Perkara KDRT Bilqis Koyak Rasa Keadilan

Lebam di wajah Putri Balqis korban KDRT di Depok. (FOTO: Dok. Istimewa - kumparan.com)

COWASJP.COMKDRT Bani Idham Fitriyanto Bayumi terhadap isteri, Putri Balqis di Depok, terheboh. Sampai, Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto ditelepon Menko Polhukam, Mahfud Md. Lalu, Kapolda telepon Kapolres Depok, Kombes Ahmad Fuady. Akhirnya, korban Bilqis dikeluarkan dari tahanan Polres.

***

KAPOLDA Metro Jaya, Irjen Karyoto kepada pers saat mengunjungi Mapolres Depok, Kamis, 25 Mei 2023, mengatakan:

"Bapak Menko Polhukam sempat menelepon saya, coba diberikan atensi kami penyidikan ini menjadi atensi, apapun, apalagi kalau ada keluhan masyarakat.”

Maka, Kapolda minta penjelasan Kapolres Depok, Kombes Ahmad Fuady soal detil kasus itu. Akhirnya, Bilqis, korban KDRT sang suami dilepas dari tahanan Mapolres Depok, setelah mendekam dua hari di situ, dan jatuh sakit dilarikan ke IGD rumah sakit.

Irjen Karyoto: "Apalagi kalau Menkopolhukam sudah menanyakan, ke saya menjadi atensi beliau. Maka, perkara ini sementara ditangguhkan, menunggu para pihak yang masih sakit.”

Dilanjut: "Kami mengharapkan mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran, buat penyidik lain, kalau menangani perkara harus benar-benar berimbang, kalau ada dua laporan, ya dua-dua nya, kalau memang terpenuhinya unsur, perbuatan pidana itu bisa ya harus berimbang.”

Pungkasnya: "Artinya di kedua belah, pihak sementara suami yang melaporkan istri, dan istri melaporkan suami, sama-sama tidak ditahan. Memang kondisinya sebenarnya di kedua belah pihak ini suami istri, dua-duanya bisa dilakukan penahanan."

Perkara yang semula sepele ini jadi membesar setelah diunggah dan disebar warganet di medsos. Karena, mata Balqis dilumuri bubuk sambal oleh Bani, kemudian Balqis membalas, meremas penis suami. Akhirnya, Balqis ditahan, sebaliknya Bani bebas.

Alhasil, heboh di medsos. Ada warganet mengunggah begini: “Pak Listyo Sigit, kok begini Polres Depok? Atas dasar apa pak, mereka menahan korban dan menjadikannya tersangka? Saya yakin bapak lebih bijak dalam mendidik anak buahnya jika ada kesalahan, cukup ditegur saja pak dan dimutasi ke kutub utara oknum yang terlibatnya.”

Unggahan ini kasar, menghebohkan. Menyebut Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Mungkin, karena itulah Prof Mahfud kemudian menelepon Kapolda Metro Jaya.

Bani dan Balqis menikah pada 2009, sudah dikaruniai tiga anak. Bani asal Lombok, NTB. Balqis asal Depok, Jabar. Mereka pernah mukim di Palembang, Sumatera Selatan. Kini tinggal di Cinere, Depok. Warganet menyebut, Bani punya SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Depok.

dwo1.jpgNoviansyah Siregar, ayah Putri Balqis. (FOTO: Dok. Istimewa - kumparan.com)

Minggu, 26 Februari 2023 Bani-Balqis cekcok keras. Bani menyiram mata Balqis dengan bubuk sambal. Dibalas Balqis dengan meremas penis Bani. adik Balqis bernama Sahara Hanum menulis di medsos, Balqis dianiaya parah.

Kemudian Balqis lapor ke Polres Depok. Tak lama, Bani juga lapor ke Polres Depok. Pihak Polres berusaha mendamaikan, tapi di pertemuan perdamaian Balqis tidak hadir.

Dalam proses pemeriksaan, Balqis cuma hadir sekali, dalam pertemuan ke dua. Selebihnya dia tidak hadir. Pihak Polres Depok menawarkan Restorative Justice atau damai. Tapi, Balqis tidak pernah hadir dalam pertemuan perdamaian.

Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno kepada pers mengungkapkan, akhirnya suami-isteri itu sama-sama ditetapkan sebagai tersangka. “Karena tawaran RJ (Restorative Justice) tidak ditanggapi, maka perkara kami proses. Keduanya berstatus tersangka,” katanya.

Perkembangan selanjutnya, Balqis ditahan di Mapolres Depok. Sedangkan, Bani tidak ditahan.

AKBP Yogen: “Karena, tersangka suami (Bani) minta izin berobat ke rumah sakit, karena kemaluannya sampai dirawat di rumah sakit. Katanya sampai dioperasi. Ada keterangan dokter.”

Kondisi tidak seimbang itu membuat pihak keluarga Balqis sakit hati. Lalu, adik Balqis, Sahara memposting di medsos, bahwa ada perlakuan tidak adil di Polres Depok.

Unggahan itu disambut warganet, ramai. Dikomentari banyak orang, dan viral. Warganet membela Balqis, menyalahkan Polres Depok. Seperti unggahan di atas.

Dua hari Balqis ditahan, jatuh sakit. Balqis dalam kondisi mata kanan bengkak, didorong brankar, divideokan ayah Balqis, Noviansyah, langsung dilarikan ke IGD rumah sakit. 

Rekaman video itu diunggah Sahara Hanum  @saharahanum pada Rabu, 24 Mei 2023 di medsos. Kasus ini semakin menyebar. Protes di medsos sangat ramai. Sampai akhirnya Kapolda Metro Jaya menyatakan, Menko Polhukam menelepon, menanyakan kasus itu.

Lebih heboh lagi, ayah Balqis, Noviansyah cerita ke wartawan, bahwa bukan sekali ini Bani menganiaya Balqis. 

Noviansyah: “Dulu, ketika mereka masih tinggal di Palembang, saya pulang dari Malaysia mampir menjenguk mereka di Palembang. Ternyata kondisi wajah anak saya lebam. Saya tanya, dia tidak mengaku. Tapi cucu saya bilang, habis dipukuli ayah.”

Noviansyah kemudian mendesak Balqis cerita. Akhirnya Balqis cerita bahwa kondisi begitu (KDRT) sudah sangat sering, sejak awal pernikahan. Balqis tidak menggugat cerai, karena sudah punya anak tiga. 

Tentu, itu menyedihkan Noviansyah. Terjebak dalam dilema. Jika ia mempolisikan menantu, terus bagaimana nasib tiga cucunya? Kalau tidak dilaporkan, tersayat hati berlarut menahun, sebab anaknya disiksa menantu. 

Dari situ Noviansyah tahu berbagai hal tentang Bani. Antara lain, bahwa Bani punya sakit bawaan lahir, semacam hernia. 

Noviansyah: “Jadi, laporan menantu saya ke polisi bahwa kemaluannya sampai dioperasi, mungkin saja karena penyakit itu.”

Kecurigaan Noviansyah itu membuat ia penasaran. Ia lalu berupaya mencari tahu kondisi menantunya, Bani, pasca dibiarkan bebas oleh polisi, sedangkan Balqis ditahan. Akhirnya Noviansyah menemukan jawaban mengejutkan, begini:

“Menantu saya memang minta izin ke polisi untuk berobat kelamin. Tapi ternyata ia langsung pergi ke Lombok (NTB) rumah orang tuanya.”

Dilanjut: “Saya tidak asal bicara. Saya ada bukti video. Kami kan punya grup WA keluarga. Videonya ada, tanggalnya jelas.  Kelihatan jelas, ia sedang liburan, bersama orang tuanya, juga ada,” 

Noviansyah menunjukkan bukti itu ke wartawan. Tampak jelas, ada Bani.

Ketika Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto bicara kepada pers, Kamis, 25 Meu 2023, tahu-tahu Noviansyah mengunggah di medsos, mengungkap, bahwa Bani pengguna narkoba. Sehingga, mungkin saja ketika menganiaya Balqis, Bani sedang mabuk narkoba.

Info mengejutkan itu kemudian dikonfirmasikan wartawan ke Irjen Karyoto. Ketika Karyoto diwawancarai wartawan.

Karyoto: "Baik. Ini masukannya kita terima. Ini pengakuan baru,. Tentunya akan segera kami periksa.”

Kelihatan, bahwa ayah Balqis memberi informasi ke publik via medsos secara bertahap. Sebagai ortu, pastinya ia banyak menimbang terkait kelangsungan rumah tangga anaknya. 

Dari cerita itu kelihatan bahwa keluarga ortu Balqis sangat sakit hati. Tapi mereka juga mempertimbangkan masa depan tiga anak Bani-Balqis, seumpama suami-isteri ini terpaksa berpisah. Warganet juga mengunggah foto ketika Bani dan Balqis masih rukun. Tampak, mereka naik KA eksekutif berpegangan tangan.

Noviansyah akhirnya mengungkap posisi Bani berada di Lombok dan Bani pecandu narkoba. Ini info pamungkas. Mematahkan argumen pihak Polres Depok, bahwa kelamin Bani dioperasi dan masih dirawat di RS. 

Info yang ‘mematikan’ Bani itu sekaligus sebagai tanda, bahwa Noviansyah sudah tidak berharap Bani-Balqis berdamai. Karena polisi bakal segera memeriksa Bani terkait info dari Noviansyah itu. Kasus ini diperhatikan publik secara luas. Bahkan diperhatikan Menko Polhukam.

KDRT Bani-Balqis mempertegas banyaknya KDRT di Indonesia. Dilakukan masyarakat dari berbagai kalangan. Mulai rakyat jelata sampai pejabat publik. Dari politisi sampai artis. 

Itu yang terungkap, karena para korban melapor polisi, dan dimuat media massa. Terheboh, diunggah di medsos. Dikomentari publik sangat ramai.

Padahal, lebih banyak lagi KDRT yang tidak dilaporkan korban. Dengan pertimbangan seperti Balqis: Menimbang masa depan anak-anak, seandainya suami-isteri bercerai.

Trus, bagaimana nasib generasi muda kita di masa depan? (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda