Sang Begawan Media

Salam Karma

Trisha Meili korban perkosaan sadis di Central Park Five, New York, tahun 1989. (FOTO: abcnews.go.com)

COWASJP.COM – "KARMA", katanya.

Maka lanjutan serial Safari Ramadan pun kalah dengan artikel ini. 

Ia tidak akan lupa Donald Trump. Peristiwanya sendiri sudah berlalu hampir 35 tahun. Waktu itu Trump sudah jadi konglomerat real estate di New York. Ia sudah punya Trump Tower, gedung 58 lantai di Fifth Avenue yang iconic itu. Dari lantai atas gedung ini Trump bisa melihat keindahan taman luas di bawahnya: Central Park nan hijau. Anda sudah tahu: itulah taman hutan terluas di Manhattan.

Di tengah taman itu terjadi pemerkosaan. Korbannya gadis 28 tahun. Kulit putih. Namanya Trisha Meili. 

Kulit putih perlu disebut karena Meili terasosiasi dengan gadis cantik Tionghoa. Kulit putih juga perlu disebut karena opini sudah terbentuk: kalau korbannya kulit putih asosiasi langsung menuju ke kulit hitam sebagai pelakunya.

Sejumlah remaja kulit hitam pun ditangkap. Mereka dari kampung dekat taman. 

Sepuluh hari kemudian Donald Trump pasang iklan satu halaman penuh. Di empat koran New York. Isinya: Hukum mati! Kembalikan kekuasaan polisi!

Trump mengeluarkan uang lebih Rp 25 miliar untuk biaya iklan itu (USD 186.000).

Trump begitu simpati kepada Meili. Gadis itu tidak hanya diperkosa. Dia juga dipukuli sampai kepalanya retak. Dia juga diseret ratusan meter. Sampai punggungnya penuh luka kena rerumputan dan bebatuan. Dan dia juga dirampok.

Sempurna sekali kejahatan terhadap Meili.

Dia ditemukan dalam keadaan koma: sudah pukul 01.00 dini hari. Dan Meili tetap koma sampai iklan itu terbit. Begitu berat penganiayaan terhadap gadis Meili.

Ditemukanlah rambut kemaluan laki-laki, sidik jari dan sisa sperma di dalam vagina Meili. Itulah bukti kuat untuk membawa perkara ini ke pengadilan.

Malam itu, pukul 20.30, Meili jogging di Central Park. Di taman ini memang banyak orang berolah raga. Jalan kaki, jogging, bersepeda. 

Akhir April adalah bulan yang sangat nyaman di New York. Udara sejuk. Sudah tidak dingin tapi belum panas. Pukul 20.00 juga belum terasa terlalu gelap. Daun-daun di Central Park sudah hijau sempurna. Bunga-bunga berkembang lagi endel-endel-nya. Musim semi sudah membuahkan hasil kesempurnaannya.

Meili jogging di dalamnya. 

Malam itu segerombolan remaja juga berlarian di Central Park. Sekitar 20 remaja. Semuanya kulit hitam –kecuali satu keturunan Spanyol. Mereka dari kampung tidak jauh dari Central Park.

Seorang pesepeda dipukul. Terjengkang. Makanannya diambil. Minumannya dirampas: bir. Mereka tertawa-tawa. Usia mereka 14 dan 15 tahun. Pesepeda inilah yang lari dan kemudian melapor ke polisi. 

Ketika polisi tiba. Gerombolan remaja itu sudah tidak ada di Central Park. Polisi terus menyisir taman yang begitu luas: 3,5 km2. Di dalam Central Park polisi justru menemukan Meili yang tergeletak. Terkulai. Pingsan. Sampai tiga hari kemudian belum tahu kalau yang pingsan itu bernama Meili.

Peristiwa ini sangat menarik perhatian: Central Park, gadis 28 tahun diperkosa, segerombolan remaja kulit hitam, pingsan belum siuman pun setelah 10 hari, luka-luka di sekujur badan, kepala retak.

dis1.jpgTrisha Meili korban perkosaan sadis di Central Park Five, New York, tahun 1989. (FOTO: abcnews.go.com)

Media mem-blow up habis-habisan. Karena melibatkan anak di bawah umur dan pemerkosaan, media membuat istilah sendiri untuk peristiwa itu: Kegilaan Central Park Lima.

Polisi lantas melakukan serangkaian penangkapan. Sekitar 20 remaja diciduk. Akhirnya ditetapkan: lima anak sebagai pelaku Kegilaan Central Park Lima. 

Satu di antara lima itu mengaku berumur 16 tahun. Namanya Yusef Salam. Dengan pengakuan itu Salam dianggap sudah dewasa. Iapun ditahan di rumah tahanan umum. Sedang lainnya ditahan di tempat pendidikan anak.

Salam ternyata berumur 15 tahun juga. Mungkin awalnya ia kurang peduli dengan umur. Tapi itu sangat merugikan dirinya. ''Salam pernah berbohong''. Ini menjadi salah satu kelemahannya dalam proses sidang berikutnya.

Peristiwa ini tidak hanya dramatis, tapi juga sensitif. Teknologi juga belum begitu maju. Terutama teknologi DNA. Masalah ras, masalah agama, masalah keamanan dan kesenjangan campur jadi satu.

Seorang pendeta gereja ortodok Abisinia membuat pernyataan: setiap kali ada gadis kulit putih yang diperkosa pikiran orang langsung pada pelakunya pasti anak muda kulit hitam. Itulah Amerika.

Pengadilan membuat langkah yang ke arah objektif. Dewan juri untuk perkara ini pun disusun berdasar keseimbangan ras: 4 kulit putih, 4 kulit hitam, 2 keturunan Spanyol, dan 1 orang keturunan Asia.

Penentuan hakimnya juga tidak biasa. Di New York penentuan hakim dibuat sangat adil. Tidak ada istilah ''perkara A diadili oleh hakim A''. Di sana ''hakim siapa yang menangani perkara apa'' ditentukan lewat undian.

Bisa jadi hasil undian itu tidak memuaskan publik: misalnya jatuh ke hakim kulit hitam. Atau hakim kulit putih. Maka khusus untuk perkara Central Park Lima ini hakim langsung ditunjuk yang reputasinya sudah diakui oleh publik.

Jaksa membacakan dakwaan. Saksi dihadirkan. Bukti disajikan. Termasuk hasil tes DNA. 

Dewan yuri memutuskan lima remaja itu bersalah. Tapi ada yang dinyatakan tidak ikut memerkosa. Hukuman pada mereka antara 5 sampai 7 tahun. Satu orang sampai 12 tahun.

Juri tahu para remaja itu belum pernah perlakukan tindak kriminal apa pun. Mereka juga dari kalangan yang secara ekonomi tidak miskin. Mereka mampu membayar uang jaminan sampai USD 25.000.

Tapi juri percaya pada hasil pemeriksaan DNA. Termasuk soal rambut tadi.

Memang di pemeriksaan polisi yang pertama mereka juga mengaku melakukan perbuatan itu. Pengakuan tersebut lantas diformalkan dalam rekaman. 

Rekaman itulah yang diperdengarkan ke juri.

dis.jpg2.jpgTrisha Meili ketika masih berusia 42 tahun pada 2003 lalu. (FOTO: AP - centralparkjogger.go tayang 28 Maret 2003)

Ketika pemeriksaan itu, Salam, karena sudah 16 tahun, tidak didampingi orang tua. Saat pemeriksaan Salam didampingi pengacara. 

Kepada pengacara inilah Salam mengaku tidak bersalah. Teman-temannya pun yakin ia tidak bersalah. Mereka hanya merasa mengganggu Meili tapi tidak sejauh yang dituduhkan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Meili malam itu.

Akhirnya, satu minggu setelah ditangani pengacara, mereka menarik pengakuan. Mereka merasa terintimidasi polisi. 

Di pengadilan mereka konsisten mengaku tidak bersalah. Sampai pun ketika hukuman dijatuhkan.

Saat hukuman itu dijatuhkan Salam membacakan pernyataan dengan gaya membaca puisi. Lantang. Penuh keyakinan. Semua media memuatnya, termasuk sebagai sumber tulisan ini:

"Saya anggap hukuman ini sebagai tes.

Dari Allah, Tuhan kami.

Semua yang saya dan teman-teman katakan adalah kebenaran.

Saya tidak pernah merusak ajaran agama saya dengan berbohong".

Terhukum lainnya juga membuat pernyataan senada: kelak kebenaran akhirnya akan muncul. 

Lalai mereka menjalani hukuman.

Salah seorang dari mereka bertemu narapidana lain yang tidak ada hubungannya dengan Central Park Lima. Namanya: Matias Reyes.

Reyes iba dan terketuk hatinya. Ia memang mengaku bersalah. Telah memerkosa beberapa gadis dan merampoknya. Ia pantas dihukum. Tapi remaja yang ini tidak. Apalagi mereka sampai sudah menjalani hukuman lima tahun. Belum juga menemukan kebenaran.

Mereka sudah berusaha naik banding. Tapi selalu kalah.

Akhirnya Reyes mendatangi petugas. Ia mengaku sebagai yang memerkosa gadis yang lagi jogging di Central Park itu.

Polisi tidak percaya begitu saja. Pemeriksaan ulang dilakukan. Penelitian terhadap rambut dan sperma diulangi. Dengan teknologi baru. Selama enam tahun terakhir kemajuan di bidang teknologi DNA sudah sangat jauh. Zaman itu Amerika belum punya bank DNA. Tapi enam tahun setelah Meili diperkosa, riset DNA sudah sangat maju. 

Hasil pemeriksaan terbaru menyatakan positif. Benar. Sperma dan rambut itu milik Reyes. Bukan milik salah satu dari lima sekawan. 

Salam pun dibebaskan. Empat remaja lainnya dibebaskan. Yakni setelah berada di penjara lebih 5 tahun.

Lima orang itu pun, sudah bukan lagi remaja, menggugat Pemda New York. Di Amerika polisi berada di bawah Pemda. Mereka minta ganti rugi, total USD 50 juta.

Di masa wali kota Bloomberg, soal ganti rugi ini seret. Tapi calon wali kota berikutnya, Bill de Blasio menjadikannya bahan kampanye. De Blasio terpilih. Wali kota baru ini memenuhi permintaan Salam dkk. Nilainya USD 41,3 juta. Masing-masing menerima lebih USD 7 juta. Sekitar Rp 100 miliar.

Mereka kini berumur sekitar 48 tahun. Tiga orang dari mereka kini bergabung dalam satu kantor pengacara. Satu lagi jadi operator alat berat. 

Sedang Salam jadi motivator, pengacara dan pegiat masyarakat. Belakangan Salam dapat penghargaan tinggi dari Presiden Barack Obama.

Itu karena Salam membawa pembaharuan dalam pemeriksaan polisi. Salam bergabung dalam satu gerakan yang memperjuangkan ini: agar pemeriksaan di polisi harus direkam. Sejak awal sampai akhir.

Perjuangan itu berhasil. Sekarang pemeriksaan polisi harus direkam. Bahkan pakai video. 

Salam juga memperjuangkan satu mata anggaran untuk polisi: pelatihan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan identifikasi barang bukti.

Gadis jogging itu sendiri, Trisha Meili, siuman setelah 12 hari. Tapi belum bisa berkata dan bergerak. Dia harus menjalani rehabilitasi selama 6 bulan.

Sebelum peristiwa itu Meiliki bekerja di investment banking. Kini dia bekerja di bagian rehabilitasi pasien trauma di Mount Sinai Hospital. 

Meili masih punya sedikit masalah dengan pengembalian ingatan. Tapi buku yang dia tulis laris sekali: Sayalah Si Gadis Jogging Itu.

Meili memang sudah kembali jogging. Kini ditambah yoga.

Sedang Reyes sendiri akhirnya dihukum 33 tahun penjara. Berarti kini sudah bebas. Atau menjelang bebas.

Begitu abadi kisah Central Park Lima ini. Saya juga sangat terpengaruh olehnya. Saya hampir selalu jalan-jalan ke Central Park setiap ke New York setelah itu. Sering pula jadi tour guide amatiran untuk teman-teman manajer saya. Saat itu.

Orang juga masih ingat iklan atraktif yang dipasang Donald Trump. Apalagi orang seperti Salam. Yang diminta Trump harus dihukum mati. Para ahli media sepakat pengaruh iklan itu begitu kuat di opini masyarakat New York saat itu.

Bakat Trump sebagai provokator ternyata sudah terlihat sejak saat itu.

"Karma," ujar Salam. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 8 April 2023: Kambing Gemuk

Handoko Luwanto

Buat teman-teman Abah di Radar Tasik : radar, ^dadar, da^sar, ^kasar, kas^ir, kasi^h, ^fasih, fasi^k, ^tasik.

Liáng - βιολί ζήτα

hanya selingan, jangan ditanggapi terlalu serius, untuk menambah wawasan saja. Gaming Disorder atau secara umum diartikan sebagai Kecanduan Game oleh WHO telah dimasukkan ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD-11) sebagai Mental Disorder (disorders due to addictive behavior). Penelitian menunjukkan bahwa Neurotransmitter yang menghasilkan Dopamin menjadi lebih aktif pada orang-orang yang kecanduan game. Reaksi ini mirip dengan orang yang menggunakan narkotika, meski hanya terindikasi mengalami peningkatan Dopamin +/-2 kali lipat dibanding pecandu narkotika yang bisa mencapai hingga 10 kali lipat. Kalau diamati lewat Magnetic Resonance Imaging (MRI) tampak ada perubahan pada bagian otak Pre-frontal Cortex. Gangguan tersebut mengakibatkan orang yang kecanduan game akan mengalami penurunan beberapa kemampuan/fungsi otaknya, antara lain : - Fungsi Atensi, - Fungsi Eksekutif, - Fungsi Inhibisi, - Kesulitan mengendalikan Perilaku Impulsive, - Emosi yang tidak stabil. Dan yang lebih parah lagi adalah ditemukan adanya peningkatan koordinasi antara bagian Prefrontal Dorsolateral Cortex dan Temporoparietal Junction di otak, yang diduga membatasi kontrol impuls seseorang. Kondisi ini biasanya ditemukan pada pasien dengan Skizofrenia dan Autisme. catatan : kecanduan game yang dimaksud di atas yang sudah parah.

Fiona Handoko

menurut dr tan shot yen. jika benar daging kambing menyebabkan hipertensi. orang timur tengah yg sering makan daging kambing, bisa hipertensi semua. yang menyebabkan hipertensi adalah di bumbu, kecap, oseng dan cocolannya, terlalu banyak natrium / garam, msg.

Liáng - βιολί ζήτα

@Cindy Cindy tolong nih... tuh kambuh lagi....... wkwkwk

Echa Yeni

Bro iMM,kalo ngaca dari diriq sendiri mungkin komenku adalah.., "pingin ndugal kurang modal, ati karep bondo cupet.arep merusuh..?? yowwes orausah ewuhpekewuh. daripada orasido ngrusuh. Dan merusuh yg aman, iA ya hnya di chd ini.

Otong Sutisna

Baru 1000 an, ayo mana 4000 nya

Echa Yeni

Wah..ganas liar dan urakan tenan iki. Pertama bca komen 80an, kedua 1500san, saiki2500 lebih. Dan blom jam istrirehat siyang lho padhahall... Ampun dijee...

Jimmy Marta

Kambing gemuk, ada yg nyebut itu kambing muda. Batibul, balibul. Saya yg dulu pernah jadi angoner, masih ingat jk sang kambing umur segitu. Besarnya seberapa, beratnya brp. Masih imut dan netek sang induk. Tp itu ya, kambing kampung. Makannya 100% rumput dan semak...hehe. Ingat saat hari raya qurban dan aqeqahan. Harus yg sudah bertanduk dan cukup umur. Oh itu rupanya hanya dipersyaratkan untuk acara tsb. SKB gk perlu untuk sate gemuk yg pasti empuk...

iMM Indonesia Markup & Maju

<html> <head> <script type="text/javascript"> ... </script> </head> </html>

Alfi Nur Afifah

Burung merpati burung tekukur/ Terbang turun ke dekat sumur/ Kita mesti selalu bersyukur/ Agar hidup semakin makmur/ Pantun mensyukuri hidup_ kalau sudah sakit repot deh jadinya

Mbah Mars

Abah DI mamerin nikmatnnya sate kambing gemuk. Para perusuh ceglak-cegluk. Ngiler. Kenapa Abah pamer? Pasti Abah diinspirasi ayat: Fa amma bini'mati rabbika fa haddits. Maka terhadap nikmat Tuhanmu (Yang kau dapatkan) cerita-ceritakanlah (kepada orang lain). Jadi, ceritanya para perusuh kecritan. 

Cindy Cindy

Abang iMM, semoga hari ini Abang sehat dan banyak rezeki. Semangat. Tak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Tak ada cobaan yang melampaui kemampuan kita untuk menerimanya. Cindy doakan Abang iMM mendapat hidayah sehingga tidak mengganggu lagi kolom komentar CHD. Lihat betapa baik hatinya Pak Dis, dua hari ini beliau tetap menjadikan komentar Abang sebagai pilihan. Lihat betapa solidernya Om Amat yang terus menyemangati "yuk bisa yuk". Lihat betapa pedulinya Bli LP dan Kang Otong yang terus nantangin 1.000 sampai 3.000 komen lagi. Komentator yang misuh-misuh Abang nggak usah pedulikan. Toh itu tanda perhatian mereka ke Abang. Tanda mereka berharap Abang segera sehat kembali dan meramaikan kolom komentar dengan pernyataan-pernyataan yang kritis dan solutif, sehingga Koh Liam tidak perlu mabuk Kratingdaeng dulu untuk mencerna apa yang Abang sampaikan. Eh, Bang iMM, kunci ada di bawah pot bunga. Tidak di bawah keset lagi. Ntu Pak Pry ternyata tahu juga dan datang lebih duluan ketimbang Abang. Cindy takut ketemu aki-aki jumanta. Abang langsung masuk kamar aja, ya, Bang. Kalau Cindy sudah tidur, Abang boleh buka sendiri aja yaaaa.*

Leong Putu

Foto yang menyertai tulisan ini bagus sekali. Lokasinya. Yang salah sepertinya hanya pemilihan juru fotonya. Terlihat sekali selera fotonya rendah. Bagaimana bisa, informasi yang berkaitan dengan lokasi foto terpotong di kedua sisi. Yang di sisi kiri foto itu. Di sisi atas cuma kena tulisan : Tindak, tidak utuh. Di sisi bawah cuma kena tulisan : dilarang menaikkan. Entah apa yang dilarang untuk dinaikkan. Celana kah ? BH kah ? Gak jelas semua. Untuk pilihan busana. Mantap. Maksud saya, Bu Bos ternyata pintar dalam memilih busana. Sangat padu padan. Gaya juga sangat foto genic. Koreksi dikit dipemilihan frame kacamata. Coba pilih model frame seperti Syahrini. Pasti akan lebih Cetar membahana. Wkwkwk..... Untuk menilai yang satunya, sangat sensitif. Saya pasti akan diprotes seseorang. Wkwkwk...biarin aja...! Untuk Pak Bos. Pilihan bajunya Pas. Daleman hitam dipadu jaket merah hati. Pilihan sempurna untuk menutupi perut yang sudah membuncit. Peaceee.... Untuk gaya foto ? Ajuuuur...gak romantis sama sekali...mestinya, tangan itu tidak di pundak ! Coba ditaruh ke pinggang Bu Bos. Dirangkul gitu....Yang lebih Pas, coba posenya diubah. Peluk Bu Bos dari belakang, dengan tangan melingkar di pinggang Bu Bos. Posisi kepala sebelah menyebelah. Pasti akan fenomenal sekali foto itu. Bahkan AZA dan Ivo pun akan ngiri... .... Mata merah mata kabur.. .... Mari kita kaboooooor...
Handoko Luwanto
Bikin cempe (anak kambing) sampai jadi gemuk itu amat gak gampang, lho. Bagi yang belum tahu, ini prosesnya : cempe, ^tempe, temp^a, t^ampa, ta^npa, tan^da, ^panda, pan^ca, pa^sca, pas^ta, past^i, pas^ai, pasa^k, pas^ok, pa^tok, p^etok, pet^ik, ^ketik, ket^uk, ^getuk, ge^muk. (FYI: Tampa=nama kota di Florida, AS) (FYI: Pasai=Samudra Pasai)

thamrindahlan

Asyik safari ramadan Abah. Perpaduan antara wisata, kuliner dan ibadah serta silaturahmi. Benar adanya kata orang Zaman Purba bahwa kenikmatan dunia paripurna itu bisa dirasakan ketika secara bersamaan pancaindra tersentuh

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda