Menyaksikan The Power of Giving

Sebelum kembali ke daerah masing, anggota jamaah umrah 1, 2, 3 dan 4 menyempatkan untuk oto bersama dengan Pak Aqua Dwipayana dan Ibu Retno. (Foto: POS)

COWASJP.COMBagian 3 buku "Produktif Sampai Mati", berjudul "Buktikan The Power of Giving."  Di halaman 25-35 itu, saya menulis antara lain bahwa orang yang mudah memberi, enteng bersedekah, adalah orang "kanan". 

***

ORANG kanan itu, orang yang menggunakan otak kanan. Tidak terlalu banyak pertimbangan untuk memberikan sesuatu yang sebenarnya juga bukan 'milik'nya. Dalam bahasa Jawa: nyah-nyoh tanpo mikir . 

Sikap tersebut berdasar pada kuatnya keyakinan. Bahwa apa yang dia berikan, apa yang dia sedekahkan, apa yang dia bagi, akan mendapat ganti dari ALLAH SWT. Bahkan diganti dengan berlipat. "Orang yang yakin kebenaran ayat ALLAH SWT itu, orang kanan." 

Orang Kanan juga percaya bahwa "more you give, more you get." Semakin banyak memberi, akan semakin banyak menerima. 

Dengan keyakinan atas kekuatan memberi inilah, AQUA Dwipayana, seorang Motivator Nasional yang juga Doktor Komunikasi, terlihat tidak pernah merasa berat untuk berbagi. Banyak bukti yang bisa ditulis. Anda semua sudah tahu. 

AQUA yakin bahwa semua yang dia pYakin Semua Milik TUHANunya, milik TUHAN. Dia hanya dititipi. Lahir tidak bawa apa-apa. Mati pun demikian juga. AQUA pun "nyah-nyoh". Dan itu, terus ia lakukan. 

Termasuk yang saya saksikan saat AQUA menggelar "Open House Silaturahim" pada Selasa (25/4). Ini "open house" yang tidak biasa. Tidak sekadar tamu berkunjung lalu bersalaman mengucapkan selamat Lebaran dan maaf lahir batin. Kemudian pulang. 

Benar ada "prosesi Lebaran Idul Fitri." Saling menyampaikan permohonan maaf. Benar ada suguhan makanan khas Lebaran: ketupat, opor ayam, sambal goreng krecek, dan teman-temannya. 

Tapi, untuk para tamunya, yang sebagian besar para jamaah umrah The Power of Silaturahim (POS) dari I-IV, AQUA dan keluarga tetap "nyah-nyoh." Tidak hanya dengan suguhan makanan yang berlimpah. Melainkan "nyah-nyoh" dengan oleh-oleh dan 'salam tempel' ketika mereka pulang. 

AQUA.jpgPak Aqua Dwipayan (ketiga dari kanan) saat memberikan sambutannya dan mengucapkan selamat datang di Yogyakarta.

Setiap tamu mendapat satu tas oleh-oleh. Isinya macam-macam. Ada bakpia (dua macam: bakpiaku dan bakpia 25), keripik seledri, kacang oven, jeruk, keripik nangka, sajadah dan lain-lain. 

"Banyak Banget!"

Saya datang terlambat.  Sempat menyaksikan rombongan tamu pamitan pulang. 

"Banyak banget!" Saya dengar suara anak kecil anggota rombongan yang gembira menerima beberapa lembar rupiah. Yang lainnya saya lihat diberi dalam amplop tebal. Pasti jumlah yang tidak sedikit. 

AQUA Dwipayana melepas pamitan para tamunya bersama istri tercinta Retno Setiasih. Juga didampingi anak lakinya Savero Karamiveta Dwipayana atau Ero. Terlihat pula mertua AQUA atau orangtua Retno Setiasih, Soetari Wiyono dan Suhartie, bersama anggota keluarga lainnya. 

Rombongan tamu dari jamaah POS Surabaya - Malang yang dipimpin Fuad "Cak Fu" Ariyanto pamit pertama. Ada yang dari POS II (Sukma, Malang), Annisah (istri Cak Fu, III, Surabaya), Diyah Kusumawati (III, Surabaya). 

Rombongan ini membawa mobil sendiri disopiri oleh Dr Yarno Wiryo. Yarno adalah editor bahasa buku-buku super best seller AQUA Dwipayana: "Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)" dan "Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama". 

Ita Lizamia (POS III) yang berangkat bersama rombongan Surabaya, saat pulang ikut mobil Rubiarsih (POS III, Cilacap). Ita mau mampir ke Solo dulu menengok anaknya. 

Berikutnya rombongan jamaah POS lain yang dari Semarang, Boyolali, Purworejo maupun dari Jogja. Terakhir, rombongan keluarga Ketua Tetap Jamaah Umroh POS Nurcholis MA Basyari. Ia bersama istri Yayah Nuriyah dan anak lakinya Dhoni. Ikut pula Rif'an (POS III, Jepara). 

Kompak Memuliakan Tamu

Terasa sekali upaya memuliakan para tamu dari AQUA dan keluarga. Semuanya kompak. Saling melengkapi. Apa-apa yang selama ini disampaikan motivator ini, benar-benar dijalankan dalam kehidupan nyata. Bukan OMDO. Omong doang. 

Pesan yang saya selalu ingat dari seorang AQUA:  berbuat baiklah dan tanpa pamrih. Setiap saat, di mana pun berada dan dalam kondisi apapun juga, jika ada orang lain ---baik yang dikenal maupun tidak--- yang butuh bantuan, jangan ragu-ragu untuk membantunya. 

"Jadikanlah itu sebagai rutinitas sehari-hari yang menyenangkan. Niatkan untuk melaksanakannya secara konsisten. Dan jangan pernah sedikit pun goyah oleh berbagai godaan," pesan AQUA suatu waktu. 

CAK-FU.jpgCak Fu  sebagai wakil dari anggota jamaah umrah  1 sampai 4 di dampingi isteri tercintanya saat memberikan sambutan dan mengucapkan rasa terimakasih. 

Yakinlah, lanjut AQUA, perbuatan baik tanpa pamrih tersebut akan mendapat balasan baik di dunia maupun di akhirat dari TUHAN. Melakukan kebaikan itu sama dengan menabung yang catatan datanya di TUHAN, sedikit pun tidak pernah keliru. 

"Saya sudah merasakannya selama puluhan tahun," tandas pria yang hobi membahagiakan orang lain ini. 

Soal membahagiakan ini, saya pun teringat dengan "kutipan" yang ada di halaman 105 buku "Produktif Sampai Mati." Kutipan dari pernyataan AQUA Dwipayana berbentuk grafis itu berbunyi: Jika Anda membuat seseorang bahagia pada saat ini, Anda membuat dia bahagia juga 20 tahun lagi,  saat dia mengenang peristiwa itu... 

Saya pun membayangkan anak-anak kecil yang teriak bahagia "banyak banget" saat menerima lembaran rupiah dari seorang AQUA di atas, tersenyum bahagia 20 tahun kemudian. Saat dia mengenang pernah diajak silaturahim ke Rumah di Sawit Sari, Condong Catur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Ah, bahagia rasanya berada di tengah-tengah "orang kanan". Anda pernah merasakannya juga?* 

Penulis adalah wartawan senior yang tinggal di Yogyakarta.

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda