Sang Begawan Media

Tol Demak

Tol Semarang-Demak seksi II (Sayung - Kadilangu, Demak) mulai dibuka pada Sabtu (12/11/2022). (FOTO: jatengprov.go.id)

COWASJP.COMSAYA mondar-mandir Semarang-Demak. Kemarin. Salah satunya ke pusat riset stem cell dan kanker di Semarang. Baru. Hebat. Yang dipimpin salah satu dari tiga ''dewa'' stem cell Indonesia: Prof. Dr. Agung Putra itu.

Sudah lama saya ingin lewat tol Semarang-Demak. Tapi belum juga jadi. Yang sudah beroperasi baru satu ruas: Sayung-Demak. Sepanjang 16 km. Sedang yang Sayung-Semarang belum jadi. Maka setelah sampai Sayung saya harus kembali ke jalan lama. Yang ruwet itu. Yang macet itu. Yang menguji kesabaran itu.

Malam itu saya tiba di Demak sudah malam. Saya harus makan malam dulu di warung teman lama: Anne Avanti. Sebelum itu saya harus ke makam Mbah Genuk di pusat kota Semarang. Kelak saya harus bikin cerita soal keramatnya lokasi strategis itu.

Saya sangat maklum mengapa ruas tol Sayung-Semarang (Kaligawe) belum juga selesai. Inilah ruas jalan tol yang paling sulit se Indonesia. Uang saja tidak bisa menyelesaikan –apalagi kalau tidak ada banyak uang.

Khususnya yang 6 km.

Yang seperti kolam tambak.

Yang dalamnya seperti tak terukur.

Yang tanahnya bercampur air.

Yang airnya bercampur tanah. 

Ruas Kaligawe-Sayung ini panjangnya 10 km. Berarti yang 4 km tidak ada masalah. Yakni dari Kaligawe ke batas ''kolam'' itu. Dengan dana Rp 2 triliun yang 4 km itu bisa diselesaikan.

Tapi yang 6 km itu, menantang semua ahli konstruksi jalan tol. Tidak mungkin dilakukan pengurukan. Tanah uruk akan langsung ditelan bumi. Berapa pun banyaknya.

Sambil menikmati kemacetan Sayung-Semarang saya menghubungi banyak orang. Saya ingin tahu apakah sudah ada jalan keluar. Apakah kesulitan itu sudah dilewati. Dan yang penting apakah sudah mulai dikerjakan.

Saya membayangkan betapa sulit perencanaannya. Alangkah berat pembuatan desain konstruksinya.

"Semua perencanaan, tender, dan penunjukan sudah selesai," ujar Pramusinto, direktur PT PPSD  (Pengelola dan Pengembang Jalan Tol Semarang Demak). Ia biasa dipanggil Ito. Kantornya di Sayung. Saya diminta mampir. Untuk diajak berperahu keliling lokasi proyek.

Saya menyesal tidak bisa memenuhi tawaran itu. Berperahu di senja seperti kemarin pasti asyik: asyiknya orang pusing memikirkan bagaimana membangun jalan tol di lahan seperti itu.

Ito lulusan akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Lalu mengambil S-2 sumber daya manusia di Universitas Andalas. Tapi SMA-nya di SMAN 8 Yogyakarta. Satu angkatan dengan Kapolri sekarang.

Meski jarang ke Demak, saya sangat gembira mendengar keterangan Ito itu. Ini kabar gembira bagi orang Demak. Juga bagi orang Jepara, Kudus, Pati, sampai Rembang. Ada harapan jelas siksaan lalu-lintas di kawasan itu segera berakhir.

Sebenarnya Ito menawarkan rute berperahu yang menarik: melihat kuburan apung. Yakni kuburan di tengah lautan air. Dulunya kuburan itu di tengah perkampungan. Kian tahun air rob dari laut kian tinggi. Perumahan di situ tenggelam. Penduduk mengungsi. Yang mati ditinggal di situ. Kalau air lagi surut kuburannya terlihat. Seperti kuburan yang mengapung. Hanya di saat seperti itulah ada yang berperahu berziarah kubur ke situ.

"Meski masih awal, proyek Sayung-Semarang sudah dimulai," ujar Ito. Berarti tinggal pekerjaan di lapangan. Keruwetan persiapannya sudah berlalu. "Sekarang memang baru mencapai 3 persen, tapi sudah dimulai," ujarnya.

dis1.jpgGerbang Tol Sayung. (FOTO: jatengprov.go.id)

Saya juga menghubungi Ir Andi Kurnia Kartawiria dari ITB. Andi lah yang merancang konstruksi khusus untuk mengatasi kesulitan di situ: pakai cerucuk bambu. Di atas cerucuk itu dihampar rakit bambu. Di atas rakit itu diberi tanah. Lalu diberi rakit bambu lagi. Tanah lagi. Rakit lagi. Sampai lebih 10 lapisan.

Berarti jalan tol Sayung-Semarang nanti akan seperti mengapung di atas rakit bambu.

"Alhamdulillah proses trial embankment skala penuh sudah selesai," ujar Andi kemarin sore. Itu untuk mengetahui performa sistem matras bambu di tol Semarang Demak tersebut. "Hasil percobaannya sangat baik," ujar Andi. 

Andi akan menjadikan ilmu konstruksi jalan tol Sayung-Semarang ini sebagai disertasi. Ia lagi menempuh S-3 di Malaysia. Andi lulus S-1 dan S-2 di ITB.

Berarti benar-benar tidak ada masalah dari aspek teknologinya.

"Sudah final. Sudah diuji 12 profesor," ujar Ito menimpali.

Alangkah leganya kalau tol Sayung-Semarang ini selesai. Saya usul: peresmiannya kelak harus dirayakan oleh para ilmuwan. Presiden Jokowi pasti terharu bisa menyelesaikan ini di akhir masa jabatannya. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 21 Juni 2023: Terbuka Minus

Chei Samen

Emboen Terbuka: Wahai kau burung dalam sangkar Memang hidupmu malang benar Sekali dibuka lalu tertutup Entah kapan jendela sangkarmu mau dibuka Terheran emboen nasib burukmu Kerna emboenku tak bisa ditutup Tetap terbuka.

Mbah Mars

EMBOEN PAGI: Orang peduli pada sakit raganya. Tidak pada penyakit hatinya. Sebab, sakit raga cepat ia rasa. Sakit hati orang lain yang merasakannya. Bukan dirinya.

Kopi Hitam

Ajang pemilihan para calon koruptor segera dimulai. Dan kita bisa memilih langsung secara terbuka. Di Desa saya para warga selalu bergembira tiap menjelang pemilu. Pertanda aspal jalan akan di perbarui. Para caleg di kabupaten saya suka ngasih ijon berupa pengaspalan/cor jalan. Dengan kompensasi komitmen suara. Makanya di desa saya ada timses sampai tingkat RW. Timses itu yang membagi : RT ini coblos caleg ini, RT itu coblos caleg itu, dst. Sering ada tambahan uang bensin buat ke TPS. Tapi sialnya selalu aja disunat sama timses keparat. Untuk itu kami ucapkan Ahlan Wa Sahlan yaa para calon koruptor. Semoga aspalnya kuat buat 5 thn. Jangan lupa kalo lg mroyek pencairan dana serap aspirasi atau apalah namanya, sisihkan buat cadangan. Buat persiapan kalau apes, di hotel prodeo bisa buat upgrade ke fasilitas bintang lima.

Pakdhe joyo Kertomas

Tertutup dan terbuka. Level bawah lebih menyukai terbuka. Kenapa karena tdk butuh imajinasi..sedangkan tertutup jelas lebih menarik bagi level atas. Lebih greng. Ada rasa penasaran. Maka yg memiliki imajinasi lebih baik akan lebih suka. Ini bukan pemilu. Tapi hadiah. Maka ada pepatah jangan lihat isinya tapi lihatlah bungkusnya. Kalo pemilu saya tetap suka yg telanjang. Wong telanjang aja masih banyak yg palsu. Apalagi yg tertutup. Penuh dg sulapan. Ingat kasus mas harun masiku. Andai sistem tertutup nggak keendhus kasusnya. 

Jokosp Sp

Mau terbuka atau tertutup tidak ada masalah. Cobalah lebih fokus ke kualitas anggota DPR dan DPRD nya. Harusnya sistem pengkaderan yang diutamakan di setiap partai politik. Kalau kader sudah ada di setiap desa, ada di setiap kecamatan, ada di setiap kabupaten, ada di setiap propinsi, maka pemilihan calon anggota akan sangat begitu mudah. Tidak akan menimbulkan kasak-kusuk ada setoran dan proses yang mendadak per lima tahunan itu. Jika dalam pemilihan DPRD Kabupaten dapat tiga kursi, maka tinggal ambil dari 3 kader terbaik yang ada di kabupaten tersebut. Kader di kabupaten adalah sumber daya terbaik dari kabupaten itu sendiri yang diambil dari mulai kader di desa terbaik dan kecamatan terbaik. Begitupun proses di propinsi. Jangan mendadak mencari yang per lima tahunan itu, indikasinya ya yang punya duwid tebal untuk setoran ke partai saja yang punya kesempatan. Sementara kualitas, kompetensi, dan jiwa bernegara sangat diabaikan. Hasilnya ya seperti sekarang ini.

Juve Zhang

Selingan Atraksi tendangan balik, belum lama kita baca Lurah belanja 8 Ton menara mangkrak, sekarang ada Lurah belanja 12 pesawat dari Qatar habis 12 Ton , wkwkwkwk pesawat tua itu ternyata dulu mau di hibahkan Qatar 2009 dan ditolak oleh Menhan Pak Juwono karena sudah Tua merawat pesawat tua mahal tak ada anggaran nya, malah sekarang 2023 jelas sudah lebih Tua lagi sudah 26 tahun mengudara sudah capek kepak sayapnya dan di beli 12 Ton. Wkwkwkwkwk perusahaan yg beli di Cekoslovakia Eropa , kenapa jauh ? Pemain sepakbola Eropa tendangan baliknya sangat hebat itulah gagasan memakai perusahaan Ceko untuk beli 12 pesawat Tua. Atraksi tendangan balik pemain bola Eropa memang mengagumkan kadang badannya membelakangi Kiper musuh tahu tahu bola bersarang di gawang musuh GOOOL !!!!!. Itu namanya tendangan balik sambil bersalto hanya pemain liga Eropa yg jago main seperti itu .wkwkwkwk.

mzarifin umarzain

Kata Deny Indrayans, bila terserah parpol, tak adil. Tak adil nya dimana? Kan parpol milih sendiri. Rakyat bebas milih parpol yg tertutup atau terbuka.

Mukidi Teguh

Manusia memang aneh, dulu dikasih tertutup mau yang terbuka. Saat diberi jalan pakai terbuka, mau balik ke yang tertutup. Makanya kalo MK bikin keputusan mestinya pakai masa berlaku. Misal: kita menerapkan sistem pileg terbuka selama 20 tahun dan akan ada sidang evaluasi pada tahun ke-19 dan 20.

imau compo

Omnibus Law diharapkan menyederhanakan hukum sesederhananya yg akhirnya malah bersifat umum. Padahal detail hukum diperlukan agar tidak bias dan rentan dimanfaatkan penegak hukum untuk kepentingan tertentu yg bersifat subjektif. Lagi pula detail hukum yg ada sdh berlaku dan dipraktikkan lama dan sdh mumbudaya pula di masyarakat. Kalau tujuan omnibus law menyelaraskan dan menghilangkan tumpang tindih hukum, tinggal panggil saja ahli matematika. Mereka akan mengidentifikasi tumpang tindih dan ketidakselarasan kumpulan hukum di Indonesia. Hasilnya bisa dirapatkan DPR dan Pemerintah utk revisi/amandemen undang-undang. Omnibus Law ini seperti fatamorgana yg sebelumnya ada di lembaga penelitian. Sekali-sekali , silakan perusuh ngobrol dengan BRIN yg bukan dari LIPI. Tanya pengalaman mereka. Kalau hanya dibilang mundur 10 tahun anggap saja kecil karena pengalaman saya....catastrophic! Prof BRIN malah tersandera delik penghinaan hari raya.

Mukidi Teguh

Bagi yang susah login, kemungkinan peramban Anda mengaktifkan "penghambat iklan". Bagi pengguna xiomi, pake mi browser bisa lancar jaya. Kalo pake chrome hampir ga akan bisa login, karena pemilik chrome adalah juga penyuplai iklan di disway.

Handoko Luwanto

Demi edukasi politik bagi konstituen, perlu ada pengukuran kualitas parpol. Dengan menghitung persentase anggota dewan yg terjerat kasus hukum. Misalnya, parpol A menempatkan 10 politisinya sebagai anggota dewan. Selama rentang 5 tahun, ada 3 orang menjadi terdakwa. Maka kualitas partai itu ada di 100% - (3 / 10)% = 70%.

Lusy Anggraini

Jadi ingat usulan Pak Nadiem (Kemendikbud) yang akan membuat sistem "Marketplace Guru" dalam merekrut guru. Sekolah bisa merekrut guru sesuai yang dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Calon guru yang masuk Marketplace pun harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Namanya usulan pasti ada pro kontranya, udah gaji ga seberapa, dituntut ikhlas, eh malah banyak aturan dan tuntutan, kayak gaji guru diatas UMR aja pak wkwk. Belum lagi 2024 ganti presiden, nanti ganti menteri lagi ganti kurikulum lagi ganti kebijakan lagi.. Kira-kira kalau caleg dibuat "Marketplace Caleg gimana ya?? Rakyat sendiri yang akan cekout calegnya hehe #Salam IAI AL-KHOZINY SIDOARJO 

Putu Wijana

Yang saya tau bagi masyarakat, pemilihan anggota DPR dan Presiden ini kurang "menarik". Saat coblosan saya tanya teman2 yang dari kabupaten lain, nyoblos gak ? Rata2 mereka menjawab "ndak, malas pulang, biayanya banyak". Beda kalau pemilihan kepala desa, walau diadakan saat hari kerja pun, mereka akan pulang. Alasannya : oleh "tebasan", satu keluarga minim dapat satu juta. Apalagi kalau teman yang dari plat M, tambah semangat kalau ada pemilihan kepala desa.

Xiaomi A1

Klo disuruh milih tertutup atau terbuka, bisa jadi orang malah akan milih yg setengah2, tertutup tp agak terbuka, alias menerawang..

m note

sepertinya menarik pendapat prof jimly bahwa sistem pemilu harus dilakukan perbaikan menyeluruh termasuk sistem kepartaian. soalnya mau terbuka atau tertutup akan percuma ketika wakil rakyat yang terpilih nantinya lebih tunduk pada pimpinan partainya daripada rakyat yang diwakilinya.

Udin Salemo

Setuju dengan pendapat pak Mirza. Ribet dan menghabiskan banyak biaya. Dibikin mudah saja, seperti pemilihan anggota parlemen di Malaysia. Bisa, kok. Asal ada kemauan. Pemilihan anggota parlimen di negeri jiran itu dibuat sederhana. Padahal partai peserta PRU juga banyak. Puluhan partai. Termasuk partai lokal di Sabah dan Serawak. Misal untuk pemilihan anggota parlimen P121 Lembah Pantai. Kawasan (kalau di Indon disebut dapil) ini hanya diperebutkan oleh empat calon dari koalisi BN, PH, PN, dan Pejuang. Kesepakatan partai koalisi lah yang menunjuk satu orang calon. Undang-undang pemilu nya mengatur koalisi partai hanya berhak mengajukan satu calon anggota parlimen. Lha, disini satu dapil diisi puluhan calon anggota legislatif dari banyak partai. Ruwet dan boros biaya.

Mirza Mirwan

Pelaksanaan pemungutan suara dalam pemilu di Indonesia itu terkesan ribet dan tidak ekonomis. Contoh sederhana: pada pileg 2024 nanti di sebuah daerah pemilihan di Jawa Timur, misalnya, tersedia 8 kursi. Itu artinya 18 parpol -- peserta pemilu di Indonesia 24 parpol, termasuk 6 partai lokal di Aceh -- akan mengajukan masing-masing 8 caleg. Artinya dalam surat suara untuk dapil tersebut harus memuat lambang 18 parpol berikut foto dan nama 144 caleg. Bikin pusing pemilih nggak tuh? Bukankah bisa dibikin sederhana. Dari 84 dapil dijadikan 580 dapil (sesuai jumlah kursi). Jadi 18 parpol itu masing-masing hanya bisa mengajukan seorang caleg. Irit kertas. Kalau mekanisme pemungutan suara model sekarang itu mau dipertahankan, sampai kapan pun kita tak akan pernah bisa menyelenggarakan pemilu secara elektronik. Kelewat banyak caleg susah bikin perangkat digitalnya. Tak bisa bikin perangkat yang simpel. Pemilihan anggota Dewan Rakyat dalam Pilihan Raya Umum di negara Pakcik Chei Samen kemarin itu lebih simpel dan praktis. Jumlah kursi 222, dapilnya ya sejumlah itu. Satu partai hanya mengajukan satu caleg. Eh, untuk partai yang berkoalisi, hanya satu partai dalam koalisi tersebut yang boleh mengajukan caleg. Simpel, hemat kertas, hemat biaya. Tetapi eh tetapi guyonan itu berbunyi begini: "Kalau bisa dibikin ruwet kenapa harus dibuat gampang?". Sontoloyo!

Mirza Mirwan

Di bawah sana Bung Liam bertanya, apakah di Amerika tidak ada anggota DPRD? Jawabnya ada. DPRD untuk 27 negara bagian disebut Legislature atau State Legislature. DPRD di 19 negara bagian disebut General Assembly. Empat negara bagian lainnya: Oregon dan North Dakota disebut Legislative Assembly, sedang Massachussetts dan New Hampshire disebut General Court.

Fiona Handoko

Pendidikan itu seperti main perempuan. Diperlukan uang dan kerja keras. Kepercayaan seperti keperawanan. Sekali hilang, maka hilang selamanya. Sukses itu seperti onani. Hanya tanganmu sendirilah yg dapat meraihnya. Gaji iru seperti menstruasi. Hanya datang sebulan sekali. Dan hanya bertahan seminggu. Twman teman itu seperti payudara. Ada yg asli dan ada yg palsu di dalamnya. Teman baik seperti kondom. Mereka akan melundungi dari hal hal yg buruk. Sahabat sejati seperti viagra. Akan membuatmu bangkit di saat kamu tak mampu berdiri Selamat sore teman2 perusuh, mbah mars, pak thanrin, pak leong

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda