Sang Begawan Media

Rambut Putih

Taliban fighters di Afghanistan tahun 1990-an. (FOTO: AP - outlookindia.com)

COWASJP.COM – MISI pasukan swakarsa Rusia tetap boleh jalan. Hanya bosnya diganti.

Militer resmi Rusia diperkuat. Beberapa bosnya diganti.

Itulah putusan ''jalan tengah''  Presiden Vladimir Putin. Ia menjaga perasaan dua kubu yang lagi berseteru itu. 

Sikap Putin tersebut sudah diambil pekan lalu tapi baru dimuat koran pro pemerintah lima hari kemudian. Rusia sudah bukan lagi negara komunis tapi gaya komunisnya masih kental.

Dikemanakankah bos lama tentara swakarsa itu? Yevgeny Prigozhin? Masih jadi spekulasi. Media Barat bahkan ada yang menyebut ia sudah dibunuh. Demikian juga nasib salah satu pimpinan puncak militer resmi.

Putin, kata koran itu, akhirnya mengadakan pertemuan khusus dengan 25 komandan tentara swakarsa. Prigozhin ikut hadir. Ia duduk di barisan paling depan. 

Di situlah Putin menjelaskan bahwa tentara swakarsa Wagner tetap diizinkan kembali berperang di Ukraina.

Hanya saja, kata Putin, mereka akan di bawah komandan baru ''si Rambut Putih''.

Saat Putin mengatakan itu para komandan yang hadir, katanya, menganggukkan kepala. Prigozhin tidak menengok ke belakang. Ia tidak tahu bahwa para komandan yang selama ini di bawahnya  menganggukkan kepala atas penggantiannya.

Mereka memang sudah tahu siapa yang disebut ''si Rambut Putih''. Ia adalah juga tokoh Wagner. Bahkan salah satu pendirinya. Si Rambut Putih segenerasi dengan Prigozhin dan Putin. Mereka bertiga juga berasal dari satu daerah. Sama-sama lahir di Leningrad –sekarang St Petersberg.

Itulah kota terpenting di Rusia setelah Moskow. Letaknya jauh di barat. Dekat perbatasan dengan Finlandia. Sekitar 8 jam naik mobil dari Moskow. Entah seperti apa Leningrad sekarang –saya ke sana 35 tahun lalu. 

Waktu itu saya masih wartawan Jawa Pos. Ke Leningrad dalam rombongan Presiden Soeharto. Tidak bisa ke mana-mana. Terikat aturan kepresidenan. Saya hanya bisa curi waktu menjelang magrib. Ke sebuah taman besar di pusat kota Leningrad. Taman itu penuh dengan orang main catur. 

Hampir semua pengunjung terlihat membawa kotak catur. Mereka mondar-mandir mencari lawan. Beberapa orang menawari saya bertanding dengannya. Pakai bahasa Rusia. Saya menolak pakai bahasa Jawa kromo. Sama-sama mengerti. 

Saya tidak jelaskan bahwa mereka bisa kalah melawan juara se-kecamatan Bendo, Magetan.

Yang menarik dari penjelasan Putin di depan 25 komandan Wagner itu adalah: Putin sangat menghargai tentara swakarsa. Mereka, katanya, berperang dengan kemuliaan, kebanggaan dan kehormatan. Bukan karena status dan bayaran. Mereka adalah pahlawan-pahlawan Rusia yang siap membela negara sampai titik darah penghabisan. Rusia harga mati. Bukan karena status, pangkat, gaji dan fasilitas.

Bahwa 25 komandan lapangan itu menganggukkan kepala, kata koran itu, karena selama ini pun si Rambut Putihlah yang jadi komandan Wagner sebenarnya. Mereka memanggil si Rambut Putih dengan kode militer: Sedoi. Itu bisa berarti si Rambut Putih, bisa juga berarti lambang keteladanan dalam budaya St Petersburg.

Si Sedoi sudah malang melintang sejak muda. Ia ikut terjun di perang pertama Afghanistan. Tahun 1980-an. Di zaman Perang Dingin. Yakni ketika Uni Soviet ingin menarik Afghanistan ke blok Soviet. 

Amerika Serikat tidak rela. 

Amerika mendalangi gerakan perlawanan di Afghanistan. Amerika membentuk kelompok pejuang Mujahidin. Kelompok keras dalam beragama. Sangat anti komunis. 

Mujahid dari berbagai negara pun ikut berjihad bersama Mujahidin di Afghanistan. Termasuk kelompok Osama bin Laden. Mujahidin berhasil mengalahkan Soviet. Lalu membentuk pemerintahan Islam yang keras.

Ketika Mujahidin berperang melawan Soviet itulah saya ikut rombongan Presiden Soeharto ke Tashkent, Samarkand, Moskow dan Leningrad. 

Waktu bermalam di Tashkent –sebelum ke makam Imam Bukhori di Samarkand– pintu kamar hotel saya diketok tiga kali. Tengah malam. Saya agak takut. Ini di negara komunis. Tapi saya buka juga pintu kamar.

"Assalamu'alaikum," kata salah satu dari dua orang itu. Salam itu diucapkan sangat lirih. Seperti setengah rahasia.

Saya ragu. Ini negara komunis. Kok ada yang mengucap salam sangat fasih. Mereka pakai penutup kepala gaya Afghanistan. Atau gaya Asia Tengah. Bajunya panjang khas orang sana. Lusuh. Kumuh. Mata tajam. Kumis lebat. Apalagi jenggot dan jambangnya. Mereka setengah memaksa masuk ke kamar.

Mereka pun duduk di tempat tidur saya. Mereka menjelaskan entah dalam bahasa apa. Tapi saya dengar ada kata-kata mujahidin berkali-kali. Ada juga beberapa kata dalam bahasa Inggris. Exchange. Dolar. Rubel. Good price. 

Intinya mereka minta agar saya jangan tukar dolar di hotel. Tukar ke mereka saja. Kursnya lebih bagus. Kurs pasar gelap. Sekalian membantu perjuangan Mujahidin.

"Dengan dolar yang sama saya bisa dapat rubel tiga kali lipat lebih banyak," kurang lebih begitu kira-kira yang mereka katakan.

Sebenarnya saya tidak perlu tukar uang. Di rombongan presiden ini semuanya tercukupi. Praktis tidak perlu uang. Saya hanya perlu memberi tips kepada petugas telex di belakang front office hotel itu. 

Saya harus kirim telex banyak sekali. Panjang-panjang. Yakni naskah berita. Dalam bahasa Indonesia. Belum ada internet. Belum punya email.

Resminya itu tidak boleh. Semua telex yang dikirim harus dalam bahasa Inggris atau Rusia. Agar KGB –dinas rahasia Soviet– bisa mengontrol isinya. 

Operator telex di situ seperti  kebingungan. Naskah ini bukan bahasa Inggris. Juga terlalu panjang. Ia duduk-berdiri. Toleh kanan-kiri. Wanita. Gemuk sekali. Tinggi. Tua. Rambut pirang. 

Telex yang harus dikirim biasanya hanya satu atau dua kalimat pendek. Ini lima halaman folio.

Wanita itu seperti mau menyerah. Ia harus mengetik satu huruf, lihat naskah, satu huruf lagi, lihat naskah lagi. Mungkin tiga hari lagi pun telex itu belum akan terkirim. Padahal malam itu juga harus sampai meja redaksi di Surabaya.

Untungnya Presiden Amerika turun tangan, membantu saya. Sang presiden mampu meyakinkan operator telex itu. Presidennya sendiri sudah lama almarhum tapi wajahnya masih sakti di atas lembaran warna kehijauan itu.

Akhirnya saya diizinkan masuk ruang telex. Juga diizinkan menyalin sendiri naskah itu di mesin telex. Satu jam selesai. Terkirim. Wanita itu minta: naskah saya jangan ditinggal di situ. Padahal seharusnya semua naskah telex tidak boleh dibawa. 

Presiden Amerika memang sakti. Pun yang sudah lama meninggal dunia.

Rupanya dua orang yang datang malam-malam itu bagian dari pejuang Mujahidin. Setengah takut saya serahkan USD 200. Saya dapat sebungkus uang rubel. Banyak sekali. Saya tidak menghitungnya. Tidak mengerti. Saya takut. Saya hanya ingin dua orang itu cepat pergi.

Itu memang di akhir-akhir masa keruntuhan Soviet. Rupanya infiltrasi Mujahidin bisa sampai ke wilayah Soviet. 

Setelah Soviet runtuh, Tashkent jadi ibu kota negara merdeka Uzbekistan.

Rubel yang banyak itu saya bawa ke Moskow dan Leningrad. Utuh. Di Moskow saya sempat ke shopping center. Toko-toko nyaris kosong. Tidak ada yang bisa dibeli. Tidak ada barang yang dijual. Toko baju, misalnya, hanya berisi sekitar lima baju. 

Suasana tanpa ekonomi seperti itu mirip dengan yang saya lihat di Beijing tahun 1986. Itulah kali pertama saya ke Beijing. Masih sangat komunis.

Ketika Mujahidin mengalahkan Soviet saya merasa kagum dengan  para pejuangnya. Tapi semua rubel Mujahidin itu utuh. Saya bawa pulang. Tidak lagi ada harganya. 

Belakangan Amerika menganggap pemerintahan Mujahidin Afghanistan sebagai negara teroris. Amerika pun menyerang Afghanistan. Yang diserang kalah. Pemerintahan pro Amerika pun dibentuk di Afghanistan. Tidak mulus. Perlawanan rakyat terjadi di mana-mana. Sepanjang masa. Amerika pun kalah.

Mujahidin dengan bantuan Amerika mengalahkan Soviet. Mujahidin yang sama, tanpa bantuan Rusia mengalahkan Amerika.

Kini ''mujahidin'' Rusia mencoba mengalahkan Ukraina. Belum berhasil. Bahkan terjadi kemelut di dalam negeri. Khususnya akibat saling cemburu antara pasukan ''mujahidin'' swakarsa dan pasukan resmi pemerintah.

Apakah ''jalan tengah'' Putin bisa dijalankan di lapangan masih harus dilihat perkembangannya. Ujian ini akan membuat Putin lulus. Atau gagal. Atau ini bagian dari skenarionya untuk menghadapi Pilpres di sana tahun 2024.

Rusia akan menyelenggarakan Pilpres bulan Maret 2024. Putin pasti nyapres lagi. Sebagai capres independen. Dua tahun lalu ketika Covid mulai melanda dunia, Putin berhasil melakukan perubahan konstitusi. Batasan dua kali masa jabatan dihapus dari konstitusi. Di dalam negeri Putin terlihat amat kuat.

Di luar negeri Putin dapat ujian berat. Presiden Turkiye Tayeb Erdogan mulai kelihatan menjauh dari Putin. Tiba-tiba saja Turkiye setuju agar Swedia diterima jadi anggota NATO. Keanggotaan Swedia memang terkatung-katung. Masih ada satu negara yang menentang: Turkiye. Dengan sikap baru Turkiye itu keanggotaan Swedia pun mulus.

Mungkin Turkiye dapat kompensasi besar: akan disetujui menjadi anggota Masyarakat Eropa (EU). Puluhan tahun Turkiye melamar jadi anggota EU selalu dihambat. Kini Turkiye sudah berada di gerbangnya. Kalau tidak tertipu. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 15 Juli 2023: Wildan Vixmo

hikends

seharusnya yang punya hoby menulis bisa dikenakan pasal narkoba dan sejenisnya. terkadang malas menyelesaikan baca dis yang pas tidak bermutu, tetapi kangen tigaperempat mati kalau tidak baca dis, terlebih tulisan pagi ini salut anak anak cerdas Indonesia yang mampu membuat banyak terobosan tanpa resiko dikuyo kuyo atau belum dikuyo kuyo karena akan mengganggu distribusi pemekaran pemilik uang buaaanyakkk he hee heee

doni wj

Malah jadi ingat Jaguarnya Abah yg dikonversi jadi moblis. Apa kabarnya Bah? Kok tidak pernah diulas? Kalo gagal bisa pindah ke Vixmo. Kalo berhasil, ditunggu tulisan "Ganti Penggerak" nya. Melengkapi "Ganti Hati". Wkwkwkwk

Mukidi Teguh
Salah satu kelemahan perusahaan yang target market-nya global seperti Tesla adalah ketidakmampuan mengadopsi lokalisasi berbagai wilayah, misal di Indonesia jalan banyak lubang, trotoar ga jelas batasnya, atau jembatan yang lebih sempit daripada jalan rayanya. Ini lah niche market yang perlu digarap oleh pemain lokal. Memang kalau dibandingkan dengan market Tesla atau EV lain yang sudah punya nama jauh sangat kecil, tapi kalo dibandingkan dengan kebutuhan dapur orang-orang seperti saya dan komentator disway, sudah bisa dipakai menghidupi satu turunan. Jadi kalau om Elon menggaungkan Go Global, kita cari celahnya dengan Go Local. 

Jokosp Sp

Pemilihan sampel Mobil 4 x 4 dibuat tanpa driver itu tepat sekali, karena belum ada yang menggarapnya. Malah sebenarnya Komatsu Jepang sudah memproduksi jenis Dump Truck HD yang tanpa driver. Pasarnya sangat menjanjikan. Saya coba sajikan data dari pengalaman mengemudikan jenis mobil 4x4: 1. Toyota Hilux : Mahal, handal, suspensi mantap dan empuk, cabin senyap, dan doble sangat mantap. 2. Mitsubishi Triton : harga di bawah Hilux, handal di tambang, suspensi lebih keras, dalam cabin goyangan keras, stering dan body terasa lebih berat. 3. Ford Ranger : harga di bawah 2 pesaingnya, suspensi empuk, body sangat ringan sehingga mudah melintir ketika jalan becek dan berlumpur, banyak problem di doblenya, bearing roda depan di masa lalu sering problem ( beda model dg 2 pesaingnya ) 4. Nissa Nawara : mahal. kenyamanan masih di bawah Hilux di atas Triton dan Ranger. Populasi tidak sebanyak Triton dan Hilux, mungkin harga yang mahal dan support part dan bengkel yang kurang merata di Indonesia. 5. Isuzu Demax : harga paling rendah, cabin senyap, suspensi cenderung lemah, doble sering masalah, body cabin mudah rontok pemakaian di tambang yang airnya asamnya tinggi. Silahkan pilih sesuai budged keuangan anda, dan pilihan kenyaman, juga support part dan bengkel resmi sangat diandalkan untuk jangka panjang pemakaian. Apalagi untuk direntalkan. Bertahun-tahun kami mencobanya dari beberapa type tersebut untuk operasional di tambang.

Liáng - βιολί ζήτα
Pusat Riset untuk berbagai bidang Science dan Technology - saya pikir lebih tepat dipusatkan di Perguruan Tinggi, sehingga menjadi satu kesatuan dengan program pembelajarannya. Misalnya saja, riset untuk : 
1. Astronomi 
2. Teknik Aeronotika dan Astronotika 
3. Meteorologi 
4. Oseanografi 
5. Teknik Bioenergi dan Kemurgi semestinya dipusatkan di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi di Indonesia yang memiliki 5 jurusan tersebut. Demikian pula dengan bidang lainnya yang menjadi spesialisasi pendidikan di Perguruan Tinggi lainnya. Kalau risetnya ditangani BRIN akan ada semacam jurang pemisah antara penelitian dan pembelajaran, belum lagi hal-hal teknis lainnya yang mungkin saja akan menjadi hambatan. Pemerintah semestinya mendukung sepenuhnya kebutuhan untuk Lembaga Riset yang ada di Perguruan Tinggi, sebagaimana halnya di negara-negara maju, seperti di Eropa, Amerika, Jepang maupun Tiongkok.

AnalisAsalAsalan

Di dunia penelitian, keliru bahkan gagal di awal adalah hal yang lumrah. Mengapa di Indonesia teknologi kurang berkembang? Salah satunya karena masyarakat, bahkan yang katanya intelek, tidak mendukung. Apa buktinya? 1. Vaksin Merah Putih Unair lambat disindir, "Keburu covid selesai!" 2. Peneliti BRIN salah mengatakan prediksi cuaca ada badai, semua langsung menghujat habis-habisan. Bagaimana penelitian di Indonesia berkembang? Inginnya langsung sukses, seperti negara maju. Ingat! Zaman saya kuliah, salah satu dosen saya 

Mukidi Teguh

Indonesia susah maju, karena ga ada krisis yang serius dan saat ini berasa dalam zona nyaman. Andai diancam negara tetangga, pastilah akan keluar semangat mempertahankan dirinya, termasuk semangat untuk menemukan teknologi pertahanan yang mumpuni.

Liáng - βιολί ζήτα

Jauh sebelum berbagai produsen mobil dunia mengembangkan mobil tanpa pengemudi, teknologi ini sudah sejak lama telah dikembangkan dan digunakan oleh tentara Israel untuk patroli di perbatasan negaranya. Bodi dan rangka mobilnya diproduksi oleh perusahaan G-Nius, sedangkan sistem komputer dikembangkan oleh Ben-Gurion University of the Negev. Kendaraan Autonomous yang dijuluki "Guardian UGV" itu difungsikan untuk memantau kondisi perbatasan negara, diperbantukan untuk menyelamatkan nyawa tentara ketika mereka dalam kondisi berbahaya. Juga mengirimkan informasi ke pusat komando, selanjutnya pusat komando akan mengirimkan data ke pesawat tempur. Dan pesawat tempur pun bertindak untuk mengebom daerah yang dianggap berbahaya oleh tentara Israel. Oleh karena itu tidak mengherankan dalam sengketa perbatasan negaranya, Israel jauh lebih unggul. Persaingan global masa depan akan lebih dipengaruhi penguasaan teknologi. Indonesia mesti memulainya dengan sistem-terpadu dalam pengembangan teknologi tepat-guna untuk suatu target-capaian yang multi-fungsi ; dan mesti melibatkan semua pihak yang berkepentingan.

Udin Salemo

@Pak Jokosp Sp: Saya pernah manjat tower bts di: Gunung Keramaian Pelaihara, Jorong, Asam-Asam, Muara Kintab, belakang SDN 2 Sungai Danau, Sebambam, Pagatan, Batu Licin, Serongga, dan Kelumpang. Dulu inyong jadi tukang panjat tower. Manjat sampai bordes terakhir. Hanya di tower bts di Serongga (samping belt conveyor indocement) yang tak kuat saya manjat sampai atas. 110 meter tingginya. Baru sampai ketinggian 70-an meter inyong udah mulai pusing. Prinsip kesalamatan adalah diatas segalanya. Akhirnya inyong mudhun maning. Sungai Danau itu sesuai namanya. Banyak danau buatan bekas tambang batu bara. Asik jadi pengusaha batu bara. Abis bikin danau ditinggal pergi, hehehe....

Jokosp Sp

Pak @US....wah berarti saya ngerjakan proyek tinggalan pian di Sungai Danau kemarin. Sempat 3 tahun nimbrung jadi kontraktor di Arutmin Ind. Makanya habis ambil main tinggal saja, padahal dibawahnya masih tebal. Sempat kerja keras sedot air danau yang jutaan liter dan sedot lumur pakai drager pump. Baru bisa ngeruk lumpurnya pakai excavator. [email protected], wis sepuh. Makanya sambil nulis biar gag pikun. [email protected] mainan zaman segitu ya, ngolor kabeltembaga sampai 1mm berkilo-kilo. Grounding dimasukin ke tanah sambil disiram air biar basah. Jika basah suaranya kuat dan jernih. Era awal interkom, kemudian buat yang radio FM lebih jernih dan tidak kedengaran yang lain....he heheee. Om@Leong apa masih 20 tahun ya sekarang?

Jokosp Sp

Jaman masih kabel telpon bergelayutan di mana-mana, dan baru dimulainya era HP jadul Ericson yang pakai antena itu. Satu kartu perdana halo masih 1,5 juta harganya. Memanjat tower sampai 30 meter biasa saya lakukan juga buat memasang antena radio rig dan radio ssb ( all band ). Anak sekarang pasti tidak tahu. Alat komunikasi yang bisa menjangkau antar pulau, antar kantor pusat dengan job site hanya mengandalkan radio SSB ( all band ) merk YAEZU. Murah dan tanpa biaya pulsa saat itu. Untuk radio Rig atau HT nya agar bisa menjangkau jarak 30-75 km harus dipasang tower yang tinggi untuk pondasi pemasangan antena satu arahnya. Teringat waktu itu masih belum pakai safety belt untuk pengaman. Jadi indikator masih aman atau tidak itu dari keringat dingin yang keluar dari kaki. Jika keringat dingin sudah keluar, segeralah turun. Istrirahat dan ngopi-ngopi dulu. Dan ketika lagi manjat janganlah lihat ke bawah dan ke atas. Itu bahaya. Akan terlihat seperti towernya yang bergoyang dan berjalan, padahal itu pengaruh dari awan yang bergerak. Masalalu yang indah pada zamannya.

Fiona Handoko

seorang pria sedang bekerja suatu hari memperhatikan bahwa rekan kerjanya memakai anting2. pria itu mengenal rekan kerjanya sebagai orang yg konservatif. karna ingin tahu tentang perubahan mendadak dalam selera modenya. pria itu menyapa rekannya "saya tidak tahu kalau ternyata anda suka pakai anting2" "ah, bukan masalah besar. ini hanya anting2" jawabnya sambil tersipu malu. setelah terdiam beberapa saat. rasa penasarannya mendorongnya untuk bertanya kembali "ngomong2, sudah berapa lama kamu memakainya?" "yaah, sejak istriku menemukannya di mobilku" 

Gianto Kwee

Awal 70 an, Start kerja, merawat 3 Truck, Chevrolet "Gurkha" 1942, Chevrolet Load Master 1948 dan Chevrolet Load Master 1954, semua mesin asli sudah diganti mesin "Chevrolet Viking" Bertenaga tapi super boros ! ditahun itu banyak mesin diesel bekas, "Thames Trader" Bekas perang Vietnam (?) ada 4 Cylinder juga 6 Cylinder ! di Import dari Singapore (?) Tiga Mobil Chevrolet segera di "OBOH" Mesin diganti Diesel dan irit, Bro Wildan, kami menunggu berita gembiranya, Salam

Amat K.

Di samping makar, ini komentar juga sarkastis, bukan lagi menyindir. Kalau ini hasutan kudeta jelas berat hukumannya: banned permanen 

imau compo

Teman saya di Amerika, menyampaikan analisis pemilihan antara moblis atau mobil BBM beberapa bulan yg lalu. Analisis yg disampaikan beliau waktu itu, dari sisi ekonomi pembeli. Beberapa kriterianya umur mobil dan biaya operasi. Posisinya sama dalam tingkat ekonomisnya. Sebagai negara liberal, saat ini rakyat Amerika boleh memilih, moblis atau mobil BBM. Memang Negara Amerika belum begitu comitted dgn energi ramah lingkungan ini, yg terlihat dalam internasional meetings yg membahas masalah ini. Perusahaan pabrikan mobil, terutama pabrikan moblis menggunakan image atau issue lingkungan dalam menarik pembeli. Entahlah pabrikan mobil BBM menggunakan issue apa dalam menyainginya. Sementara ini, terlihat, pabrikan mobil BBM harus segera hijrah meskipun sumber polusi bukan hanya mobil. Padahal aspek safety dan simplicity bisa mereka gunakan. 

Juve Zhang

Penguasa Mobil BBM Jepang dan Jerman tak minat dengan moblis yg bikin mereka kaya raya. Pabrikan Tesla perintis dan mengejek moblis Tiongkok sebagai mobil jelek. Elon Musk ketawa ketika ditanya BYD 10 tahun lalu. Have you seen it ???. Di ejek itu bagi yg panasan dan guoblik pasti marah tapi BYD ini "cool" , ejekan adalah Vitamin untuk maju. Tanpa Ejekan Elon Musk Tesla akan tetap makan debu kuda tesla yg balapan di depan. Sekarang 2023 Elon Musk baru sadar anak kemaren sore BYD sudah dewasa sudah kuat otot ototnya. Dan menggusur Tesla jadi no.2 di Tiongkok dan no.3 di Thailand. BYD merangsek dengan membangun pabrik di Eropa melawan Tesla di Eropa .tentu saja kekuatan BYD bukan asal asalan .pakar otomotif Jepang sudah memreteli BYD SEALS dan kata mereka lebih bagus dari Tesla. Wkwkqkkq. 

Liam Then

Anak muda punya bahasa/ 
Suka ngawur istilahnya pekok/ 
Orang tua juga punya istilah/ 
Jika bokek dompet jadi songkok/ 
##Pantun bokek

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda