Sang Begawan Media

Tikungan Lion

Lion Air yang mengangkut para jamaah umrah, melesat di tikungan maut. (FOTO: Facebook - Lion Air Group)

COWASJP.COMCOVID-19 itu bisa ibarat tikungan maut di dunia bisnis. Lion Air salah satu yang bisa memanfaatkan tikungan itu untuk menyalip.

Begitu mendarat di Jeddah, kemarin, saya melihat empat pesawat Lion parkir di sana. Mencolok sekali dominasinya. Apalagi semua pesawat Lion itu berbadan lebar: A330.

Pun di bandara internasional Juanda dekat Surabaya. Tiap hari empat pesawat besar grup Lion terbang ke Arab Saudi: dua jurusan Jeddah (untuk ke Makkah), dua jurusan Madinah.

Berarti, dari Juanda saja, tiap hari Lion mengangkut 1.760 jamaah umrah. Sebulan kalikan sendiri. Belum lagi yang terbang langsung dari Makassar-Jeddah/Madinah dan Medan-Jeddah/Madinah. Apalagi kalau memasukkan jurusan Jakarta-Jeddah/Madinah.

Lion boleh dibilang sikat habis angkutan jamaah umrah. Ia ibarat vacuum cleaner untuk jurusan itu.

Tidak seperti itu sebelum Covid-19.

Industri umrah seperti meledak setelah pandemi. Sebelum Covid jumlah perusahaan haji umrah 1.200. Sekarang menjadi 1.500. 

Sejak ada UU Cipta Kerja izin mendirikan usaha haji umrah dipermudah. Pun masa berlaku izin seumur hidup. 

Dulu, izin itu tiga tahun mati. Sekarang hanya perlu memperpanjang tiap lima tahun sekali. Meski banyak yang pingsan selama Covid, banyak juga yang muncul baru.

Garuda tergelincir di tikungan itu. Memang Garuda tidak sampai masuk jurang tapi sempat sempoyongan. Garuda berhasil terhindar dari kebangkrutan tapi tidak bisa lagi berdiri tegap. Apalagi lari adu cepat.

Salip-salipan di tikungan itu harusnya juga terjadi di perusahaan penyelenggara umrah. Tapi hasilnya belum kelihatan. Misalnya: belum terlihat siapa yang sebelum Covid masih kecil sekarang menjadi lebih besar dari yang besar.

Memang sudah banyak yang bangkit dari pingsan akibat Covid. Tapi masih banyak juga yang belum berhasil jalan kembali. "Saya Alhamdulillah. Sejak izin umrah dibuka sudah enam kali memberangkatkan jamaah," ujar Ahmad Bajuri, pemilik biro perjalanan Bakkah di Surabaya.

Bajuri dulu wartawan. Karir jurnalistiknya mencapai puncak: pemimpin redaksi mingguan Nurani. Itulah media khusus untuk pembaca Muslim perkotaan.

Ketika media cetak kian sulit, Nurani stop terbit. Bajuri membuat keputusan itu justru ketika Nurani masih bisa punya uang. Masih bisa untuk membayar pesangon. Masih punya aset yang bisa dijual. Banyak media yang terlambat berhenti, justru ketika sudah tidak punya apa-apa lagi selain utang.

Sebagai mantan pimpinan media Muslim Bajuri punya hubungan yang luas dengan komunitas. Ia juga sarjana syariah dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel yang terkenal itu. Ia pun memenuhi syarat jadi pembimbing haji atau umrah.

Sejak tahun 2012 itu, Bajuri menjadi profesional bidang bimbingan haji dan umrah. Kian dalam pula keterlibatannya di dunia bisnis dengan Tuhan dan Arab ini. Maka ia dirikan usaha biro perjalanan haji dan umrah. Bakkah, namanya. "Bakkah itu nama lama Makkah. Kan ada di Quran surah Al Imron," ujar anak desa asal Lamongan itu.

Tentu Bajuri harus merangkak dulu. Akibat pandemi Bajuri sempat mati suri. Dua tahun penuh tanpa aktivitas. Kantornya yang di gedung tinggi ditutup. "Mobil pun saya jual," katanya. 

Sekarang, dengan sudah 6 kali memberangkatkan jamaah ke Makkah, Bajuri bisa bernapas lagi. Berarti tiap dua bulan sekali Bajuri ke Makkah. Ia pimpin sendiri rombongan itu. Ia alumni pondok pesantren Tambakberas, Jombang. Supaya ekonomis ia batasi satu kali berangkat satu bus saja. Asal penuh: 40 sampai 45 orang.

Sebenarnya Bajuri berharap Garuda buka lagi. Biar pun sedikit lebih mahal tapi ada pilihan. Ia sempat gembira ketika diberi tahu Garuda membuka penerbangan umrah lagi dari Surabaya. Transit di Jakarta. "Tapi setiap kali kami mendaftarkan penumpang disusul pemberitahuan batal. Itu beberapa kali," ujar Bajuri.

Pemain travel umrah dan haji besar memang bergantian. Pernah dikuasai Linda Jaya. Lalu muncul meteor baru Tiga Utama. Banyak juga yang muncul, meroket, lalu menimbulkan perkara: First Travel dan Abu Tour. Yang tetap besar dan masih stabil adalah Maktour, Ebad Wisata, Shafira, dan beberapa lagi.

Saya sangat terkesan dengan Tiga Utama kala itu. Terutama dengan pemiliknya: Haji Latief asal Makassar. Pejabat tinggi siapa pun, artis terkenal bidang apa pun naik hajinya lewat Tiga Utama. Pun keluarga Presiden Soeharto.

Saya sempat dipinjami fasilitas kantor Tiga Utama di Makkah. Di situ kami bikin koran berbahasa Indonesia di Makkah. Kami bekerja sama dengan koran Makkah: AnNadwa. Salah satu redaktur kami, Anda sudah tahu: Said Aqil Siroj. Ketika beliau masih mahasiswa S2 atau S3 di Makkah. Kalau saja tahu kelak beliau jadi ketua umum PBNU yang hebat, kami tidak akan berani mem-bully begitu seringnya.

Haji Latief punya banyak humor. Terutama ketika memimpin manasik (latihan apa yang harus dilakukan di Makkah dan Madinah selama naik haji). Yang paling sulit tentu menghafalkan doa-doa yang panjang. Dalam bahasa Arab pula. Padahal zaman itu banyak yang naik haji belum bisa membaca doanya.

Haji Latief punya jalan keluar yang jenaka. "Nanti waktu mengelilingi Kakbah 7 kali, kalian pasti lupa doa-doa yang sudah diajarkan. Tidak masalah. Itu tidak menggagalkan haji. Yang penting kalian memuji saja nama Tuhan. Tuhan punya 99 nama. Sebut saja salah satunya. Ucapkan nama itu terus menerus. Misalnya: Ya Latief....Ya Latief... Ya Latief....".

Di usaha haji dan umrah, tikungan baru menghasilkan banyak yang jatuh terguling. Belum terlihat siapa yang menyalip siapa. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 7 Maret 2023: Teddy Sambo

AnalisAsalAsalan

Beda suami beda perwujudan. Dari cerita saudara yang pernah kerja di tempat itu, sang pendiri bertanya kepada istrinya, " Nama hotel baru kita apa ya, Ma?" "Whatever," jawab istrinya. Jadilah Hotel W di Bali. Mungkin suatu saat ada Hotel T karena jawaban "Terserah" dari sang istri, minimal nama produk kuliner lah. Hahahahaha.

Jokosp Sp

Terserah identik dengan sak karepmu. Gampang diucapkan kaum ibu, susah diterjemahkan oleh kaum bapak-bapak. Salah langkah bisa berabe di belakang. Bilang si kecil, entah gurunya siapa "perempuan memang selalu benar". Itulah bedanya mana yang berpikir secara emosional dengan mana yang pakai logika. wkwkkkkk

Amat K.

Kata, bisa dimaknai leksikal, gramatikal, kontekstual. Tolong, kalau istri berkata. "Terserah", apa maknanya? Kalau sudah keluar kata itu, saya selalu salah mengartikannya.

Fa Za

Pejuang yg celana dalamnya di luar hanya orang luar (superman)

Ahmad Zuhri

Dan kita juga baru mendengar di persidangan bahwa sebenarnya disuruh mengganti dengan Trawas, bukan Tawas.. mungkin maksudnya trawas itu sejenis tawas, atau malah salah satu kecamatan di Mojokerto soalnya begitu diklarifikasi begitu eh.. terdakwa marah. Mau ketawa sih, tapi takutnya ada yg marah lagi..

Agus Suryono

BERKELINDAN.. "Selama ini ia banyak tersisih. Zaman Ferdi Sambo ia melihat ada jalur-jalur khusus. Juga ada pemupukan sumber dana. Keduanya berkaitan dan berkelindan", begitu tulis Abah. Ternyata, kata mbah Google, BERKELINDAN = erat, menjadi satu. Contoh 1: Korupsi berkelindan dengan kekuasaan. Contoh 2: Hatiku dan hatimu terjalin berkelindan. Tapi saya masih ada satu pertanyaan kepada pejuang orang dalam itu, tentang pemupukan SUMBER DANA. Pertanyaannya: 1). Kalau pemupukan sumber dana sekarang sudah tidak ada, nah "ke mana sekarang perginya sang DANA..? 2). Siapa yang akhirnya MENIKMATI dana itu..? 3). Apakah jadi BANCAKAN..? 4). Siapa sebenarnya pemilik SAH dari Dana itu..?

Juve Zhang

Bu Linda ini mengajak dua jenderal menangkap penyelundupan narkoba yg konon dari Myanmar anehnya kapal di ajak malah ke arah Vietnam, apa 2 jenderal ini gak tanya dulu , penyelundup ini dari Vietnam atau Myanmar, atau malah Thailand. ? Di sidang sih bu Linda bilang dari Myanmar. Yg jelas 2 bulan di kapal pak TM dan Bu L tidur satu kamar. Itu menurut Bu L. Ini saja yg paling jelas bulan madu di beaya Polri.. Repot banget pake alasan ini itu. Wkwkwkwkwk.

bagus aryo sutikno

Saya ikut merasakan POLRI telah berubah ke arah yg lebih baik. Dulu, di daerah2 perumahan mBediun sering saya jumpai jendral polisi tidur. Polisi tidurnya gede banget, sampai2 Supra saya nggasrut jagang double'e. Sekarang dah standard dishub, pakai speed bump, relatif "nyaman". Itulah kemajuan POLRI yg saya rasakan. Bagaimana pendapat anda.? 

Rizky Dwinanto

Betul Pak, sekarang di Surabaya memang bisa dikatakan tidak ada tilang. Karena itu berkeliaran motor dengan plat nomer mati, saya merasa iri karena saya selalu taat pajak. Banyak pula berkeliaran anak-anak berseragam SMP dan SMA meliuk-liukkan motornya di pagi hari. Banyak pesepeda motor seenaknya menyetir sambil merokok lalu bara apinya dipercikkan ke sampingnya. Dan banyak pula pengguna knalpot brong yang suaranya mengganggu dan ujung knalpotnya menyerang muka pengendara di belakangnya. Untuk yang seperti itu, rakyat merasakannya.

Priyokusumo Fajar

Tilang bukannya tidak ada abah... Setelah rangkaian kasus FS, memang tilang manual ditiadakan. Tapi tetap ada tilang elektronik. Tapi per Pebruari kemarin sudah diaktifkan kembali. Tilang manual jalan lagi. Dan pengendara tertib lagi...wkwk. Cuma sebagian saja yang gak tahu berita ini yang akhirnya dapat kertas merah muda gara-gara gak pake helm.

bagus aryo sutikno

Ayam goreng geprek, itu pasti ayamnya nakal sehingga kudu digeprek. Beda dng yg di Jepang. Ayam di Jepang itu budeg alias tuli, sehingga kudu di-teriak'i, jadilah ayam teriyaki. 

Fa Za

Ayam lain: diberi saus sebelum dimakan. Ayam kampus: dimakan dulu baru diberi saus.

Er Gham

Extra struktural dihilangkan. Kalo di kementrian dan bumn, yang harus dihilangkan itu extra fund. Lalu extra apa yang harus dipertahankan? Extra meal. Yaitu sumber protein tambahan buat pegawai data centre ---yang selalu berada dalam ruangan server berpendingin--- dan pegawai kasir atau teller--- yang selalu berurusan dengan uang kertas. Extra mealnya harus berupa natura, susu siap minum dalam karton. Jika diberikan dalam bentuk uang, nanti uangnya dipakai beli gorengan. 

Juve Zhang

Pak Bos bagi untuk perusuh yg paling banyak nulis .wkwkwkwk. Norwegia memberi bebas pajak bagi Moblis. Dan memajaki tinggi mobil bensin. Swhingga 80% pindah ke moblis. Tak ada pemberian uang kontan. Jadi main insentif pajak 0% dan pajak sangat mahal ke mobil bensin. 

Jokosp Sp

Ujian tertulis pakai simulator gag lulus, mosok nilainya cuman dapat 50 dengan pertanyaan : 1. apa yang dilakukan ketika lampu merah menyala? 2. Apa arti rambu P dicoret? 3. Ada mobil di depan kita di samping ada garis warna putih lurus tanpa putus apa artinya? 4. Apa arti rambu S dicoret? 5. Di depan anda ada rambu 20 km/ jam, maksudnya apa? 6. Dan lainnya yang semuanya bisa dijawab dengan benar. Akhirnya toh harus lewat petugas untuk dapat SIM C dengan 650 rb.

Otong Sutisna

Pengalaman saya untuk mendapatkan SIM C, saya harus bolak - balik selama 9x, jadi selama 9 Minggu pulang pergi ke Polres. Sampai yang ke 9, pak polisi mungkin kasihan liat saya begitu teguh kemauan untuk mendapatkan SIM, padahal dari awal pertama buat, saya sudah bilang ingin jalur cepat, tapi gak tau kenapa para oknum pada gak mau. Mungkin wajah saya kata orang mirip Ariel atau Andy Arief kali ya, mungkin juga di sangka bokek....

mz arifinuz

Ujian zigzag boleh ada, tapi syarat kaki tak boleh nyentuh tanah agar dihilangkan, karena sewaktu di jalan raya bila jalan pelan, bisa sambil injakkan kaki di tanah.

reskon indo

Terkait pembuatan SIM belum berubah abah. Di daerah saya, nitip pembuatan SIM C ke calo masih marak. Tarifnya 800rb. Mending nitip daripada ikut ujian gak lulus mulu. Toh kalau harus datang berulang kali uyk ikut ujian habisnya sama. Bahkan lebih mahal karena nggak kunjung lulus. Dalam dunia pembuatan SIM, terutama SIM C, saya punya beberapa pengalaman. Di dalam negeri saya pernah membuat SIM di 2 daerah berbeda. Yaitu di negara, Bali dan di Bojonegoro, jawa timur. Untuk yang diluar negeri saya pernah ikut tes pembuatan sim di Taiwan. Untuk didalam negeri (menurut pengalaman pribadi saya) standarisasinya hanya di ujian tulis. Karena ternyata di Negara dan di Bojonegoro materi ujiannya sama persis. Mungkin karena pakai aplikasi. Untuk ujian praktik, ternyata di Negara dan di Bojonegoro berbeda. Di Negara ujian praktiknya relatif mudah. Bahkan ibu2 banyak yang lulus. Beda dengan yang di Bojonegoro, ujian praktiknya sangat sulit. Mungkin utk ibu-ibu, 99,9% tdk akan lulus. Untuk pembuatan sim c di taiwan, ujiannya "sangat" mudah. Untuk ujian tulis prinsipnya hampir sama dengan di Indonesia. Untuk ujian praktik ternyata sangat mudah. Karena tdk butuh skill mengemudi. Cukup mempraktikan sesuai ujian tulis. Contoh, kalau ada lampu merah harus berhenti. Lalu lampu hijau jalan lagi. Terus kalau mau belok di pertigaan harus tahu status jalan. Kita harus berhenti dulu, pelan-pelan atau langsung belok. Intinya menguji pengetahuan kita tentang berkendara. Tdk ada harus mengemudi zig-zag 

yea aina

Pak @Jim, kalau tikusnya tahu para kucing digantikan king cobra, mereka segera mendatangkan suhu "rara ular" dari negeri Adani: kursus kilat, cara bikin cobra sibuk menari-nari.

yea aina

Ternyata bukan hanya tikus yang punya jalur khusus. Ada pula jalur ekstra struktural, jalur-jalur khusus di rumah besar aparat hukum. Kelindan jalur khusus dengan pemupukan sumber dana, hampir mirip kebiasaan tikus rumahan: akumulasi makanan. Kalau tikus rumahan cukup siapkan bau-bauan menyengat, jebakan atau racun. Kalau tikus lainnya, kabarnya lebih lihai menghindar itu semua. Bahkan kucingnya dikasih makan sama para tikus, mana mau nangkap?

Purnomo Inzaghi

Soal ganti mengganti menurut logika Teddy bisa dipahami, waktu kecil saya sering senang saat hujan datang, ketika bersiap untuk hujan hujanan bapak saya muncul lalu bilang "hayo hujan hujanan sana", apakah saya senang bapak saya bilang begitu? tidaaaak.....itu justru cara bapak mencegah saya agar tidak hujan - hujanan. Saya tahu bahwa bapak saya sebenarnya melarang saya hujan hujanan, kata kata "hayo hujan hujanan sana" jadi ambigu dan bermakna sebaliknya karena bapak saya mengucapkan itu dengan nada keras, melotot dan tangan mengacungkan tinju. Tapi dalam kasus ini, Teddy menyampaikan kalimatnya lewat pesan di whatsapp...tentu sulit menebak apa ekspresi Teddy saat itu, apakah sama dengan ekspresi bapak saya waktu saya kecil itu? jadi disini logika Teddy sulit diterima, setidaknya menurut saya yang bukan ahli bahasa. Tapi terlepas dari itu, Teddy memang perlu membela diri, kasus tersebut sudah sangat membuat dirinya tercoreng moreng, dari seorang jenderal polisi berkarier cemerlang menjadis eorang pesakitan. Kasus narkoba Teddy sudah menyeret banyak kasus lain termasuk pengakuan Anita Cepu bahwa ia istri siri Teddy. Sidang teddy sudah mau mendekati fase akhir, tidak apa-apa...kisah Rafael Alun Trisambodo dan anaknya siap menggantikan dengan cerita yang tak kalah mengharu biru. Mungkin inilah hiburan bagi rakyat ditengah kesulitan hidup....setidaknya rakyat jadi tahu harga Rubicon lebih mahal dari Minyakita.

Sri Wasono Widodo

Pilihlah jawaban yang sesuai, boleh lebih dari 1 jawaban yang benar. Kasus di atas menggambarkan pelanggaran terhadap 5 hal yang harus Kita hindari ( Moh Mo Limo) yaitu A. Madat B. Mabuk (miras). C. Madon (zina) D. Main (judi) E. Maling.

Mirza Mirwan
Tidak gampang, memang, bagi para anggota Polri mengikuti teladan Jenderal Hoegeng. Kenapa? Karena mereka tidak punya isteri yang mendukung suaminya setulus hati seperti Ibu Merry. Mereka juga tak punya ibu yang senantiasa mengingatkan anaknya untuk selalu jujur dalam menjalankan tugas. Nun ketika Presiden Soekarno mengkaryakan Hoegeng sebagai Kepala Jawatan Imigrasi, Pak Hoegeng meminta Bu Merry menutup toko bunganya yang di garasi. "Orang-orang yang berurusan dengan imigrasi, nanti akan memesan bunga di toko ibu. Kasihan toko bunga yang lain, Bu," begitu konon kata Pak Hoegeng seperti diceritakan Bu Merry. "Saya sudah tak punya pekerjaan, Bu," kata Pak Hoegeng kepada ibundanya, Ibu Oemi Kalsoem, sepulangnya dari diberhentikan sebagai Kapolri -- lantaran kejujurannya -- dalam usia 49 tahun. "Tidak apa-apa. Bila kamu jujur, kita masih bisa makan dengan nasi dan garam," hibur Bu Oemi Kalsoem. Yang luar biasa lagi dari Pak Hoegeng, sewaktu dikaryakan ia hanya mau menerima gajinya sebagai anggota Polri. Gaji sebagai Kepala Jawatan Imigrasi atau sebagai Menteri Iuran Negara (Bea Cukai) tidak diambilnya. Menulis komentar ini, seperti terdengar di telinga saya suara Pak Hoegeng nun di TVRI dulu itu.... On a little bamboo bridge By the water of Kailua .......

Jimmy Marta

Saksi ahli hukum pidana, Eva Achjani Ulfa menyebut pengenaan pasal 112 itu harus batal demi hukum. Menanggapi pertanyaan si pengacara kondang HPH, tentang tata cara penyimpanan bb dan penyisihan bb itu, sang ahli sepakat TM harusnya dikenakan psl 140. Anda tentu sudah melihat ini kepintaran2 pengacara. TM dikenakan tuduhan memiliki, menyimpan, menguasai atau mengedarkan narkoba. Sedangkan pengacara hanya fokus ke penyimpanan bb. Benar. Ini hanya sandiwara di pengadilan kemaren. Apa keyakinan hakim dan putusan masih harus menunggu. Semoga hakimnya spt hakim kasus sambo. Royal memberi vonis dan loyal dg aspirasi massa. Jangan spt hakimnya kasus jabo prima. Gk paham memisahkan hukum pemilu dg hukum administrasi. 

Juve Zhang

Depo atau penduduk yg pindah.teknis penduduk pindah kata pak LBP. Pak ET sebaliknya depo yg pindah ke tanah pelindo. Nampak gaya militer dan sipil. Untuk Indonesia di masa pembangunan sipil lebih cocok. Pak Jokowi bukti nyata sipil yg luar biasa karyanya. 2024 silakan anda salurkan ke yg menurut anda bagus. Saya pilih sipil pak GP.

Jimmy Marta

Hanya 3 merek motlis yg direkom. Gesits, volta dan selis. Yg beli itu dp insentif 7 jt dg syarat umkm, penerima kur dan listrik rumah bersubsidi. 

Handoko Luwanto

Akibat ulah Mario, Bu Menteri jadi sering muncul di media massa untuk meredam kekecewaan publik. Padahal Mario bukan pegawai Bu Menteri, hanya anak pegawai. Bahkan bukan pegawai di level yg tinggi2 amat. Sekarang bayangkan repotnya pak Kapolri akibat ulah 2 jenderal nya, Sambo dan Teddy. Dua jenderal ini lho, ya. Ditunggu actionnya pak Kapolri.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda