Dokter Palsu Ini Akhirnya Ditangkap

Dokter gadungan Elwizan Aminudin. Sembilan tim/klub sepakbola jadi korbannya. Timnas U16, Timnas U19, terakhir PSS Sleman. (FOTO: krjogja.com)

COWASJP.COMDokter gadungan, Elwizan Aminudin, ditangkap polisi. Ia sudah delapan tahun jadi ‘dokter’ di sembilan tim bola Indonesia, termasuk Timnas U16 dan U19, terakhir PSS Sleman. Polisi mengungkap, Elwizan semula kenek bus di Tangerang. Penipunya lihai, atau kecerobohan tim bola?

***

MOTIF Elwizan, kata polisi, adalah memburu gaji tinggi. Terakhir ia digaji Rp 25 juta per bulan di PSS Sleman. Dibanding saat ia jadi kenek bus, yang bayarannya tidak tentu.

Kapolresta Sleman, Kombes Yuswanto Ardi, dalam rilis resmi menjelaskan, Elwizan ditangkap polisi di Cibodas, Tangerang, Selasa, 30 Januari 2024. Setelah dua tahun lebih jadi buron.

Selain lihai menipu sembilan tim bola Indonesia, ternyata Elwizan juga jago ngumpet. Ia gonta-ganti identitas dan berpindah-pindah kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Setelah dua tahun buron, ia balik lagi ke kota asalnya, Tangerang.

Berdasarkan rilis Mapolresta Sleman, Elwizan mengaku telah bekerja sebagai dokter untuk setidaknya sembilan tim dalam rentang waktu 2013 hingga 2021. Diawali dari Persita Tangerang.

Sembilan tim tersebut antara lain, Persita Tangerang, Barito Putera, Timnas Indonesia U-16 dan U-19, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, Kalteng Putra, terakhir ia dokter PSS Sleman. Bergaji Rp 25 juta per bulan.

Belum diungkap polisi, bagaimana awal Elwizan bisa jadi ‘dokter’ di Persita Tangerang , 2013. Bermula dari situlah ia kemudian dijadikan dokter di tim-tim bola kenamaan Indonesia. Terakhir di PSS Sleman. Nah, di PSS Sleman inilah yang proses perekrutannya diungkap polisi, begini:

Februari 2020 PSS Sleman mencari dokter untuk tim bola itu. Setelah mendapat masukan dari berbagai pihak, pengelola PSS Sleman menghubungi Elwizan. Karena tertarik pada profil Elwizan sudah malang-melintang jadi dokter tim bola, bahkan di Timnas.

Elwizan ditawari begitu, ya, oke saja. Ia lalu mengirimkan soft copy ijazah dokter. Lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Syah Kuala, Banda Aceh. Di situ tertera, Elwizan kelahiran Bireun, Aceh, 25 April 1982 (cocok dengan data di KTP Elwizan).

Lalu Elwizan diundang datang ke klub, langsung teken kontrak sebagai dokter tim PSS Sleman.

Selama bertugas, Elwizan tampak meyakinkan. Penampilannya gagah. Rambut selalu tercukur rapi, dengan cambang tipis di pipi. Kira-kira pantas sebagai sosok dokter, bukan tampang kenek bus. Cara bicaranya pun meyakinkan. 

Setidaknya ada tiga kasus kesehatan pebola bermasalah yang ditangani Elwizan.

Pertama, kiper andalan Timnas Indonesia, Ernando Ari. Ia cedera bahu kiri atau dislokasi bahu, dan kerap kambuh. Tim pelatih Timnas kemudian menyuruhnya operasi terhadap cedera tersebut.

Namun, Elwizan menyatakan, bahwa itu tidak perlu dioperasi. Itu cuma cedera ringan. Problem itu, menurut Elwizan, terletak pada mental Ernando Ari yang menurun. Solusinya, Ernando disuruh istirahat yang cukup. Setidaknya enam bulan istirahat main.

Ernando Ari via  channel YouTube Vivagoal, mengungkapkan: "Saya itu kan kenanya (cederanya) sudah lama, sebelum di Thailand (Piala AFF). Pas di Thailand saya kambuh. Itu seminggu tiga kali lepas tangan saya, dan dia (Elwizan) hanya bilang, bahwa itu cuma mentalmu aja dek yang perlu dibagusin." 

Ernando sempat diistirahatkan. Tapi ternyata cederanya belum pulih juga.

Kasus ke dua, striker Timnas U-22 Indonesia, Saddam Emiruddin Gafar. Ia mengalami cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) pada lutut kiri, ketika pertandingan Liga 1 musim 2021/2022.

Saat itu Saddam ditangani Elwizan, menyatakan, bahwa cedera itu disebabkan stres (tekanan berat) pada lutut. Elwizan menginstruksikan Saddam istirahat bermain selama delapan bulan.

Ternyata, setelah istirahat dan Saddam main lagi, cederanya belum sembuh. Untung, kemudian ia ditangani dokter lain, dan sembuh. Menurut dokter (beneran) yang menangani Saddam, cedera itu nyaris terlambat ditangani. Seumpama terlambat, bukan saja Saddam tak bisa main bola, melainkan bisa lumpuh.

Kasus ke tiga, pebola junior PSS Sleman, Rizza Fadillah, mengalami cedera ligamen. Diagnosa Elwizan, itu cedera ligamen ACL (Anterior Cruciate Ligament). Atau cedera lutut, mirip kasus Saddam.

Solusinya, Elwizan kemudian merancang program latihan khusus yang berkolaborasi dengan pelatih fisik untuk proses pemulihan cedera Rizza itu. Hasilnya, lutut Rizza tambah sakit, dan ditangani dokter lain sampai sembuh.

Kendati, PSS Sleman belum curiga pada Elwizan. Dikira, dokter salah diagnosis adalah hal biasa. Apalagi, di tiga kasus itu cuma Rizza yang dari PSS Sleman. Waktu itu pihak PSS Sleman belum tahu ada dua kasus lain di tim lain.

30 November 2021 muncul cuitan di Twitter (kini X). Dari pemilik akun @iqbalamin89, Bahwa nama Elwizan Aminudin tidak terdaftar di  Kolegium Kedokteran Indonesia (KKI). Diduga keras, tulis akun tersebut, Elwizan dokter gadungan.

Isi cuitannya begini: "Another Fraudster, kali ini korbannya @PSSleman, konon ybs sempat jadi Dokter Timnas. Buat instansi yg mau ngerekrut dokter, lain kali cek n ricek ke situs Cek dokter di @kkigoid http://kki.go.id."

Ternyata pemilik akun itu adalah Iqbal Amin, dokter ahli radiologi.

Cuitan itu terbaca pihak PSS Sleman. Tapi, Elwizan juga tahu cuitan itu. Maka, 1 Desember 2021 Elwizan minta izin cuti ke PSS Sleman, alasan menjaga ibunda yang sakit di Palembang, Sumatera Barat. Diizinkan. 

Seketika itu juga pihak PSS Sleman berkirim surat ke Universitas Syah Kuala, minta konfirmasi kebenaran ijazah Elwizan. Segera dijawab: “Tidak ada nama Elwizan Aminudin sebagai lulusan Fakultas kedpokteran, Universitas Syiah Kuala.”

3 Desember 2021 PSS Sleman melaporkan Elwizan ke Mapolresta Sleman. Tapi, Elwizan sudah tak pernah kembali ke klub lagi, ia kabur. Polisi menyatakan status Elwizan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buron.

Polisi memburu Elwizan ke berbagai wilayah. Sempat terendus polisi di Sumatera Barat. Tapi ternyata Elwizan sudah pindah ke Depok, Jabar. Dilacak ke Depok, si buron sudah pindah lagi ke kota lain.

Kemudian, Polresta Sleman mengumumkan buron Elwizan melalui akun media sosial resmi. Itu mendapat tanggapan warganet, memberitahu polisi bahwa Elwizan saat itu ada di Cibodas, Tangerang. Lengkap dengan petunjuk alamat.

Tim polisi menyelidik info tersebut. Ternyata benar. Selasa, 30 januari 2024 Elwizan ditangkap di sana.

Lantas, bagaimana Elwizan bisa punya ijazah dokter? Polisi mengungkap, berdasar pengakuan tersangka Elwizan, ternyata sangat sederhana. Ia mengunduh ijazah milik seseorang, lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, via internet. Kemudian nama pemilik ijazah itu diubah Elwizan jadi namanya, juga mengganti foto dengan fotonya. Selesai. 

Selama ini ia menggunakan soft copy ijazah itu, sehingga bisa bekerja di sembilan club bola. Tanpa ijazah hard copy yang asli.

Lalu, bagaimana Elwizan bisa membuat diagnosis, walau sebagian bermasalah?

Kombes Yuswanto Ardi: “Berdasar pengakuan tersangka, ia selalu mencari jawaban problem medis melalui Google. Itu yang diterapkan ke pemain bola.”

Di era digital kini, banyak orang percaya pada soft copy dokumen. Juga bisa bertanya berbagai pengetahuan melalui Google Search. Diduga, inilah kunci tipuan Elwizan. (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda