkinkan di kubu Prabowo karena yang bisa mengambil keputusan penting di KIM adalah Prabowo sendiri. 

Sehari sebelum pertemuan di rumah Prabowo di Hambalang, Prabowo dan PD melakukan pertemuan pendahuluan di Cikeas, rumah SBY. ‘’Prabowo langsung menemui SBY,’’ tambah Husein.

‘’Bagaimana ceritanya Prabowo bisa ketemu SBY di Cikeas?’’ tanya Pram.

Saat pertemuan hari Sabtu (Prabowo-SBY), lanjut Hussein, harusnya Prabowo ke luar negeri. Tapi, karena SBY ada waktu untuk bertemu, maka Prabowo menunda keberangkatannya ke luar negeri. 

Maka, SBY sehari kemudian (Minggu) menemui Prabowo di rumahnya di Hambalang. Sekaligus deklarasi tak resmi bahwa PD bergabung Prabowo. 

Terus dirancang pertemuan Minggu sore dihadiri para purnawirawan jenderal. Termasuk para jendral yang pernah ikut menyidangkan Prabowo di Dewan Kehormatan Perwira (DKP) pasca penculikan mahasiswa 1998. Salah satunya  Agum Gumelar. Kini, Agum menjabat ketua umum Pepabri.

Kali ini kubu Prabowo tahu persis bagaimana memanjakan rekan koalisi barunya. Misalnya, Prabowo menunda kepergian dinas ke luar negeri karena SBY akan berkunjung ke Hambalang. Kedua: ada kunjungan balasan SBY ke rumah Prabowo setelah sehari sebelumnya Prabowo mengunjungi kediaman SBY di Cikeas. 

Rombongan SBY disambut drumband. SBY ditempatkan di posisi paling terhormat. ‘’Bocorannya, dia (Prabowo) juga meminta agar komunikasi dengan SBY dilakukan dirinya langsung,’’ tambah Rikang.

Jadi, Prabowo akan memimpin komunikasi langsung dengan SBY.

‘’Jadi, tidak ada utusan utusan,’’ tanya Pram.

‘’Tidak ada. Komunikasi langsung dengan SBY dilakukan Prabowo sendiri,’’ papar Rikang. ‘’Ini (PD) calon mitra koalisi potensial. Jadi harus gua (Prabowo) pegang langsung,’’  tambahnya.

Ditambahkan Hussein, tak hanya SBY- Prabowo yang melakukan komunikasi dua arah. Orang orang Prabowo dan SBY di tingkat bawahnya juga melakukan komunikasi intensif. Misalnya salah satu pengurus teras PD,  Andi Mallarangeng, mengunjungi rumah Prabowo di Hambalang. 

‘‘Juga tim tim kecil yang dibentuk Prabowo maupun SBY melakukan komunikasi untuk melancarkan bersatunya Prabowo–SBY,’’ papar Hussein.

Menurut Pram, Prabowo sebelumnya juga berperan ikut mengumpulkan para jenderal lewat acara Pepabri (Persatuan Purnawirawan ABRI). Salah satu yang diundang adalah presiden RI dua periode SBY. Karena sudah lama SBY tidak hadir. ‘’Oh.. yang fotonya karaoke (nyanyi bareng)  itu ya,’’ sela Rikang.

‘’Ya. Jadi tanda tanda  koalisi Prabowo dan SBY sudah ada saat itu,’’ jelas Pram.

‘’Prabowo juga baru bertemu Agum Gumelar,’’ timpal Pram.

Kata Husein, benar itu.  Kata Agum, baru kali ini SBY bisa hadir di acara HUT Pepabri. Agum juga mengundang Prabowo. Kata Agum, baru kali ini  SBY hadir di HUT Pepabri. 

Prabowo sendiri, lanjut Agum, baru memastikan bisa hadir di last minutes. Agum tidak tahu apa alasannya, Prabowo memastikan datang di menit menit akhir acara. ‘’Begitu Pak SBY menyatakan hadir, baru Prabowo memastikan hadir. Untuk mencocokkan waktu,’’ ujar seorang sumber.

Melihat para jenderal membuat momentum, kata Hussein, sangat menarik karena bisa mempertemukan SBY-Prabowo. Di saat PD memilih tempat berlabuh  ke capres Ganjar atau capres Prabowo, para purnawirawan jenderal bisa membuat acara yang bisa mempertemukan SBY dan Prabowo. ‘’Ini (acara Pepabri) cantelan atau tempat berseminya koalisi SBY dan Prabowo.’’

Para jenderal yang hadir dalam acara HUT Pepabri, sebagian besar juga hadir saat deklarasi koalisi PD dengan Prabowo di Hambalang, Bogor, rumah Prabowo. Di antaranya, Wiranto, Agum Gumelar yang menjabat Ketua Umum Pepabri.

Kata Hussein, Agum menyatakan dirinya hadir di Hambalang saat deklarasi koalisi SBY-Prabowo karena ditelepon Glen Kahuripan Minggu pagi. Tapi, Agum baru mengabari  kepastian hadir Minggu sore. 

Ini acara internal, makanya dilakukan tertutup. Karena itu ketika Agum sampai di Hambalang kok acaranya ramai terbuka (terpublikasi) Agum mengaku kaget. 

‘’Wouw..,’’  kata Hussein menirukan kekagetan Agum.

Tapi, kata Agum ya tidak masalah. Kan acaranya bagus, adem dan guyub . Yang menarik baik di acara HUT Pepabri dan Hambalang, bahwa Agum dan SBY adalah dua di antara tujuh jenderal yang bergabung dalam Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang ikut menyidangkan Prabowo dalam konteks penghilangan aktivis tahun 1998. Hingga akhirnya Prabowo diberhentikan dari militer dengan pangkat akhir Letnan Jenderal. 

‘’Tolong Pram, Anda ceritakan soal ini (penculikan). Anda kan pernah menulis panjang soal ini,’’ pinta Husein.

Ada tujuh jenderal yang tergabung dalam DKP. Di mana hasil putusan DKP menyatakan Prabowo (saat menjadi Danjen Kopassus) dinyatakan terlibat dalam kasus penculikan aktivis 1998.  Ujungnya Prabowo diberhentikan dari TNI. Di tim DKP ada Agum dan SBY.

Tapi, kalau melihat ke belakang, lanjut Pram, pada tahun 2019 SBY sudah mendukung Prabowo.

Dengan,catatan, lanjut Rikang, itu dilakukan SBY pada menit menit akhir pendaftaran pilpres.

Ditambahkan oleh Pram,  saat itu PD atau SBY dilepeh (dimuntahkan) oleh Gerindra. Lalu PD menjajaki bergabung PDIP. Tapi, kabarnya tidak ada kecocokan. Lalu PD bergabung kembali ke Gerindra menyokong capres Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno. Prabowo akhirnya kalah kali kedua dari Jokowi yang berpasangan dengan KH Mak’ruf Amin.

Artinya, lanjut Pram, tidak hanya aktivis yang sudah banyak ‘’melupakan’’ kasus penculikan aktivis 1998 yang melibatkan Prabowo. Para purnawirawan jenderal  juga sudah banyak yang melupakannya. Gimana ujungnya mereka ikut mendukung capres Prabowo. ‘’Ini karena sudah menyangkut soal kekuasaan, kepentingan. Mereka butuh kekuasaan. Bisa jadi mereka berbalik mendukung orang yang dulunya menjadi ‘’lawan’ politiknya.’’ 

Dalam konteks SBY dan jenderal lain yang mendukung Prabowo, lanjut Rikang, ia melihat ada faktor lain, yakni ada cerita politik di balik semua ini. Misalnya dalam konteks Jenderal Purnawirawan Wiranto dulu pemimpin partai Hanura yang didirikan. Wiranto bahkan sempat mengantar caleg Hanura masuk parlemen beberapa waktu. 

Lalu dalam perjalanannya, Hanura diterpa turbulensi hingga Hanura diambil Oesman Sapta Odang (OSO).  Wiranto tersisih dari Hanura. 

Kita juga tahu OSO ada di kubu Ganjar. Mendukung Ganjar.

Kalau Wiranto merapat ke Ganjar akan bertemu lagi dengan OSO yang pernah berkonflik dengannya di Hanura.  Faktor faktor ini juga jadi penentu pilihan politik para purnawirawan.

Juga Pak Agum. Jangan lupa Taufik Hidayat atlet bulu tangkis nasional yang jadi menantu Agum saat ini menjadi caleg dari Gerindra. Bisa jadi, pertimbangan politik seperti ini yang membuat Agum atau purnawirawan lebih mendukung capres Prabowo.

Ditambahkan Hussein, para purnawirawan jenderal mendukung capres Prabowo karena mereka merasa enjoy. Bisa ngomong langsung dengan capres yang juga ketua Koalisi Indonesia Maju. Dan mereka lebih enak ngobrol. Open table. Mau obrolin apa saja. 

Bagaimana bila ngobrol dengan capres Ganjar Pranowo? Mungkin pesan bisa langsung. Tapi, harus naik satu tingkat lagi untuk sampai ke Megawati sebagai pengambil keputusan tertinggi di PDIP. Sebab, Ketua Koalisi PDIP itu Megawati. ‘’Jadi, pengambil keputusan terakhir Ibu Megawati. Bukan Ganjar. Jadi masalahnya agak kompleks di situ,’’ jelas Husein.

‘’Betul,’’ tandas Pram. Prabowo mungkin belajar dari kesalahan kesalahan sebelumnya, yang membuat Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar) hengkang. Makanya, Prabowo  harus memberi kepastian kepada rekan koalisinya. Bukan buying time seperti kasus mencelatnya Cak Imin ke Koalisi Perubahan . 

‘’Faktor konkret kata beberapa nara sumber, itu yang membuat  parpol mau bergabung Prabowo,’’ jelas Pram.

‘’Betul,’’  tambah Rikang.

Ditambahkan Pram, PD kalau mau bergabung, dan jika kelak Prabowo memenangi pilpres akan mendapat jatah empat kursi menteri. AHY, putera SBY salah satunya akan menjadi Menteri Koordinator (Menko). 

Cuma, dalam partai Koalisi Indonesia Maju ( KIM) yang terdiri dari Gerindra, Partai Golkar, PAN dan belakangan ikut bergabung PD terjadi kebingungan. ‘’Semua dijanjikan jadi menteri. Kok banyak amat,’’ kata mereka seperti ditirukan Pram. 

Golkar, lanjut Hussein, dijanjikan lima menteri. Satu Menko, empat menteri biasa.  

PAN dijatah empat menteri. Satu Menko, tiga menteri teknis. 

‘‘Jadi, lima tambah empat tambah empat sudah 13 menteri. Sisa menteri tinggal 21 menteri dari total 34 menteri,’’ jelas Husein, 

Ditambahkan Rikang, parpol nonparlemen juga dijanjikan dapat jatah menteri 

‘’PBB misalnya, dijanjikan  satu menteri, satu Watimpres. Begitu juga Partai Gelora,’’ jelasnya.

Belum lagi nanti Gerindra, lanjut Pram, yang kemungkinan besar dapat jatah menteri terbanyak karena asal capres Prabowo.

Ditambahkan Hussein, bahkan ada seorang menteri yang masih menjabat di kabinet Jokowi saat ini minta Prabowo, jika menang minta dipertahankan di posisi menteri yang sekarang. 

‘’Ada yang begitu ya,’’ tanya Pram dengan muka kaget.

‘’Ada lah Pram. Tapi, nanti dulu,’’ ujar Hussein dengan tawa khasnya.

‘’Koalisi Prabowo sekarang kan gemuk. Apakah kira kira nanti perolehan suara pilpres (Prabowo) juga sama dengan suara parpol pendukungnya,’’ tanya Pram.

Kata Rikang, belum tentu.  

Pengurus partai menentukan mendukung capres tertentu. Lalu apakah suara konstituen parpol tadi berbanding lurus dengan pengurus partai. Belum tentu.  Namanya partai, bisa jadi satu rumah ada perbedaan pendapat pilihan soal capres. 

‘’Boleh saja parpol resmi mendukung Prabowo. Tapi, belum

tentu loyalis partai atau akar rumput menunjukkan pilihan yang sama dengan capres itu (yang didukung partai),’’ ingat Rikang.

‘’Jadi, tidak ada jaminan koalisi gemuk Prabowo otomatis menang di pilpres?’’ pancing Pram.

‘’Benar. Belum tentu jadi jaminan menang,’’ aku Rikang.

‘’Jadi, meski SBY bergabung koalisi, belum  menjamin Prabowo yang menang ya? tanya Pram.

Menurut Rikang, tergantung bagaimana ‘’turun gunungnya’’ atau keluar kandangnya SBY tadi. Bagaimana SBY dan PD menggarap, menghidupkan akar rumput, menghidupkan para loyalis pemilih SBY yang cukup besar itu untuk mendukung capres pilihan SBY. Yaitu Prabowo Subianto.

PILPRES 2019, DUKUNGAN SBY TAK MEMBUAT PRABOWO MENANG

Ditambahkan Pram, jangan lupa pada pilpres 2019, dukungan SBY tak membuat Prabowo menang. Kabarnya mesin politik PD kurang dipanasi. Selain itu, dalam kampanye akbar penutupan, SBY sempat melontarkan kritikan, tepatnya otokritik, karena Prabowo terlalu memberi ruang kepada kelompok yang tidak dikehendaki SBY. Kritik itu disampaikan terbuka. 

Orang Gerindra kabarnya saat itu kesal dengan sikap SBY. Artinya, bisa jadi partai atau tokoh yang bergabung Prabowo tidak otomatis menambah peluang kemenangan atau kekuatan bagi Prabowo. Bisa jadi sebaliknya: bisa melemahkan.

‘’Ngomong ngomong dukungan para purnawirawan terhadap capres, seberapa penting dukungan purnawirawan untuk Prabowo?’’ tanya Rikang. 

 Husein mengaku sempat ketemu dan ngobrol dengan Agum Gumelar, Ketua Umum Pepabri. Agum menjelaskan, berdasar hasil pembacaan saat ngobrol baik informal maupun formal dalam Musda Pepabri dengan para purnawirawan diketahui, mayoritas personal atau pribadi purnawirawan mendukung capres Prabowo. Selain disemangati jiwa satu korsa. Salah satu capres bekas militer yang bertarung di pilpres 2024 adalah Prabowo. Maka, para purnawirawan menginginkan rekannya calon dari militer menjadi presiden terpilih 2024. Meski secara organisasi Pepabri netral dalam pilpres.

‘’Simpul simpul dari kawan kawan jaringan purnawirawan daerah itu yang menjadi kekuatan untuk mendukung Prabowo,’’ jelas Ikang.

Para purnawirawan, lanjut Husein, juga punya suara kekuatan dan pengaruh di daerah. Punya kaki kaki purnawirawan yang masih cukup kuat di daerah. ‘’Info info intelejen, purnawirawan dapatkan ‘anak buah’ mereka dari daerah,’’  jelas Husein.

Ditambahkan Pram, nama nama yang muncul mendukung Prabowo adalah purnawirawan yang berada di bawah kendali Luhut Binsar Panjaitan. Namanya Tim Bravo  yang dibentuk Luhut tahun 2014, sebagian besar anggotanya sudah merapat ke kubu Prabowo.

Sedangkan Tim Cakra yang sebagian anggotanya yang lebih muda juga bergabung Prabowo. ‘’Ya benar itu,’’ simpul Husein. 

Tapi, kata Pram, masih ada kegamangan Tim Bravo bergabung Prabowo. Mereka ini masih mikir mikir. 

Ditambahkan Husein, informasi di atas benar. 

Seperti omongan Agum Gumelar, Pepabri sebagai organisasi netral dalam pilpres. Tapi, secara pribadi atau personal banyak purnawirawan mendukung capres Prabowo. Begitu juga anggota purnawirawan Bravo secara pribadi banyak yang mendukung Prabowo. Tapi, tim Bravo masih menunggu sikap Luhut. 

***

GM, JOKOWI DAN HILANGNYA BISIKAN HATI YANG SEHAT

MENGENAKAN kemeja hitam digulung sampai siku, dengan rambut tipis hampir memutih semuanya, Goenawan Mohamad -- yang biasa disapa GM atau Mas Goen di kalangan internal terdekatnya, tampil bersahaja di Kompas TV. Dalam Program Rosi yang dipandu pembawa acara kawakan Rosianna Silalahi. 

Pendiri majalah Tempo yang dikenal sebagai pendukung fanatik Presiden Jokowi. mendadak siuman, tersadar, bangun dari tidur panjangnya. Selama sembilan tahun mengamini apa saja yang dilakukan rezim Jokowi. Tapi kemudian berubah menentang. Semua itu gegara keputusan Mahkamah Konstitusi yang memberi karpet merah kepada Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi maju sebagai cawapres di gelanggang pilpres 2024. 

GM sangat terusik, bahkan merasa dibodohi oleh Jokowi, orang yang didukungnya. Tapi, tak sedikit yang mencibir GM. Ke mana saja selama ini kok tidak pernah mengkritik Jokowi yang banyak membuat kebijakan yang merugikan publik. Salah satunya membiarkan pelemahan KPK. 

Dengan UU Revisi KPK membuat komisi anti rasuah itu kehilangan taji. Tidak independen lagi. Wawancara ditayang 2 November 2023. Sampai Januari 2024 sudah ditonton  161.843. 

Berikut nukilan wawancara Rosi dengan Goenawan Susatyo Mohamad atau biasa disapa GM atau Mas Goen. Wawancara berdurasi sekitar 1 jam 3 menit. Kalau ditulis panjangnya bisa 20 halaman folio.

GM: Terima kasih kembali (seraya tersenyum)

Ini suatu sejarah, karena belum pernah seorang GM menerima undangan untuk talk show untuk sebuah televisi.

GM: Iya betul. 

Jadi, kehormatan sekali membujuk seorang GM bisa hadir di program televisi. Mas Goen apa kabar?

GM: Baik. Sedikit tidak baik karena long covid. Tapi, pada dasarnya saya oke.

Sempat terkena covid ya Mas Goen?

GM: Iya kena.

Mas Goen tahun 2023 sudah berusia 82 tahun ya?

GM: 82 tahun.

Masih terlihat sehat?

GM: Alhamdulillah. 

Saya mau tanya dulu aktivitas Mas Goen ngapain aja sekarang. Saya sering lihat ke Bali. Melukis. Sekarang Mas Goen ngapain saja?

GM: Saya saat ini menyiapkan beberapa pameran. Bulan Nopember 2023, pertengahan ini  pameran bersama di Kemayoran, Jakarta. Bersama teman teman, ada Afik Harsono dan Devianto yang jadi master Devi Studio. Akhir Nopember pameran tunggal saya di Rumah Miring di Pondok Indah. Lalu Februari 2024 di Bandung. 

Sibuk dong?

GM: Sangat sibuk. Tapi, masih menulis. 

Saya dengar Mas Goen sekarang juga melukis?

GM: Iya..iya 

Belajar darimana?

GM: Dari dulu saya sebenarnya menggambar. Tapi, tidak mau terus terang karena jelek. 

Benar nggak, saya dengar Mas Goen belajar melukis dari You Tube? 

GM: Saya banyak belajar dari teknik, terakhir ya. Saya membikin bayangan dan coba menjadi pelukis realis. Dan, banyak hal baru di sana kan, dari You Tube banyak dipelajari selain mendengarkan Rosi. 

Mas Goen saya mau klarifikasi. Benar nggak nama Mas Goen dinominasikan sebagai penerima nobel sastra dunia?

GM: Itu saya baca dan saya dengar kok nggak begitu yakin itu akan terjadi.

Kenapa?

GM: Sastra Indonesia itu tidak dikenal di luar negeri. Dan, panitia nobel itu tidak pernah berbahasa Indonesia. Essay orang India banyak menerima nobel. Tagor misalnya. Bahasa bahasa lokal India yang baik tidak pernah mereka baca. Nobel Price itu punya nama besar. Bagi saya tidak penting dapat nobel. Tapi, karya saya dibaca orang di sini.

Saya membaca komentar sastrawan Rusia Leo Tolstoy. Luar biasa karyanya, tapi tidak pernah menjadi pemenang sastra nobel dunia karena jurinya tidak ada yang bisa bahasa Rusia? 

GM: Sekarang jurinya pasti bisa. Beberapa juri seperti, Grotsky itu kan berasal dari Rusia. Bahasa Tulugu atau Bahasa Tagalog. Bagi saya, dicalonkan atau tidak, itu tidak penting. Ada orang yang pingin dicalonkan, tapi menurut saya dellusi-an atau GR yang berlebihan. Sudah jangan berharap seperti itu. Saya pernah masuk sebuah toko buku di New York, Amerika. Ada buku World Poetry. Tebal. Di dalamnya tidak ada satu pun puisi bahasa Indonesia. Yang ada justru puisi Laos, Kamboja. Kenapa? Indonesia, banyak orang mengatakan  wilayahnya tidak dikenal. Meskipun besar sekali. Karena bahasanya (Indonesia)  bukan bahasa bekas (negara) jajahan. Dan kita jajahan negara Belanda yang merupakan negeri kecil. 

Jadi, sebagus apa pun karya yang ditulis sastrawan Indonesia, tidak terbaca masyarakat dunia (dibaca oleh juri nobel). 

Saya selalu ingat kata kata Mas Goen. Penghargaan itu bukan karya akhir seseorang penulis. Tapi teruslah berkarya dan menulis. Itu esensi sejatinya penghargaan seorang sastarawan? 

GM: Iya.

Dibodohi Jokowi sembilan tahun, GM baru siuman. Jadi Mas Goen langsung ramai karena ada tulisan Mas Goen. Saya masuk lebih dulu dengan pesan WA  teman teman. Waktu itu ramai beredar dan kira kira kalimatnya seperti ini: Dulu memilih Jokowi  dan bekerja agar dia menang. Tapi, kini saya merasa dibodohi dan seterusnya dan seterusnya. 

Tadinya saya hanya pasif melukis, menulis  atau golput, tapi yang dipertaruhkan pilpres 2024 begitu besar nilai kebajikan dan lain lain. 

Tapi, Mas Goen juga menulis itu bukan tulisan Mas Goen. Saya mau klarifikasi sebenarnya surat ini esensi pesan Mas Goen?

GM: Iya itu kata kata saya. Ditulis oleh teman lain dan dikirim tapi tidak lengkap. Lalu saya tulis lagi yang lebih tersiar dan lebih panjang. 

Jadi secara esensi ini sungguh sungguh berasal dari seorang Goenawan Mohamad?

GM: Benar. 

Apa yang membuat Mas Goen merasa bahwa sekarang saya merasa dibodohi?

GM: Iya. Banyak. Sebenarnya teman lain lebih banyak lagi (dibodohi). Terakhir adalah mengenai etika, apa ya.. saya sangat gembira ketika Pak Jokowi tidak mencalonkan dirinya di periode ketiga. Itu yang juga dipilih George Washington (Presiden Amerika) dan namanya harum. Dan sistem politik di Amerika terawat. Tapi, Pak Jokowi menghendaki dan yang dilakukan sekarang membawa Gibran (anak sulung)  ke Wakil Presiden adalah bagian desain untuk memperpanjang kekuasaannya. Saya tidak pernah mengatakan, bahwa itu adalah dinasti. Tidak. Saya tidak berpendapat seperti itu. Tapi, saya berpendapat dia (Jokowi) memperpanjang  masa jabatannya dengan by proxy. Jadi, yang jadi presiden Prabowo dan di situ ada Gibran yang dia (Jokowi) kendalikan. Nah, kemudian programnya adalah pertanggungjawaban institusinya gimana?  Lagi pula sebagus bagusnya seorang presiden tentu ada pekerjaan yang tidak selesai. Dan, itu biarkan orang lain yang mengerjakan. Karena kita ini kan terbatas dan kadang kadang yang melanjutkan itu lebih baik.

bahar1.jpgPuan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono. (FOTO: liputan6.com)

Pengalaman saya. Saya kan pendiri majalah Tempo. Sekarang sudah pensiun. Bahkan sudah lama pensiun. Kan saat Tempo dibredel di jaman Soeharto (1994) saya kan bukan lagi Pimred majalah Tempo. Saya sudah mundur. Karena saya sudah lama menyiapkan untuk mundur. Supaya datang yang baru. Dan, ternyata memang benar ketika ada disruption, teknologi generasi baru mulai Bambang Harimurti sampai sekarang  jauh lebih bagus dari saya. Kalau sekarang saya memimpin (majalah Tempo) saya tidak sanggup.

Kenapa regenerasi kepemimpinan Jokowi yang diturunkan kepada Gibran tidak diapresiasi Mas Goen?

GM: Karena tidak dari bawah. Kan bagusnya Jokowi dari bawah. Dilatih dulu di dalam pengalaman yang luas. Seandainya Gibran mula mula masuk jadi  gubernur, jadi menteri, jadi pimpinan wilayah lebih luas, lalu diuji pertarungan konflik politik dan lulus. Itu akan lebih bagus.

Tapi, keras kata kata Mas Goen. Dan kini merasa dibodohi?

GM: Iya..Keras tidak itu relatif. Tapi, saya merasa kecewa dan saya agak sedih. 

Mungkin  lebih masif dari yang di dalam. Melihat apa yang dilakukan Jokowi yang Anda dukung dulu?

GM: Iya. Karena saya ingin Indonesia ini punya tauladan dari semua presiden yang ada, agar presiden yang turun itu dikenang dengan baik. Kita melihat Bung Karno tidak dikenang dengan baik oleh pendukungnya. Apalagi Suharto. Sebetulnya Gus Dur juga. Tapi, dia terlalu pendek (bekuasa). Juga Habibie, Megawati. Tapi, yang berprestasi Jokowi  dan punya moral, kelebihan moral dengan rela melihat kekuasaan bukan milik dia itu merupakan contoh, tauladan moral yang bagus bagi sejarah kepemimpinan di Indonesia. 

Mas Goen menulis dan kritik Mas Goen sangat keras sekali merasa dibodohi, dan banyak sekali cuitan cuitan  Mas Goen yang kemudian terbaca sebagai kemarahan. Banyak yang mencibir kok baru sekarang (setelah sembilan tahun kekuasaan Jokowi berjalan). Ke mana aja?

Kawal Jokowi, GM dkk ‘Pesta Musik’ Tujuh Hari, Tujuh Malam. 

GM: Oh..ya. Ya..orang yang bertobat kan tidak salah. Kalau dulu salah kemudian berubah kan tidak bisa dikatakan Anda salah! Anda terlambat! Kan begitu. Tapi, tidak bisa dikatakan Anda bohong. Kan sebetulnya saya ingat ketika Presiden Jokowi dipilih dan Prabowo tidak mau menerima (baca: kekalahan) lalu ada massa dan harus menghitung kembali suara. Di tempat saya (Komunitas Salihara) selama tujuh hari, tujuh malam para musisi, seniman mengadakan komedian, performance, melukis  dan sebagainya, termasuk Abdi (Slank) yang dekat sekali dengan Pak Jokowi. Waktu itu Abdi mengambil gitar di depan Pak Jokowi yang ikut hadir. Saya duduk di sebelahnya malahan. Abdi mengatakan dan menyanyikan lagi We Are You Mr Presiden. Dia menegaskan dia pernah melakukan seperti di jaman Soeharto. Dan, dia akan  melakukan itu lagi jika Jokowi menyeleweng. Jadi, Abdi pun yang begitu setia sama Jokowi sudah antisipasi bahwa seorang pemimpin bisa salah, bisa keliru dan mesti ditegur. Terus saya tanyakan We Are You Mr Presiden. Saya juga bukan orang yang satu satunya dan saya cerita sedikit Beethoven di tahun 1802 itu membikin satu symponi dari sebuah desa memuja Napoleon. Dan kagum sekali meski dia (Ludwig Beethowen) seorang Austria-Jerman kagum dengan ide ide revolusioner Perancis yang sedang bergelombang. Napoleon adalah seorang perwira revolusi Perancis dan menjadi konsul pertama pemerintah Revolusi Perancis. 

Baginya, Napoleon adalah pembebas karena revolusi Perancis memberi inspirasi kepada negeri negeri yang masih monarkhi dan absolut akan menjadi demokrasi. Lalu dia menulis symponi yang disebut Symponi Bonaparte. Dua tahun kemudian sekitar 1804 dia diberi tahu bahwa Napoleon mengangkat dirinya sebagai maharaja. Beethoven marah sekali. Dia coret naskahnya Bonaparte. Dia kecewa. 

Dalam sejarah kekecewaan sering terjadi dan apakah dengan demikian kita harus menuntut mengapa dulu kamu kok mengagumi Napoleon. Yang penting mengapa dia sekarang tidak memuja Napoleon. 

Apakah alarm atau daya kritis itu terbutakan melihat kepemimpinan seseorang Jokowi karena Mas Goen sendiri pendiri majalah Tempo. Tempo pada 2014 juga memiliki cover yang mendukung Jokowi. 

Tetapi kemudian Tempo menjadi sangat kritis. Mas Goen sendiri tetap mendukung Jokowi. Apakah Mas Goen ingin mengakui bahwa Mas Goen telah membabi buta mendukung Presiden Jokowi atau memberi cek kosong?

GM: Ah..saya  tidak pernah memberi cek kosong. Cek kosong maksudnya blank cheque. Kalau cek kosong nggak ada isinya. Blank cheque bisa diisi apa saja. Saya tahu bahwa pengalaman ya, power corrupt, kekuasaan itu mudah sekali menggerogoti jiwa seseorang. Dan, itu selalu harus ada cadangan. Jangan all out tapi. Saya memang tidak mau memaki maki begitu saja. Setiap tindakan  dan melupakan apa yang sudah dilakukan Jokowi. 

Ada satu pesan dari seorang TKI Taiwan baru baru ini saya baca: dia mengatakan, ‘saya menganggap Pak Jokowi baik dan berjasa tapi, saya tidak mau kalau disuruh dia untuk memilih Prabowo’. Bagi saya itu mengharukan. Karena itu semacam pendidikan politik bagi kita kita ini  yang intelektual. Yang menganggap harus ada all out, hitam atau putih. 

Nanti saya akan ceritakan soal ini, tapi hendaknya kita juga jangan mengabaikan jasa seseorang. Anda tahu saya melawan Soeharto. Tapi saya juga tidak melupakan bahwa Soeharto yang  bikin keluarga berencana sehingga kita dapat bonus demografi. Soeharto juga yang bisa membikin kita bisa berkomunikasi HP dengan satelit.(BERSAMBUNG)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda