Sang Begawan Media

Heboh 300 T

Menkeu Sri Mulyani Indrawati. (FOTO: kemenkeu.go.id - dialeksis.com)

COWASJP.COM – SRI MULYANI bisa mengakhiri kisruh medsos laporan PPATK senilai Rp 349 triliun dengan elegan. Lihatlah caranya. Bisa dijadikan pelajaran bagi siapa saja yang ingin mengakhiri kehebohan di media massa.

Sri Mulyani mengakhiri heboh itu  dengan cara yang tidak asal bantah. Tidak juga ada kesan  cuci tangan. Sebagai orang yang begitu sering digebuki medsos di seumur hidupnyi, heboh 349 T sekarang ini bukanlah yang terberat.

Saya mengikuti penjelasan Sri Mulyani bersama Menko Polhukam Mahfud MD yang juga viral itu. Sri Mulyani bisa mendudukkan persoalan begitu jelas, tanpa terasa njelimet. Tidak ruwet. Tidak bertele-tele. Terasa ada keterbukaan dan apa adanya. 

Pertama, laporan PPATK itu ternyata meliputi kurun waktu lebih dari 10 tahun: dari 2009 sampai 2023. Artinya, heboh ini bukan akibat kejadian tahun-tahun terakhir saja. Bahwa kenapa titik tolaknya 2009, bukan 2013, menarik juga dicarikan jawabnya. Pasti bukan lantaran tahun itu PPATK baru mulai bekerja. Lembaga itu didirikan di tahun 2002. Untuk memonitor terjadinya kejahatan pencucian uang. Mungkin juga  tahun 2009 dipilih karena di tahun itulah kasus Gayus Tambunan muncul. 

Kedua, laporan dari PPATK yang dia terima pertama ternyata tanpa menyebut angka rupiah. Yakni yang dikirim tanggal 7 Maret 2023. Isinya: 196 surat yang pernah dikirimkan PPATK sejak 2009 tersebut.

Ketiga, ketika muncul heboh Rp 349 triliun, Sri Mulyani belum pernah menerima surat apa pun dari PPATK yang terkait angka itu. Pun sampai tanggal 11 Maret 2023, ketika dia tampil di depan pers bersama Mahfud MD.

Dua hari kemudian barulah Sri Mulyani menerima surat dari PPATK, yang memang tertanggal 13 Maret 2023. Di situlah angka Rp 349 triliun muncul.

Begitu menerima surat tersebut Sri Mulyani langsung bergerak. Dia teliti isinya: apakah semua menyangkut pejabat atau instansi kementerian keuangan seperti yang terkesan di medsos. 

Ternyata tidak.

Justru yang Rp 300 triliun sendiri menyangkut 65 transaksi keuangan yang tidak melibatkan orang Kemenkeu. Transaksi itu dilakukan oleh berbagai perusahaan dan perorangan. Lalu yang Rp 74 triliun lagi tertera dalam surat PPATK untuk instansi penegak hukum.

Mengingat angka yang begitu fantastis, Sri Mulyani memerintahkan Bea Cukai untuk melakukan pemeriksaan. Siapa tahu angka tersebut terkait dengan impor dan ekspor. Yang pembayaran bea cukainya tidak beres. Pemeriksaan pun dilakukan bea cukai bersama tim PPATK.

Lalu diperoleh satu contoh. Yakni transaksi ekspor dan impor emas batangan dan emas perhiasan. Itu dilakukan 17 entitas bisnis. Ini saja menyangkut Rp 205 triliun.

Ternyata tidak ditemukan kejanggalan di proses bea cukai. Maka Sri Mulyani memerintahkan pemeriksaan dari segi pajaknya. Di situ bisa diperiksa perbandingan antara omzet, SPT, dan pembayaran pajaknya. Untuk melihat omzet, Ditjen Pajak tidak hanya berpedoman pada SPT. Ditjen Pajak lebih berpedoman pada angka dari PPATK. 

Maka diketahuilah bahwa ada yang angka PPATK-nya lebih tinggi dari SPT. Ada juga yang lebih rendah. Ditjen pajak akhirnya berpedoman pada angka dari PPATK.

Akhirnya didapatkan tambahan penghasilan negara. Dari sektor pajak sebesar Rp 7,8 triliun dan dari sektor bea cukai Rp 1,1 triliun.

Dari penjelasan tersebut terasa ada ketulusan di lingkungan bea cukai dan pajak untuk menelusuri angka-angka dari PPATK. Tidak ada kesan Kemenkeu dalam posisi sewot akibat jadi sasaran gebukan.

Apakah Kemenkeu merasa jadi korban PPATK dan Menko Polhukam? Yang melontarkan begitu saja angka Rp 349 triliun itu?

Diam-diam bisa saja perasaan seperti itu ada. Tapi secara komunikasi massa tidak terasa ada. Sama sekali. Mungkin karena Kemenkeu sadar bahwa angin lagi tidak berpihak padanya. Kasus anak pejabat Ditjen Pajak yang menyiksa anak pengurus Ansor itu telah merembet ke mana-mana: Rubicon, transaksi keuangan, Moge sampai pun ke pungutan pajak.

Maka munculnya transaksi mencurigakan Rp 349 triliun langsung dianggap bagian dari kebobrokan di Kemenkeu. Begitu sulit heboh Rp 349 triliun ini dikendalikan. Akhirnya Sri Mulyani menemukan cara mengakhirinya.

Mungkin Sri Mulyani masih perlu membangun tiga patung peringatan di Ditjen Pajak: patung Gayus, patung Angin Prayitno, dan patung Rafael Alun. Begitu fenomenal tiga nama itu: bisa jadi tsunami yang menghancurkan reputasi Kemenkeu. 

Kasus terungkap oleh Kabareskrim saat itu, Susno Duadji. Susno sendiri ditangkap dua kali oleh anak buahnya sendiri. Lalu pilih mengundurkan diri dari jabatannya. Sejak itu Susno pulang kampung ke Pagar Alam, Sumsel. Ia bertani dan berkebun di sana. Belakangan rajin memberikan komentar di YouTube soal apa saja yang terkait polisi. Terakhir soal Teddy Minahasa yang tersangkut perdagangan narkotika. Ia heran bagaimana jenderal seperti TM bisa tiga kali jadi kapolda. Kini Susno masuk PKB. Ia akan jadi calon anggota DPR PKB dari dapil Sumsel.

Kasus Angin Prayitno terbongkar justru karena mistik. Istri Angin minta seseorang menebarkan garam keliling rumah tukang las. Si tukang las dikenal sangat baik oleh keluarga Angin. Dipercaya. Termasuk dipercaya memegang aset Angin. Kelihatannya si tukang las mulai menjauh. Keluarga Angin khawatir ia menghilang berikut aset yang diatasnamakan dirinya. Agar tukang las itu kembali dekat dengan keluarga Angin, diupayakanlah lewat cara spiritualnya. "Ini garam dari Pak Kiai" ujar Ny Angin saat menyerahkan garam itu.

Ketika garam itu ditebarkan, si penebar ditangkap petugas kampung. Lalu mengakulah apa yang harus diakui. Terbongkarlah Angin melakukan korupsi besar-besaran di Ditjen Pajak.

Kasus Rafael Alun pun terbongkar secara tidak langsung. Kalau saja anak Rafael baik-baik saja, pastilah tidak ada yang tahu semua itu.

Maka tiga patung pejabat pajak tersebut memang layak dibangun. Saya ingat seorang dokter ahli yang menyimpan liver pasien di dalam toples besar. Toples itu ia taruh di meja kerjanya. Itulah liver yang gagal ia transplantasikan kali pertama dalam karirnya. Sejak itu ia selalu berhasil mengganti liver yang terkena kanker stadium 4. Ribuan keberhasilan ia hasilkan setelah satu kegagalan itu. Termasuk penggantian liver saya itu. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 23 Maret 2023: Bencana Khudairy

Riyono, SKP

@AZ, Biasa begitu kelakuan Pak Pry. Beberapa kali bilang mau cuti komen.Mau nulis buku dll. Eh ,tetep gatel komen disini. Akui saja lah ,Pak ,Kalau Si Pipi Tembem ,Tjengengesan itu ,tulisannya seperti candu. Dan juga komen komennnya, candu dalam bentuk lain. Terlalu indah untuk tidak dikomen.

Komentator Spesialis

Hehee..sistem di Amerika berbeda mas. Mending perusahaan dibangkrutkan dulu ikut aturan chapter 11. Mau nggak mau kreditur dan pemegang saham akan angkat tangan menerima segala kondisi agar perusahaan bisa direstrukturisasi. Termasuk pengurangan pinjaman, besar saham dll. Baru direstrukturisasi. Dan tidak sedikit perusahaan yang lebih sehat lagi setelah beroperasi. GM adalah salah satu contoh perusahaan yang pernah dibangkrutkan. Kalau di Indonesia istilahnya PKPU. Tapi praktek dan isinya beda banget dengan chapter 11 ini. Khususnya dalam hal penegakan hukumnya. Tentang SVB belum tahu lagi apakah akan bangkit dari kubur ataukan dalam kubur selamanya setelah proses kebangkrutan.

DeniK

Di Jabar terkenal ada dua bank. Bank kuliling dan Bank emok... omset nya sudah milyaran.

Otong Sutisna

Kalau di sini namanya bank 46, buka jam 4 sore dan tutup lagi jam 6 sore, atau cair jam 4, tar harus bayar jam 6.... sekarang sudah berganti nama, mungkin karena pemindahan pemegang saham atau buat perubahan biar nama perusahaan bisa go publik.... namanya sekarang bank emok.

Komentator Spesialis

Persis prediksi yang pernah saya tulis 3 hari yang lalu. Pertama, Credit Suisse too big to fall. Kedua, berbeda dengan permasalahan akut Lehman Brothers misalnya, permasalahan Credit Suisse masih dalam wilayah yang bisa dibenahi secara management. Area dan Cost pembenahan masih terukur. 

bagus aryo sutikno

STOP ngumpulin perusuh. Ndak ada manfaatnya. Nggarai raisa berkomentar di Disaat dng santai. Wong asli'ne perusuh2 ki konglomerat 7 naga lho. Ya ada yg dah jadi, ada yg belum dan ada yg dlm proses. Wes di-rage'ni ning ra dadi2 konglomerat. 

Fiona Handoko

sayang abah terlambat menulis artikel "bencana khudairi". jika harga saham credit suisse yg setahun lalu masih chf 7. dan saat ini di sale chf 0,8. mungkin teman abah UBS surabaya juga berniat untuk beli sahamnya. tinggal diatur, pembayaran mau pakai gold bar ubs swiss, gold bar ubs surabaya atau gold bar antam. nanti komisinya bisa untuk mengadakan reuni perusuh di hotel kimpton nusa dua bali. 

Udin Salemo

Nusa Dua Beach Hotel yang membanggakan itu sekarang saham mayoritasnya dimiliki oleh Sultan Hassanal Bolkiah lewat Brunei Investment Agency. yaaa, amploooooopppp... gak jadi bangga deh... Barangkali seseorang yang pernah jadi sesuatu di kementrian bumn tau sejarahnya kenapa hotel yang dibangun di era Pak Harto itu bisa berpindah tangan.

Pakdhe joyo Kertomas

Dalam dunia bisnis no 1 adalah trust. Kepercayaan. Dalam dunia maling no 1 adalah mengakali aturan. Mari kita lihat biasanya yg mengandalkan trust naiknya pelan tapi pasti. Pondasi kokoh. Cuman yaitu linier majunya. Adapun yg bisnis dg akal maling nampak eksponensial. Penuh gebyar...semua memuji. Manajemen yg cerdas, jeli melihat peluang. Dan ternyata semua hanyalah gas kentut yg dipompa ke balon warna warni.

bagus aryo sutikno

Namanya urun dana. Ada dewan 17 di Amsterdam sono yg terdiri dari 17 orang kaya di Netherlands. Mereka itulah komisaris VOC. Lengkapnya DM saya yaa. 

bagus aryo sutikno

Bank of Swiss tidak pernah sepeserpun menyimpan uang para koruptor. TITIK. JANGAN BIKIN FITNAH. Bank itu menerapkan knowing your customer dengan baik. Lha kalau orang korupsi dan belum ketangkap khan bukan koruptor bro. Beda lhoo. Ndak ada nasabah koruptor di Bank of Swiss. Ati2 sampeyan, keno UU ITE kelakon nyodot 12 bulan. #peace ya pemerintah. 

Juve Zhang

Zaman berubah bank bank Tiongkok di 4 besar dunia. Nostalgia zaman purbakala sering masuk bank of China waktu backpackeran menukar dolar ke Yuan. Kantor bank sederhana juga pakaian karyawan sederhana.mereka belum ekspansi ke Luar negeri. Sekarang sampai Afrika .Amerika Latin berjubel cabang nya. Gak heran ranking 1.s.d 4.dunia dikuasai mereka. Mana citibank dkk .mau repot repot ke pelosok Afrika.Amerika Latin. Mirip BRI di sini masuk ke mana mana.BCA jelas beda . Harusnya Abah nulis juga tempat favorit para "milyuner " kita simpan di CS atau UBS.kan di berita ada yg simpan di swiss tabungan hari tua nya gak banyak lah cuma "recehan" hanya 9 Ember USD. 

Kautsar Azima

Yang bilang amerika adalah proxy-nya Yahudi, mungkin sekarang udah berbeda. Justru sekarang Yahudi-lah proxy-nya bangsa-bangsa Arab. 3 kekuatan besar sangat jelas terlihat, US dan sekutu, China dan sekutu, dan Timur tengah. 

DeniK

Alhamdulillah.. Setelah sekian purnama hanya bisa jadi pembaca , akhirnya bisa komen . Berkah bulan ramadhan.

Jimmy Marta

Al-Khudairy disamping pemegang saham pasti juga juga jd nasabah lewat banyak perusahaannya. Beliaunya dpt proyek besar di Neom dan bandara baru riyadh. Ia memang narik banyak dari CS. Mestinya itu aman2 saja. Tp karena ada konglo lain yg juga narik, CS nya Ambyarr...

Mirza Mirwan

Lebih dari 10 hari tidak baca CHD -- ponsel yang biasa dipakai ngakses Disway sengaja ditinggal di rumah -- ternyata PP saya masih nongol di sebelah kolom komentar. Kalau hilang, diharuskan login, ya mendingan wassalam. Kebanyakan pembaca CHD mungkin menelan mentahan apa yang ditulis Pak DI. Padahal, maaf, seringkali Pak DI menggampangkan kalimat. Juga data. "Kalau kami memegang lebih 10 persen saham, semua aturan yang berat-berat akan dikenakan kepada kami," begitu Pak DI mengutip kata-kata Ammar Abdul Wahed Al-Khudairy. Tentu itu terkait dengan "absolutely not" yang di atas. Waktu itu, Rabu 15/3, Al-Khudairy ditanya wartawan Bloomberg, apakah Saudi National Bank (SNB) akan menyuntikkan dana untuk menyelamatkan Credit Suisse. Nah, jawaban lengkapnya begini: "The answer is absolutely not, for many reasons. I'll cite the simplest reason, which is regulatory and statutory. We now own 9,8% of the bank -- if we go above 10% all kinds of new rules kick in, whether be it by our regulator or the European regulator or the Swiss regulator. We're not inclined to get into a new regulatory regime." Al-Khudairy hanya menyebut "segala macam aturan baru berlaku" -- all kinds of new rules kick in. Dan Pak DI menggampangkan dengan "aturan yang berat-berat.....dst. " Dan....kepemilikan saham SNB di Credit Suisse tepatnya 9,8%. Penutupan kemarin saham Credit Suisse sedikit naik, 0,88 CHF.

Nurkholis Marwanto

Saya tidak setuju dengan abah. Pemerintah swis tidak menyelamatkan tapi malah menghancurkannya. Dengan praktek yang tidak lazim. Karena ikut arahan pemerintah : 1. Membelinya dengan harga murah, 2. Memotong utang senilai 265 T. Tentu pemegang obligasi nya teriak-teriak. Bagaimana bisa dalam kondisi bangkrut utang mereka tidak diprioritaskan, malah lebih memprioritaskan pemegang saham. Hal lazim seharusnya utang dulu diselesaikan, kalau masih ada sisa dibagi ke pemegang saham. Swis yang telah lama sebagai pusat keuangan dunia, dunia tidak akan mau lagi kesana. Belum lagi karena tekanan barat. Karena perang rusia vs Ukraina, yang cenderung ikut sanksi pihak barat. Swis tidak netral lagi. Padahal selama perang Dunia 1 dan 2, Swis bisa menempatkan diri sebagai pihak netral. Kepercayaan itu telah runtuh. Bank adalah bisnis kepercayaan. Swis sebagai pusat keuangan dunia telah hancur. 

Kang Sabarikhlas

Setelah salah satu bank di Amerika kini bank di Swis kolaps sahamnya jatuh-tuh?.. Waduh, jangan² di .. Padahal pagi tadi istri tercinta minta untuk persiapan dibulan Romadhon saya disuruh beli 30 telor asin, 3 botol sambal trasi, ½ kg krupuk udang kesukaannya dan ½ kg krupuk melinjo kesukaan saya serta ½ kg kurma istimewa,.. Maka dalam tempo se-singkat²nya saya serbu atm dan muncul tulisan "maaf saldo anda tidak mencukupi". saya gak percaya, saya utak-atik lagi atm.. eh muncul tulisan.. : "Sisa saldo anda cuma 45rb tidak bisa di ambil, Pulang sana!... Semangat amat"... ini atm mungkin sudah model yang canggih punya perasaan jengkel segala... Duh, anu.. saya mau beli 1 ikan asin yang besar saja, semoga istri ndak marah. 

Jimmy Marta

Ammar bin Abdulwahed Faleh Al-Khudairy adalah pengusaha Arab Saudi yg mendirikan Amwal AlKhaleej Commercial Investment Co.ltd. Berusia 59 th, dan alamat tdk diketahui. Menjadi kepala di 7 perusahaan berbeda dan dewan di 10 perusahaan lainnya. Perusahaan yg dikendalikan dan diawasinya meliputi perusahaan investasi, perbankan, klub olahraga, pelayaran, pabrik gula, pengeboran minyak lepas pantai, kontraktor, pendidikan, otomotif dan asuransi. Dengan pengalaman lebih 30 th di sektor keuangan, Al Khudairy dianggap sbg ahli dlm perbankan korporasi, merger dan akusisi dan manajemen aset. 

Handoko Luwanto

Wartawan si penanya Khudairy itu kayanya belum selevel Tintin. Sudah tahu bank Credit Suisse lagi goyah, dan tahu gimana hukum perbankan Swiss, masih aja ditanyakan soal topup dana. Ntar kalo sampe tabungan si wartawan ikut kolaps, bakal keluar sumpah serapah ala kapten Haddock.

Jimmy Marta

Eropa dan AS jadi penguasa saat era industrialisasi. Kemajuan yg ditopang ilmu pengetahuan dan teknologi yg mereka kuasai. Saat semua industri dan perbankan mereka go publik, penguasaan mulai beralih tangan. Pabrik2 nya boleh tetap di Amrik dan Eropa, tp pemilknya mungkin ada di asia dan timteng....

yea aina

Awalnya Eropa & AS "penguasa" keuangan dunia dengan perbankan dan pasar keuangan. Hingga tega secara sepihak menjatuhkan sanksi kepada Rusia, Iran dan sebagian (perusahaan) China. Tapi mengapa dampak sanksinya malah merontokkan perbankan di AS dan Swiss? Mungkin buntut kecil "keunagan" hanya bisa kopat-kapit, tapi jangan salah kalau kopat-kapit buntut besar, bisa ambruk kena sabetannya. Penguasa uang belum tentu siap menghadapi perlawanan pemilik energi (migas) dan barang kebutuhan (manufaktur). Pertarungan orang kaya dan (merasa) berkuasa melawan orang (mungkin) gila. Sing waras minggir he he he.

Muhammad Sk

Ketika saudi terlibat dengan Credit Suisse. Memegang sekitar 10 persen. Di mana 0,2 persen akan di gunakan untuk perdagangan harian. Range yang di pegang bisa mencapai 11 persen untuk waktu tertentu "tergantung batas aturan pengerekan, bisa jadi sampai 15 persen". Itu belum termasuk yang di pegang melalui akun-akun Nomine. "Kalau cuma beli 10 persen kemudian diem. Cuma dapat deviden 1 rupiah per tahun. Cuma nyenengin copet-copet". Artinya, saudi juga ikut terlibat dengan UU perlindungan Mafia global. Minimal melegalkan aturan, agar uang Mafia pada umumnya tersimpan aman. Tapi di mana pak Amat K. sekarang. Apakah orangnya minder "saingan sama Mbk Najwa Shihab". Haha, kamu nanya?. 

Riffana Thariqus S.

#izin_berpantunduli Tak kusangka perangai si abang/ Suka main pakai seluncur/ Tak hanya asmara juga perihal uang/ Skandal pangkal bikin hancur/ Ini makanan kesukaan bang Janis/ Gorengan bakwan dan tempe mendoan/ Inilah salahnya negara Swiss/ Ahli bahasa jadi menteri keuangan/ Jalan-jalan ka kota Padang/ Singgah sabanta di Kurai Taji/ Bialah urang nan kanyang/ Awak indak masuak jaruji basi/ Pai mamanciang ka Alai Sako/ Dapek ikan banamo todak Iyoalah malang di denai ko/ Bagayuang lai barayia indak/ Bisuak pai baburu ruso/ Mamat batugas jadi pesuruh/ Bisuak hari kito mao puoso/ Molto maafen kalao adeo soloh pado kalion//

Komentator Spesialis

Dan yang membanggakan adalah mungkin BCA adalah salah satu dari sedikit bank swasta yang dimiliki oleh lokal. Sisanya asing. Contoh : Danamon punya MUFG. Niaga punya CIMB. Bank Buana menjelma jadi UOB. NISP dicaplok OCBC dll.

Liam Then

Dulu waktu ATM masih langka, hanya BCA yang terlihat ATMnya di mana-mana. Bank lain duitnya meskipun banyak tidak mau habis banyak invest di ATM. Orang naruh duit tentu lebih nyaman dan tenang kalo bisa akses dimana dan kapan saja.Mungkin inilah pembedanya. Selain nama Om Liem di bendera BCA, siapa tak tenang simpan duit di bank milik salah satu orang terkaya di dunia. Yang terakhir ini minor efeknya. Sebaran ATM yang bikin BCA besar. Ketika semua bank menghemat , manajemen BCA pilih memupuk basis nasabah. Kecil besar masuk semua ke BCA. Siapa disini yang tak pernah di tanya, waktu dulu, ketika akan ada transaksi : "Ada rek BCA"? 

Komentator Spesialis

Bank itu dinilai berdasarkan : Aset, Nilai Kapitalisasi pasar dan besar dana yang dikelola. Dan yang mencengangkan adalah performance BCA. BCA sukses menaklukkan DBS Singapura menjadi bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di ASEAN. Pernah kapitalisasi pasarnya diatas USD 78 milyar. Dan sampai saat ini BCA masih bertengger di papan atas bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Asia. Bahkan di dunia masih masuk dalam 30 bank besar. Kalau cuman Credit Suisse lewat jauh ! Jadi kalau mau BCA bisa caplok Credit Suisse, wwkwwk.. Walaupun dana yang dikelola dan asetnya "mini" kalau untuk ukuran dunia. Ini menggambarkan bahwa bank BCA sangat menjanjikan. Khususnya dari segi pertumbuhan dan keuntungan. Maklum Indonesia termasuk negara dengan suku bunga pinjaman yang sangat tinggi. Wajar saja keuntungan gede. Jadi terima kasih buat kalian yang sudah berpartisipasi beli kredit lewat bank, ambil KTA ataupun KPR. Terima kasih..terima kasih...

Muhammad Sk

"Sektor utamanya ini". 1. Perbankan, termasuk perusahaan pialang, asuransi, hedge fund, & fee. 2. Pertambangan & fee pertambangan. 3. Transportasi atau jual beli kendaraan, termasuk ongkos konsumsi & perawatan. 4. Ongkos kenakalan. 5. Bisnis nge-dukun "seperti judi & togel". 6. Aliran dana untuk urusan politik, dll. "Serius saya nggak tertarik masuk ke sana. Itu semua uang orang. Yang di dompet sendiri saja kadang nggak tak urus". "Mending Anda saja yang masuk ke sana?". "Nanti Anda bisa tau, orang yang sedang Anda incar lagi butuh apa saja". "lewat data transaksi". Kredit apa saja, Misal di perumahan xnxx (bisa Anda pepet), Nunggaknya berapa kali, dll. "Waktunya kabur". "Sampai idul fitri". 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda