Tetangga N

Yoseb bersama istrinya, Nuri, dan anak-anaknya saat masih bekerja di Jawa Pos. (FOTO: Dokumentasi Keluarga - DISWAY)

COWASJP.COMDUA BABI dan satu Yoseb membuat media yang saya pimpin bermasalah. Anda sudah tahu nama media di zaman itu: Jawa Pos. 

Satu Yoseb itu meninggal dunia dua hari lalu. Ia generasi pertama copy editor Jawa Pos. Tulisan ini mewakili saya yang tidak bisa melayat mantan anak buah –lantaran lagi di Jakarta.

Seperti apa sepotong kisah Yoseb bisa Anda ikuti dari tulisan keluarga Disway, Joko Intarto (JTO) berikut ini: 

*

Ingatan saya mendadak terbang ke masa lalu: 33 tahun yang lalu. Hari itu, kantor pusat Jawa Pos di Jl Karah Agung dikepung massa dari berbagai organisasi Islam. 

Padahal hari masih pagi. Sekitar pukul 09:00. Tapi ribuan demonstran sudah berkumpul di sepanjang jalan. Mereka tidak bisa masuk ke halaman karena pagar dikunci dan dijaga ratusan polisi.

Meski jarak mereka sekitar 100 meter dari gedung utama, suara para demonstran yang bergema melalui "toa" itu berhasil membangunkan saya yang baru terlelap tiga jam.

Malam itu saya memang tidur di kantor. Hampir setiap malam saya tidak pulang ke kos-kosan, walau hanya 400 meter dari kantor. 

Tempat tidur di kantor lebih nyaman –di arena lesehan. Ber-AC. Bersih dan sarung bantalnya diganti setiap hari.

Kamar mandinya juga wangi. Jauhlah dibandingkan kos-kosan untuk karyawan baru yang gajinya hanya Rp 200 ribu per bulan.

"Kantor didemo. JTO bisa panggil Yoseb?" tanya Satpam.

"Yoseb? Siapa? Saya belum kenal," jawab saya sambil mengucek-ucek mata yang masih belekan.

"Yoseb copy editor," kata Satpam.

Saya menggelengkan kepala. 

Saya benar-benar belum kenal nama Yoseb. Lagi pula saya wartawan yang baru bekerja dua minggu. Saya baru kenal redaktur rubrik. Belum kenal copy editor.

"Yuli Setyo Budi. Yoseb. Kodenya JOS!" jelas Satpam.

"Urusan apa pendemo itu dengan Yoseb?" tanya saya.

Rupanya kehebohan besar itu berawal dari salah ketik di dalam salah satu artikel. Harusnya huruf "N" yang di-klik. Ternyata keliru huruf "B". Dua tombol huruf itu memang bersebelahan di keyboard komputer.  

Tahun 1991, artikel dan berita dari luar kota dikirim melalui mesin faksimile. Naskah tersebut kemudian diketik ulang oleh copy editor. Teknologi internet baru dikenal 4 tahun kemudian.

Karena bertepatan dengan hari besar Islam Maulid Nabi, Jawa Pos menurunkan artikel bertema keteladanan Rasulullah. Yuli Setyo Budi selaku copy editor yang kebagian tugas.

Di Jawa Pos, nama Yuli Setyo Budi itu dianggap terlalu panjang. Awak redaksi lalu memanggilnya dengan sebutan Yoseb (diucapkan Yosep): Singkatan prokem Yuli Setyo Budi. Konon karena ada karyawan lain Bernama Yuli, Setyo, dan Budi. Nama Yoseb ini tiada duanya.

Celaka 14. Yoseb salah ketik. Maksud hati akan menulis "Nabi". Huruf "N" salah tutul dengan huruf "B". Hasilnya berabe. Wajar kalau ada pembaca yang terbakar emosinya.

Apalagi muncul informasi sesat: Kode JOS di bagian akhir tulisan itu singkatan dari "Yosep". Padahal "Yoseb" itu berasal dari "Yuli Setyo Budi". Bukan "Yosep" yang lain.

Entah bagaimana model komunikasi warga waktu itu. Internet belum dikenal. Telepon selular belum ada. Apalagi media sosial dan aplikasi chat masih jauh.

Dalam tempo tidak sampai lima jam sejak koran Jawa Pos beredar, gelombang demonstrasi sudah begitu besarnya. Konon karena berbarengan dengan banyaknya acara pengajian.

Meski tetap tidak kenal Yoseb, saya turuti permintaan Satpam. Segera saya starter sepeda motor untuk menjemput JOS di rumahnya, di kawasan Banyu Urip, Surabaya Barat.

Baru sampai pagar depan kantor, perjalanan saya terhenti. Demonstran mengira sayalah JOS yang menyamar hendak melarikan diri. Untung polisi bisa meredam emosi mereka.

Menjelang tengah hari, saya dan Yoseb sampai di kantor Jawa Pos lagi. Dalam tempo tiga jam, jumlah massa sudah semakin banyak. Kali ini sudah ada yang membentangkan spanduk: "Tutup Jawa Pos!" 

Beberapa menit kemudian, Dahlan Iskan datang. Beberapa perwakilan demonstran diundang masuk ke kantor pusat. Jawa Pos diwakili Dahlan dan Yoseb. 

Saya diberi tugas meliput demonstrasi itu. Yakni untuk menulis hak jawab para demonstran. Satpam diperintahkan memborong sebanyak mungkin nasi bungkus dari warung di sepanjang Jl Karah Agung untuk ribuan orang yang berdemo di depan kantor.

Menjelang Asar, tercapailah perdamaian. Saya kebagian tugas menuliskan beritanya dari dua sisi: Suara demonstran dan Yoseb.

Kamis tadi malam, di lini masa WhatsApp group pensiunan "Jawa Pos" Cowas, muncul permintaan doa untuk Yoseb yang dalam kondisi kritis di RS Islam, Surabaya. Pagi tadi muncul berita duka: Yoseb telah berpulang untuk selama-lamanya. 

Inalillahi waina ilaihi rojiun. Selamat jalan sobatku. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosamu dan melipatgandakan amal baikmu.

Meski saya hanya bekerja dua tahun di kantor Jawa Pos Surabaya, nama Yoseb tidak akan pernah hilang dari ingatan saya.

Selama saya masih bisa mengetik, selama itu pula saya akan teringat namanya: Karena tombol "N" dan "B" tetap bertetangga.

*

Yoseb belum pensiun ketika saya menjadi sesuatu di luar Jawa Pos. Hubungan saya dengan Yoseb pun terputus. Tapi saya tidak akan lupa: Yoseb adalah ''dokter bahasa'' angkatan pertama di Jawa Pos. 

Sebelum ada ''dokter bahasa'' tulisan di Jawa Pos penuh dengan kekacauan kaidah bahasa. Pengetahuan wartawan tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar ternyata sangat parah. Maka kami rekrut ahli bahasa. Lulusan Unesa. Sekaligus lima orang. 

Lima orang itu kewalahan. Kesalahan bahasa begitu merata. Direkrut lagi ahli bahasa angkatan kedua. Seminggu sekali wartawan dan redaktur wajib sekolah bahasa. Pengajarnya para copy editor.

Saya pernah ngambek ke copy editor. Tulisan saya memang menjadi benar –secara bahasa. Tapi juga menjadi hambar.

"Tulisan saya menjadi seperti teks telegram," kata saya. Telegram, Anda sudah tidak tahu. Saya pun malas menjelaskan pada Anda apa itu telegram –khawatir Anda menertawakan teknologi komunikasi masa lalu.

Yoseb dan copy editor lainnya sangat berjasa membawa Jawa Pos ke level tinggi dalam berbahasa Indonesia.

Saya telepon Hajjah Nuri, istri Yoseb tadi malam. Ternyata waktu saya mulai ngurusi setrum, Yoseb terkena stroke. Tekanan darahnya tinggi. Tidak sampai fatal. Setelah pensiun Yoseb bergabung ke harian Memorandum. Ia mengasuh rubrik ''Sejuta persoalan rumah tangga''.

Kondisi badannya menurun tapi tetap masuk kantor di Memorandum. Pun di masa Covid-19.

Begitu terkena Covid, Yoseb masuk rumah sakit. Diperiksa. menyeluruh. Dari hasil pemeriksaan Covid itulah Nuri tahu kalau suaminyi ternyata gagal ginjal. Harus cuci darah. Seminggu sekali.

Setelah dua tahun cuci darah Yoseb tahu ada fasilitas baru cuci darah: CAPD. Cuci darahnya bisa dilakukan sendiri di rumah.

Ada beberapa prosedur untuk bisa CAPD. Istri dan anak Yoseb harus kursus CAPD. Selama satu bulan. Yoseb ikut kursus. Selama bisa Yoseb akan melakukannya sendiri.

Setelah mereka lulus dari kursus CAPD barulah bagian kiri perut Yoseb dilubangi. Dipasangi selang. Yakni untuk memasukkan cairan ''pencuci'' darah: 2000ml. Dua liter.

Cairan pencuci itu dimasukkan selang. Seperti infus. Lalu cairan warna kuning keluar lewat selang di perut ini. Jumlah cairan yang keluar harus di atas 2000ml. 

Yoseb melakukan sendiri cuci darahnya: empat kali sehari. Masing-masing sekitar 30 menit.

Pekan lalu ketika lagi bersama istri dan anak sulung duduk-dusuk di ruang tamu, Yoseb mengeluh. Sesak. Lemas. Terkulai.

Itu jam 08.00 tanggal 23 Januari lalu. Nuri dan si sulung menggotongnya ke rumah sakit. Anak keduanya sudah menikah dan tinggal di kota lain.

Rumah sakit terdekat tidak punya fasilitas cuci darah. Padahal jadwal cuci darah jam 09.00 sudah lewat beberapa jam. Malam itu Yoseb dipindah ke RSUD Sidoarjo. Masuk ICU. Racun dalam darahnya sudah meracuni otak.

Tiga hari kemudian Yoseb meninggal. Memuliakan Nabi Muhammad ternyata harus hati-hati. Tidak perlu menyalahkan pencipta keyboard mengapa menempatkan huruf N di sebelah huruf B. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 27 Januari 2024: Extra Fast

Rizal Falih

Pernah nanya sama tukang ojek online. Pengguna motor listrik. Bagaimana kalau sedang ngojek, tapi baterainya mau habis. Ternyata mudah caranya, tinggal ditukar saja baterainya di pool atau shelternya. Proses penukaran baterai di lakukan melalui aplikasi. Dari aplikasi bisa dihat petanya dimana saja lokasi penukaran atau pengecasan. Juga alamat lengkap, jam operasional juga ketersediaan baterai. Tentu motor listriknya harus kompatibel dan sudah kerja sama dengan penyedia jasa penggantian baterai. Dengan adanya pool-pool penyedia jasa penukaran baterai, tentu memudahkan bagi driver ojek online yang menngunakan motor listrik.

Ahmad Zuhri

Saya tau rest area yg disebutkan Abah tadi, karena suka foto dan ngecek aja ada fasilitas charging mobil listrik nya ga.. Sementara hanya bisa membayangkan dan gitu aja hihihi..

Lagarenze 1301

Tadinya saya mau beli Mercy EQS yang Rp 3 miliar itu. Tapi, nggak jadi, karena Pak Dis "hanya" pakai Ioniq 5. Jangan sampai saya dapat sebutan "tidak beretika". Dengan duit Rp 3 miliar tadi, akhirnya saya beli Ioniq 5 juga, dapatnya empat biji. Lalu saya bagi-bagi. Satu untuk saya, tiga lainnya untuk @Leong Putu, @Muliyanto Krista, dan @Udin Salemo. Bagaimana perusuh lain? Tunggu saya berandai-andai lagi. :)

Lagarenze 1301

HYUNDAI IONIQ. Hyundai Ioniq 5 milik Pak Dis pasti yang tipe Long Range 72,6 kWh dengan jarak tempuh sampai 480 km. Yang Standard Range 58 kWh hanya 350 km. Pengamat otomotif Fitra Eri pernah memakai Ioniq 5 Standard Range sampai benar-benar berhenti setelah listriknya habis. Jarak tempuhnya bisa sampai 380 km. Kalau mau yang lebih jauh jarak tempuhnya, sudah ada Ioniq 6 (77,4 kWh) yang bisa sampai 519 km. Harganya? Hmm... Rp 1,1 miliar. Jauh lebih mahal dari Ioniq 5 Pak Dis yang sekitar Rp 780 juta. WULING BINGUO. Yang sekarang digandrungi emak-emak dan bikin suami pusing karena harus nambah mobil (tapi tidak bisa nambah yang lain) adalah Wuling Binguo EV. Binguo EV Long Range 31,9 kWh mampu menempuh jarak 333 km, sedangkan yang Premium Range 37,9 kWh jarak tempuhnya 410 km. Fitra Eri pernah memakai Binguo EV yang Premium Range sampai listriknya benar-benar habis dengan pemakaian sehari-hari (bukan jalan tol), jarak tempuhnya sekitar 390 km. Berapa harga Binguo? Sekitar Rp 320 juta dan Rp 370 juta setelah potong subsidi TKDN 40 persen. BYD SEAL. Kalau mau yang lebih jauh lagi jarak tempuhnya, tunggu BYD Seal yang akan diluncurkan sebentar lagi di IIMS 2024. Jarak tempuhnya 650 km. MERCEDES BENZ EQS. Dari semua mobil listrik yang dipasarkan di Indonesia, belum ada yang mengalahkan Mercedes Benz EQS yang jarak tempuhnya 770 km. Perlu sedikit lagi untuk Jakarta-Surabaya tanpa ngecas. Tapi, ehm, harganya di atas Rp 3 miliar.*

djokoLodang

--o-- Seorang guru agama yang baru saja lulus pendidikan sebagai guru, sering diganggu anak-anak kecil di kampungnya. Di antara anak-anak itu, ada seorang ABG yang nakal. Saat guru tersebut berjalan, diikutinya dari belakang. Kadang meludahi bajunya. Sering pula melemparinya dengan lumpur --kalau tidak bisa mendekat. Guru itu tidak pernah menoleh ke belakang untuk menegur mereka. Pada suatu hari, seorang penjahat yang sedang melarikan diri dari kota, datang ke kampung itu. Sebenarnya dia adalah saudara kembar guru itu. Yang sudah lama pergi meninggalkan kampungnya. Nah, saat dia berjalan di dekat anak-anak itu bermain, si ABG nakal langsung mengikuti dari belakang. Mula-mula dia melemparinya dengan lumpur. Merasa mendapat angin, diludahinya dari dekat. Kali ini, dia terkejut, Orang yang diludahinya itu langsung menoleh. Dicengkeramnya si ABG, dihajarnya habis-habisan sampai babak belur. Si penjahat langsung kabur lagi. Siapa yang salah? Sang guru baru itu kah? Saudara kembarnya? Atau, si ABG yang usil? --0--

Mirza Mirwan

Kemarin petang Pengadilan Dunia, International Court of Justice (ICJ) di The Hague (Den Haag), membuat keputusan atas gugatan Afrika Selatan terhadap Israel terkait aksi genosida di Jalur Gaza. Seperti dugaan saya, keputusan ICJ tak akan terlalu menggigit. Karena lebih dari 65% panel hakim ICJ yang 15 orang adalah wakil dari negara-negara yang 'dekat' dengan Israel. Termasuk di dalamnya sang presiden ICJ, Joan E. Donoghue, yang dari Amerika Serikat. Keputusan ICJ kemarin itu hanya "memerintahkan Israel untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah (terjadinya) aksi genosida di Gaza" -- orders Israel to take steps to prevent acts of genocide in Gaza. Artinya, ICJ belum mengakui bahwa aksi genosida sudah terjadi di Gaza, meski sudah memakan korban 26.300-an tewas dalam 3,5 bulan. Artinya pula, ICJ secara implisit tetap mengakui bahwa serangan Israel ke Gaza adalah sah dalam upaya mempertahankan diri. Bahkan ICJ sama sekali tak memerintahkan diusahakannya gencatan senjata. Apa boleh buat, memang. Kejahatan Israel -- d.h.i. pemerintah Israel, bukan rakyat Israel -- memang sulit untuk dihalangi dengan upaya hukum maupun diplomasi. Berbagai resolusi PBB tentang Israel tak pernah dapat dilaksanakan gegara veto dari AS. ..... Dunia bagai pejamkan mata / serta terpasung tangannya / Tidak mampu berbuat apa / sedangkan mungkar beraja / Oh...mengapa... / (Oda Bumi Anbia: Siti Nurhaliza)

Atho'illah

Bukan Pengemis Cinta Aku memang fakir cinta, Tapi bukan pengemis cinta, Aku ingin cinta yang tulus, Bukan cinta yang terpaksa. Aku ingin cinta yang setia, Bukan cinta yang sesaat, Aku ingin cinta yang abadi, Bukan cinta yang hanya sebatas mimpi. Aku hanya ingin merasakan, Cinta yang tulus dan sejati, Cinta yang datang dari hati, Tanpa paksaan dan tanpa syarat. Jika kau mencintaiku, Itu karena kau memang mencintaiku, Jika kau tidak mencintaiku, Itu bukan masalahku. Aku tak mau menjadi, Pengemis cinta yang hina, Yang hanya bisa memohon, Cinta yang tak pernah datang.

Handoko Luwanto

Long Time No See U, Prusuh Disway Last seen 3 weeks ago : @Edisi:07-01-2024=Gaza Ben #1.Parganago Lumbanahor 

#2.Syafiq Alfikri @Edisi:06-01-2024=Bunuh Diri 

#3.Alvania 

#4.Handoko 2018 

#5.romi hendrawan 

#6.Tomat @Edisi:05-01-2024=Ikut Anastasia 

#7.Alon Masz Eh 

#8.Ardi Suhamto 

#9.Harminto Andi 

#10.Hodia Zacharia Hody 

#11.Kholifatul Isnaeni 

#12.suryanto bagelen @Edisi:04-01-2024=Ikut Cahaya 

#13.Aditya Gangsari

 #14.Ahmad Mul 

#15.Awi Grafika 

#16.Johanes Maria Vianny Wisanggeni 

#17.Kartosuwiryo 

#18.Macca Madinah 

#19.Noneng Suangsih 

#20.Wahyu Kiswoyo 

#21.yulian yulian @Edisi:03-01-2024=Ikut Sendiri 

#22.Febri Nazuka 

#23.JIM vsp @Edisi:02-01-2024=Ikut Semut 

#24. 

#25.Anggit Wirasto 

#26.maki makibao 

#27.Nanda Satya 

#28.Re Hanno @Edisi:01-01-2024=Ikut Tidur 

#29.Hendro Waluyo

 Last seen 4 weeks ago : @Edisi:31-12-2023=Ikut Muda 

#1.Dikdik Sulthan 

#2.Peter Ang

 #3.Rindra @Edisi:30-12-2023=Ikut Cucu 

#4.azid lim 

#5.Djokher Djokhers 

#6.Dokter Bagus 

#7.Ronie Ernanto @Edisi:29-12-2023=Coblos Kapan 

#8.Abi Kusno 

#9.Alex 

#10.donwori 

#11.Eko Darwiyanto 

#12.susanto ng @Edisi:28-12-2023=Natal Pure 

#13.Arala Ziko @Edisi:27-12-2023=Makan 400 T 

#14.Ihsan Muchtar 

#15.mzarifin umarzain @Edisi:26-12-2023=Tidak Libur 

#16.Ronny Risdianto @Edisi:25-12-2023=Devis Tresi 

#17.Em Ha 

#18.ibnuhidayat setyaningrum 

#19.sahabat _the_best 

#20.Yunaidi Basyar

Juve Zhang

Bagi anda yg kurang kuat matematika nya ....jangan dulu kena "makan" matematika bensin habis habis 1,2 juta....cas habis 249 ribu.....anda harus hitung investasi awal....hyundai 700 juta an dibanding mobil bensin yg 200 juta an....hitunglah dengan ilmu ekonomi yg betul....wkwkwk. yg jelas makan gratis 2000 Ton akan menghasilkan RP yg jatuh ke jurang seperti Argentina dan Venezuela.....kalau RP Sudah jatuh ....gak ada cerita beli mobil....makan pum rakyat akan kesulitan.....hitung dengan ilmu ekonomi makri yg betul....di Argentina dan Venezuela banyak profesor Ahli Ekonomi Makro tetap saja kalah sama Politisi Sesaat dan Sesat.........ingat kata kata hebat inu :::" wanita dan anak anak boleh ceroboh....Laki laki Dewasa TIDAK BOLEH" Don Vito Corleon.....The Godfather......itulah kegagalan Argentina dan Venezuela... Laki Laki dewasa nya Ceroboh semua ..akhirnya hancur lebur mata uangnya.....

Mirza Mirwan

Mengagetkan! Benar-benar mengagetkan. Jumat kemarin (dini hari tadi) lagi-lagi Trump hadir di pengadilan federal Msnhattan. Tetapi ia keluar dari ruang sidang saat pengacara Elizabeth Jean Carroll menyampaikan "closing argument" di depan dewan juri. Pengacara Carroll, Roberta A. Kaplan -- tak ada hubungan kerabat dengan Hakim Lewis A. Kaplan -- minta kepada dewan juri agar memerintahkan tergugatan (Donald Trump) membayar ganti rugi pencemaran nama baik kepada Carroll sebesar US$24juta ditambah ganti rugi lainnya -- padahal semula Carroll sendir hanya menuntut US$10juta. "Ia (Trump) pikir hukum tak bisa diterapkan kepadanya. Ia pikir dengan kekayaan dan kekuasaannya ia bisa seenak udelnya mencemarkan nama baik Carroll tanpa konsekuensi," kata Roberta Kaplan memberi alasan. Trump kembali masuk waktu pengacaranya, Alina Habba, menyampaikan closing argument, selepas dewan juri rehat makan siang. Setelahnya dewan juri berembug selama hampir tiga jam. Dan keluarlah keputusan yang mengagetkan itu. Trump diharuskan membayar ganti rugi totalnya US$83,3juta (sekitar Rp1,31triliun) kepada Carroll. Rinciannya: "US$11million for damage to Carroll reputation, US$7,3million for emotional harm and other damages, dan US$65million in punitive damages." Trump sendiri sudah pergi saat keputusan itu dibacakan. Dan akhirnya ngamuk di Truth Social. "Absolutely ridiculous! They (dewan juri: MM) have taken away all first ammendment right. This is not America!"

tiviboxsaya android

Mengapa mobil listrik harganya mahal? Karena batrainya mahal, konon setengah dari harga mobil listrik itu adalah harga batrainya. Mengapa kita tidak membuat mobil listrik sendiri ? Bukankah teknologinya bisa dipelajari? Kita punya ribuan insinyur ahli rekayasa mesin, listrik, teknologi dll. Bahan baku batrainya melimpah. Tapi mungkin tak sesederhana itu. Banyak yang harus diperhitungkan. Regulasi, hak paten, kemauan, keseriusan belum lagi tantangan dari merk2 yang sudah mainstream. Tapi yang tak kalah penting adalah mindset. Mindset masyarakat kita cenderung menganggap apa yang dibuat oleh negara lain selalu lebih bagus dari buatan kita sendiri, walau ini munglkin ada benarnya tapi sampai kapan kita punya mindset seperti itu? Itu melemahkan semangat para inovator yang kita punya. Buat apa riset mahal2, bikin produk bagus2 tapi toh nantinya tetap dianggap sebagai produk kelas 2. Dulu, sekitar tahun 80 an saya pernah dengar slogan "Bangga Buatan Indonesia". Tapi sekarang tak pernah kedengaran lagi, hilang ditengah hiruk pikuk debat cawapres.

Ahmad Zuhri

Tidak adakah adapter charging yg bisa menjembatani charger Tesla.. bayangan saya itu hanya masalah lubang colokannya saja yg tidak cocok.. biasanya kl peluang seperti ini Tiongkok yg cepat menangkap peluang. Motor pertama saya Shogun CW 2004 yg bisa saya beli dengan cucuran keringat bahkan air mata masih terawat dengan baik sampai sekarang, penuh dengan kenangan dan sejarah, nunggu 100 tahun lagi siapa tau bisa dapat tukar Tesla.. Mumpung bisa berkhayal dan berkhayal blm kena pajak mkmkmk..

Fiona Handoko

selamat pagi bpk agus, bpk ahmad. mengenai kehematan operasional mob lis. coba dihitung2 kasaran. mobil hyundai ioniq 5 menggunakan baterai type nmc. yg teoritis bisa di charge 1.000 sd 2.000 x. anggap lifetime nya 1.500 x charge. 1 x charge bisa menempuh jarak 380 km dengan biaya rp 120.000. (karna posisi waktu dicharge, baterai abah belum habis). berarti dari baru, baterai bisa dipakai 380 km x 1.500 = 570.000 km. total biaya untuk berjalan 570.000 km = (rp 120.000 x 1.500) + harga baterai rp 400 jt = 580 jt. bandingkan dengan mobil honda hrv 1.5. yg rata2 1 liter pertalite bisa menempuh jarak 10 km. total biaya untuk jalan 570.000 km = 57.000 x rp 10.000 = 570 jt. jadi biaya perjalanan untuk kelipatan 570.000 km antara moblis dan mobil konvensional, adalah hampir sama. tanpa menghitung faktor depresiasi dan maintenance. saran utk bpk agus. jika beli moblis. pilih moblis yg pakai baterai tipe LFP. jauh lebih aman, karna tidak mudah terbakar. (tidak ada hubungan dengan debat cawapres)

Ulik Kopi

iPhone 15 mulai menggunakan USB port C untuk transfer data dan pengisian daya. Dirilis mulai September 2023. Salah satu alasan Apple colokannya tidak lagi eksklusif karena mengikut aturan Uni Eropa. Selain tentu alasan universalitas, dan memang type C lebih cepat dalam transfer data dan daya. Maka iPhone jadi sama dengan yang Android. Memang perubahan ini belum lama diadopsi oleh Apple. Jadi wajar kalau ada yang belum update.

DeniK

Tawakal adalah kunci untuk bisa login. Kadang bisa tembus kadang tidak.

Mirza Mirwan

Pak MS, sudah pensiun sebagai guru SMP September tahun kemarin, dalam golongan 1V/a. Sekitar dua minggu yang lalu saat bertemu di sebuah hajatan nikah, beliau mengungkapkan kebingungannya kalau mikirin politik. "Ingat 'kan, Pak, pemilu 2014 Pak Mahfud jadi ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta Rajasa. Pemilu 2019 hampir jadi cawapres Pak Jokowi, sudah siap dengan kemeja putih segala. Eh, batal. Cawapres Pak Jokowi ternyata Pak Ma'ruf Amin. Lha pemilu 2024 ternyata jadi cawapres Ganjar Pranowo. Menurut njenengan, apa pertimbangan politik untuk begini atau begitu itu?" kata Pak MS sambil sesekali mengipas-ngipaskan jemari di depan hidung untuk menghalau asap rokok yang disemburkan tamu lain di sebelahnya. "Ada orang bijak bilang, Pak Guru: politisi memikirkan pemilu yang akan datang, sedang negarawan memikirkan generasi yang akan datang," kata saya, tanpa menyebut nama James Freeman Clarke. "Pemilu 2019 itu sepertinya Bu Mega mikir, kalau Pak Mahfud jadi cawapres, pemilu 2024 bisa jadi capres, karena Pak Jokowi sudah tak bisa nyapres lagi. Padahal Bu Mega sudah menyiapkan Mbak Puan untuk capres 2024. Sayangnya survei membuktikan elektabilitas Puan tak pernah beranjak dari kisaran 2%. Ya sudah, Pak Mahfud dijadikan cawapresnya Ganjar. Yang penting partainya Bu Mega tetap menjadi partai pemerintah. Kira-kira begitu pertimbangannya, Pak Guru." "Lha tapi....?" Pak MS tak melanjutkan kata-katanya. Kayaknya karena tahu tamu yang rokokan di sebelahnya kader Bu Mega.

AnalisAsalAsalan

Suami: Mobil-mobil apa yang ga perlu bensin? Istri: Mobil solar. Suami: Bukan. Istri: Mobil listrik. Suami: Bukan. Istri: Apa, dong? Suami: Mo bilang kamu cantik sekali. Istri: Co cwiiiit.

Ummi Hilal

Emang bener ,Mak! Aku padamu. Pryadi Satriana makin Gedhe ndhase. Cukup ,Bah. Kalau admin tidak mau /tidak bisa mblokir akun Si Pryadi, cukuplah sekali kita melihat/membaca komen nyinyir nya. Jangan malah dikliping lagi di komen pilihan untuk kita pandang sekali lagi. Saya baca namanya saja sudah sebel. Meskipun kadang tetep saya baca kalau kemarin kelewat Untuk menegaskan seberapa menjijikkan komennya . Jangan pilih lagi , Bah. Jangan sampai ketikan sampahnya mengotori pikiran para pembaca. Kalau Abah mungkin sudah kebal. Atau punya detoxnya . Tapi masih banyak pembaca yang ikut emosi membaca ketikan jari Priyadi .NEK DURUNG MATI DURUNG MARI.

Mak Rambe

Bisa dong gw kritik Abah Dahlan. Mosok si muka tembok itu aja yang bisa komen seenak udelnya. Yang gw pengen kritik itu karena Abah Dahlan masih saja memilih komen si muka tembok jadi komen pilihan. Sampe hari ini juga masih ada tuh komen si muka tembok di komen pilihan. Abah tau nggak si muka tembok itu makin tebel aja mukanya, kayak pakai skincare 10 lapis, karena Abah selalu memberi ruang untuk kendablekannya. Dianya jadi geer. De e makin menjadi-jadi, merasa diri penting, merasa diri paling pintar, dan komennya punya nilai paling baik. Itu semua karena sikap Abah sendiri. Abah tau nggak banyak perusuh yang kecewa atas sikap Abah yang terus memberi ruang kepada si muka tembok itu. Mereka selama ini nggak tega melihat Abah diperlakukan seperti itu oleh si muka tembok. Ehh lhadalah kok Abah sendiri yang terus ngipasi. Sudah cukup loh Abah berbesar hati terhadap perlakuan si muka tembok. Sudah waktunya Abah menegaskan sikap tidak mau lagi diperlakukan seenak udel oleh si muka tembok. Jangan lagi jadikan komen pilihan. Menurut gw sih komen-komen lainnya dari si muka tembok juga nggak layak dibaca apalagi jadi komen pilihan. Apa mungkin orang dengan sifat dan karakter licik seperti si muka tembok punya komen yang tulus dan murni? Apalagi soksokan memberi nasehat segala. Eh malah ngutip-ngutip Al Quran segala. Apa dia layak? Menurut gw sih sangat tidak layak. Ini kritik gw loh untuk Abah.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. "Jika ada orang idiot di ruangan ini, segera berdiri," kata seorang dosen dengan sinis. Hening. Lama. Lalu, seorang mahasiswa bangkit. "Hei, mengapa kamu menganggap dirimu idiot?" tanya dosen itu sambil mencibir. "Sebenarnya tidak,” kata mahasiswa, "aku nggak tega aja melihat Bapak berdiri sendirian di situ."

Liáng - βιολί ζήτα

selingan "Summer Kisses, Winter Tears" - Elvis Presley. Bagi orang-orang muda "summer kisses" itu..... diinterpretasikan secara singkat "hot" gitu loh..... ya hubungan cintanya hangat, mesra, dan mungkin "kiss" nya itu loh..... ehemmm..... hahahahaha..... Sedangkan "winter tears"..... ya begitulah..... sedih, patah hati, sendiri, méwék, air matanya sampai satu gelas pun masih lubér.. .. pokok é merasa menjadi orang yang paling sedih sedunia.. hahahahaha. Sepertinya sih masih mending ya, kalau sudah merasakan "summer kisses" - kemudian baru mengalami "winter tears" - daripada seperti "seseorang" di ruang komentar ini..... dari puisi-puisi yang ditulisnya, sepertinya dia belum pernah tuh merasakan "summer kisses" tapi koq bisa ujug-ujug "winter tears" ya..... ini yang membuat saya buingung..... hahahahaha..... Hallooo.....  Aat ..... piye kabare ?? Jangan lantaran tulisan ini, pikiranmu semakin jauh travellingnya.....  jangan-jangan nanti "tersesat dan tak tahu arah jalan pulang" seperti kata-kata dari Grup Band Rumor di dalam lagunya : Butiran Debu.

Pryadi Satriana

"Pihak yayasan karyawan sempat melakukan gugatan perdata ke DI pada th 2022 hingga tercapainya Akta Van Dading ...  memerintahkan DI membentuk kembali yayasan karyawan yang sempat dibubarkan serta mengembalikan 20 persen saham. Namun hingga 30 hari sejak keputusan itu, DI tidak kunjung membentuk yayasan ... ". (Sumber: "Mantan Direksi Jawa Pos Ini Dukung Eks Karyawan, Tuntut Saham dan Dividen Triliunan Rupiah", ipol.id, 02 Oct 2023). Hmm..., DASAR RAI TEMBOK MENTAL MALING!!!

Lagarenze 1301

Saya pernah numpang mobil Hyundai Ioniq 5 punya teman, diantar halan-halan keliling Jakarta. Waktu itu Ioniq 5 masih kinyis-kinyis. Di depan Plaza Indonesia, teman saya ngajak mampir sebentar. Rupanya mau ngecas mobil. Di situ ada charging station Hyundai. Kalau masuk dari Jalan MH Thamrin, charging station itu ada di area drop-off lobi. Waktu itu pas nggak ada mobil lain yang ngecas. Prosesnya sangat simpel. Dia memasang gun charger ke mobil, scan QR Code dengan aplikasi M-Hyundai di HP-nya, klik start di aplikasi tersebut, done. Saya sempat ke toilet, ngobrol dengan teman beberapa saat, dan ngajak makan dulu sembari nunggu mobil dicas. Pikiran saya, paling tidak nunggu satu atau dua jam. Teman saya menolak karena rencananya makan di tempat lain. Ia malah ngajak segera berangkat. "Masih ngecas," kata saya. "Sudah full," ujarnya seraya tersenyum. Saya tak percaya. Hanya belasan menit? Teman saya menjelaskan, sekarang kecepatan ngecas mobil listrik sudah menggunakan istilah Ultra Fast Charging. Di atas level Fast Charging atau Extra Fast Charging. Charging Station milik Hyundai di Plaza Indonesia itu kategori Ultra Fast dengan daya 240 kW. Kalau ngecas Ioniq 5 dari kondisi 0% ke 80% hanya perlu waktu 18 menit. Di beberapa station yang sudah menggunakan arus DC dengan daya 20 kW perlu beberapa jam hingga penuh. Kalau Fast Charging, dengan daya 50 kW perlu 1 jam. Yang Extra Fast dengan 200 kW itu mungkin perlu 30 menit.*

Mirza Mirwan

Kasihan nian dua anak muda ini: Fikri Rofi'ul Haq (24) dan Reza Aldilla Kurniawan (30). Semula, keduanya kuliah di Universitas Islam Gaza -- Aljazeera tidak menyebutkan program sarjana, master, atau doktoral. Begitu perkuliahan terhenti gegara perang, keduanya menjadi relawan MER-C di RS Indonesia. Setelah RS itu tutup keduanya, dan seorang relawan lain, pindah ke selatan. Mereka berlindung bersama sekitar 2.800 warga di sebuah sekolah. Saat ini keduanya jatuh sakit. Reza malah sudah sakit serius sejak 4 hari yang lalu. Tetapi Fikri tak bisa membawa temannya ke RS karena jalan menuju RS ditutup tentara Israel. "Kondisinya sangat mengerikan, dan air bersih sulit didapat," kata Fikri. "Semuanya terasa lebih buruk lagi kalau Anda mengalami sakit, dan kami semua merasa tak berdaya. Tetapi yang lainnya --warga Palestina -- mungkin jauh lebih menderita lagi." Desember kemarin mestinya 3 relawan yang tersisa di Gaza bisa pergi meninggalkan Gaza, tetapi hanya seorang relawan yang pergi. Fikri dan Reza memilih untuk bertahan agar bisa membantu warga Palestina sejauh yang mereka mampu. Dan kini mereka jatuh sakit. Semoga Allah segera mengangkat penyakit mereka agar kembali dapat membantu sesama dalam situasi yang mengerikan itu. Aamiiin.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

"MBAK, di sini jual kabel charger..". "Ada mas..". "Berapa harganya..". "Itu, yang di toples, harganya Rp 3 ribu. Semua warna harga sama..". "Wah bagus ya. Warnanya banyak pilihan..". "Iya. Dan murah..". "Kalau yang fast charging ada..?" "Ada. Kalau yang fast charging Rp 100 ribu.. Kalau yang ultra fast Rp 200 ribu.." "Kalau begitu saya beli yang Rp 3 ribu aja. Beli 5 biji ya.. Sekalian tuk cadangan.." ### Borong..! (Kepikiran, berapa harga pokoknya berapa.. Kok bisa jual semurah itu..).

Afa

Survei membuktikan. Mayoritas juara tinju adalah orang-orang yg mempunyai cinta kasih. Lho koq bisa? Karena mereka berprinsip: Lebih baik MEMBERI (pukulan) daripada MENERIMA.

Liam Then

"Ma, papa pergi" "Iya" Besoknya "Ma, papa pergi" "Iyah" Besoknya besok juga masih begitu.Akhirnya papa tak tahan. "Ma, mama kok Iyah trus kalo bilang papa pergi, tidak khawatir papa punya madu kah?" "Mangnya papa masih kuat?" Papa : ...........

 

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

Istri nangis, karena saya tidak bilang kalau akan setir sendiri ke Surabaya.. Soalnya kalau bilang pasti dilarang. Sebelumnya, saya pamit ke anak kedua.. "Jangan pa. Karena xxxx (ini itu).. Maka saya tidak pamit istri.. "Ma.. Papa berangkat.. "Ke kantor..? "Iya.. (Bohong putih. Karena sebenarnya ke Surabaya..). Hari kedua... "Ma.. Papa berangkat.. "Ke kantor..? "Iya.. (Bohong putih lagi. Karena sebenarnya ke Surabaya, tapi singgah Semarang karena ngantuk puol..). Hari kedua. Jam 5 sore sampai Surabaya.. Istri nangis.. "Papa.. (Istri kaget. Gak bisa ngomong apa-apa lagi. Hanya bisa memeluk sayang. Dan nangis..) ### Cerpen Gusway..

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

ABAH tidak ceritera. Akhirnya durasi perjalanan Jakarta - Surabaya itu berapa jam.. Tiga tahun lalu, saat pandemi, saya pernah setir sendiri, benar-benar sendirian, pakai mobil bensin, durasi 2 hari. Hari pertama 9 jam, hanya kuat sampai Semarang. Ngantuk. Hari kedua 8 jam. Pernah juga naik bis siang. Durasi hanya 9 jam padahal mampir rest area 2 kali. Yang pertama 1 jam. Yang kedua 30 menit. Artinya "net" durasi bis itu adalah 7,5 jam. ### Lebih cepat 9,5 jam dibanding gaya setir saya.. He he.. Sampai Surabaya, istri nangis.. (Tapi masih berani lho setir sendirian).

Liam Then

Kurang lebih bakal sama, listriknya murah, tetapi nanti jika baterai soak, baru terasa mahalnya, belum lagi jika ada komponen elektroniknya yang rusak. Mobil listrik zaman sekarang, kayaknya sudah mirip seperti hape, ingat krisis chip komputer mobil waktu COVID kemaren? Jika mobil ICE ( harap lafal " I- ce-e" kayak debat kemaren... kwkwkwkkw) butuh sekitar 600-700 chip , mobil listrik butuh 1600-an, dan mobil listrik pintar, dilaporkan butuh 3000-an. Dari sini bisa kita ambil kesimpulan potensi biaya maintenance yang bisa terjadi. Alih-alih subsidi, saya pribadi lebih suka jika pemasyarakatan mobil listrik dilakukan secara gradual saja, biaya subsidi yang luar biasa besar itu, lebih baik digunakan untuk permodalan kepada PLN, untuk membangun infrastruktur pengecasan secara merata diseluruh ibukota 38 provinsi, dan kota kabupaten yang kondisi ekonominya cukup baik. Kalau bisa bahkan dikombinasi dengan pembangunan pabrik panel Surya, agar disiang hari, listrik dari panel Surya bisa jadi energi yang mengisi baterai mobil listrik masyarakat. Jadi tidak membebani pembangkit PLN atau daya yang dibeli oleh PLN dari pembangkit listrik swasta, jadinya listrik hijau untuk tenagai mobil hijau. Itu dari segi energinya, dari segi baterai, secara mandiri harus bisa kembangkan sendiri , "at all cost", karena ini jangka panjang, kita juga ounya cadangan nickel ,yang sebenarnya lebih cocok untuk baterai, konsumsi dalam negeri yang nanti tinggi ( untuk konsumsi domestik) ...

yea aina

Abah merancang skenario isi daya, perjalanan moblis Jakarta-Surabaya. Di rest area mana saja mau isi daya. Tanpa itu, moblis bisa mogok tak bergerak. Stagnan. Mongomong stagnasi, bisa juga dialami hasil survey elektabilitas. Bermacam kegiatan dan manuver politik telah dilakukan, tapi kalau semakin dekat hari H, hasil survey stagnan di angka yang sama, panik juga timsesnya. Terbaru, paslon poros petahana mengumumkan manuver tepi jurang. Berbekal tafsir yuridis formal, "jurkam" paling seniornya menyatakan "boleh berkampanye dan akan memihak". Isi daya untuk elektabilitas paslonnya yang stagnan. Mungkin bisa menambah daya dongkrak elektabilitas atau bisa jadi blunder besar. Pelanggaran netralitas penyelenggara negara dalam pemilu yang diamanatkan UU harus JURDIL. Memang jujur diumumkan juga akan memihak. Pasti bukan sikap adil bagi semua paslon.

Kang Sabarikhlas

Anu.... mungkin Abah berdebar-debur saking senangnya punya mainan baru jadi merasa takut moblisnya mogok kehabisan setrum hingga konsen hanya cari tempat charge accu moblis. Dan Abah lupa hpnya ndak di 'ces'. Mestinya kan bisa buat memotret tempat² charge moblis dimana saja dan seperti apa, jadi bukan foto di pameran moblis yang di upload. Sumprit saya pingin tahu gimana dan dimana saja tempat charge moblis. Saya kan juga pingin, dan rencana mau nabung biar bisa beli ioniq 7, sbb rencana nanti pas ada camp perusuh ke 10 rencana saya ikut pakai moblis itu...rencananya. duh...kok banyak rencana ya?...

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda