Sang Begawan Media

Roys Mahkota

Kolase Royce Muljanto (kanan) dan bos Liek Motor, Muljanto (kiri). (FOTO: surabayapagi.com)

COWASJP.COMKECUALI Roys. Semua anak mestinya kumpul di rumah orang tua. Kalau orang tua sudah tidak ada, mereka kumpul di rumah kakak laki-laki tertua. Itulah inti malam tahun baru Imlek: malam Minggu pekan lalu.

Roys, malam itu, tidak ke mana-mana. Ia tidak berani ke rumah ayahnya. Atau tidak mau. Anak ini seperti memusuhi ayahnya sampai ke tulang sumsumnya. 

Datangnya Imlek biasanya dimanfaatkan untuk wawuhan. Mumpung ada momentum. Roys tidak memanfaatkannya. "Saya hanya tunggu undangan. Ternyata tidak ada undangan. Saya di rumah saja bersama istri dan anak," ujar Roys. "Besok pagi, kalau juga tidak ada undangan saya ke rumah kakak papa yang tertua. Di Mojosari, Mojokerto," tambahnya waktu itu.

Kakak tertua papanya itu sudah meninggal. Tapi istrinya masih ada. 

Ini Imlek ketiga Roys tidak kumpul dengan papa, mama, dan dua adiknya. Tahun lalu ia juga hanya menunggu undangan. Tidak ada. Memang perlu undangan? Tentu Imlek bersama keluarga tidak perlu undangan. Tapi Roys memerlukannya.

Undangannya sendiri mungkin tidak penting. Tapi, kalau papanya minta anaknya itu datang, Roys merasa hati papanya sudah berubah.

Perubahan hati itu yang ditunggu Roys. Bukan undangan. Tentu sang papa juga sama: mengharapkan Roys berubah pikiran. Tidak lagi memusuhi sang papa. Apalagi secara sangat terbuka: Roys sampai mengunggah kemarahannya itu ke YouTube. Lengkap dengan nama-nama penghuni kebun binatang.

Tidak hanya sekali dua kali Roys posting di YouTube. Selalu. Banyak sekali. Sampai sekarang sudah lebih 30 video ia unggah ke YouTube. Selama dua tahun terakhir. Semua berisi kemarahan pada papanya. 

Ia datangi rumah papanya ketika lagi kosong: bikin video di rumah itu. Untuk YouTube. Ia datangi restoran milik papanya ketika sang papa tidak di situ. Ia bilang, di video, restoran itu dibeli dari uang Roys. Dari hasil usaha dealer dan bengkel mobil. Resto terkenal di pusat kota itu, katanya, harus diserahkan ke Roys. Ia juga datangi bengkel mobil Liek Motor di Ketabang Surabaya. Ia bilang itu ia yang membangun. Harus dikembalikan kepadanya.

chat.jpg.jpgRoyce menceritakan kisah melalui buku "Tacit".Sabtu, 27 Oktober 2018. Buku setebal 100 halaman itu berbicara tentang tubuh, pikiran dan nurani yang ditulis menggunakan teknik tertentu selama dua tahun, yakni 2015 hingga 2017 dan dicetaknya pada 2018.(FOTO: antaranews.com)

Ia juga menuntut haknya sebagai anak pertama, laki-laki pula. Ia itu mestinya ibarat putra mahkota. Papanya sudah harus menyerahkan semua aset dealer mobil itu padanya. Ia yang akan atur. Ia bilang: adik-adiknya pun harus ikut si kakak sulung.

Tapi, sang adik telah bersikap tegas: ikut papa mereka. 

Maka Roys juga memusuhi adiknya.

Malam Imlek dua tahun lalu Roys juga tidak bisa berkumpul dengan papa, mama, dan adik-adiknya. Di malam Imlek yang penuh kekeluargaan itu Roys berada di sel  tahanan polisi. Lebih sial lagi di dalam tahanan ia digebuki tahanan lain: tulang rusuknya patah.

"Mana ada seorang ayah memasukkan anaknya ke tahanan di malam Imlek," ujar Roys suatu ketika. "Saya kan menuntut hak saya. Kenapa sampai dimasukkan tahanan seperti ini," tambahnya.

Mungkinkah perlu Imlek sekali lagi lagi? Agar urusan keluarga ini selesai? 

Menyelesaikan pertengkaran keluarga tentu tidak harus menunggu Imlek tahun depan. Bisa kapan saja. 

Sebenarnya saya juga sudah tidak ingin menulis ini lagi. Tapi restoran itu persis di sebelah kantor saya: hanya dipisahkan pagar tembok.

Roys sendiri kini lebih bersama istri dan anak tunggalnya, umur 10 tahun. Anak keduanya meninggal di dalam kandungan. Ia juga dua kali seminggu main golf. Lalu naik kuda. Ia menyukai kuda.

Ia merasa dirinya putra mahkota. Tapi takhta itu masih begitu jauhnya. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 30 Januari 2023: Bebas 16 T

bagus aryo sutikno

Maafkan daku wahai nasabah Indosurya. Maafkan daku yg senyum2 saja saat berita bebasnya Boss Indosurya meledak. Saya tersenyum, sebab saya paham, itulah dunia investasi. Hiu kecil dimakan hiu besar. Hiu besar dimakan hiu raksasa. Nasabah Indosurya itu, "menurut itung2an saya", invest retata 1M rupiah. Anda kaya brO. Anda itu hiu. Anda hiu dan dimakan paus. Dah totally finished. Tersenyumlah dan balik kanan, ayoo cari 1M yg lain. Lupakan paus lupakan hiu. Anda teri sekarang. Sebagai kelas teri, anda harus rajin ngarit. Be strong nasabah Indosurya. Ayoo SGR ngarit. 

Liáng - βιολί ζήτα

Berdasarkan data OJK (2019) ada ketimpangan yang mencolok antara Financial Inclusion masyarakat dengan Financial Literacy nya, hal ini tergambar dengan jelas pada index-nya yang berbanding 76,19% dengan 30,03%. "Financial Inclusion" secara singkat berarti bahwa individu dan bisnis memiliki akses ke produk dan layanan keuangan. Sedangkan "Financial Literacy" adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan secara efektif, termasuk pengelolaan keuangan pribadi, penganggaran, dan investasi. Financial Inclusion Index yang tinggi berbanding dengan Financial Literacy Index yang rendah menunjukkan "potensi risiko yang sangat tinggi". Karena, meski masyarakat memiliki akses ke produk dan layanan keuangan, sebenarnya mereka tidak memahami fungsi dan risikonya. Celah ini seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang berkedok investasi, koperasi simpan-pinjam, dlsb - untuk mengeduk dana masyarakat lewat berbagai produk jasa keuangan yang seakan-akan lebih profitable, namun ujung-ujungnya malah amblas.

Saifudin Rohmaqèŕqqqààt

Kalau dilihat secara tasawuf. Tertipu adalah suatu takdir. Mengapa? Karena sudah terjadi. Sudah ditipu indosurya. Kalau belum takdir, ya, nggak tertipu. Penduduk Indonesia 275 juta, yg tertipu katakanlah 25 ribu orang. Jadi yg nggak tertipu indosurya 274,975 juta orang. Karena belum takdirnya. Takdir akan memberi 3 opsi, yaitu: 1 usaha. Yaitu usaha untuk menuntut keadilan. Usaha untuk lapor polisi. Usaha untuk buat grup sesama korban sehingga terjadi silaturahmi. Dalam pikiran, usaha seperti itu, semoga bisa dinilai amal baik oleh Tuhan Allah yg akan mendatangkan kebahagiaan keoada dirinya. 2 doa. Dengan tertipu, sehingga menggerakkan dirinya untuk berdoa kepada Tuhan Allah. Berharap kepada Tuhan Allah agar diberi rizki yg lebih banyak. Sehingga lebih dekat kepada Tuhan Allah dan inimembuat dirinya bahagia. 3 tawajuh. Yaitu tidak berusaha dan juga tidak berdoa. Ada kan yg seperti itu. Mungkin banyak. Apa maknanya? Yaitu hanya berpikiran dengan sangat kuat dan yakin bahwa Tuhan Allah berkuasa untuk mengganti uang yg telah tertipu. Kan Tuhan Maha kaya. Dengan pikiran kuat seperti itu, hatinya menjadi bahagia. Itulah makna "sehebat hebatnya usaha, tidak akan bisa merobek tirai tirai takdir. Sekian. Salam bahagia.

Pryadi Satriana

Hakim dalam perkara KSP Indo Surya 'guoblok'? Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian TIDAK diatur tentang pertanggungjawaban pidana pengurus koperasi. Namun, tidak berarti PENIPUAN TERBESAR DENGAN KERUGIAN 106 TRILIUN ini tidak bisa dipidana! Di FHUI, setahu saya ada mata kuliah wajib "Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum". Dg dasar etika, hakim BERKEWAJIBAN mewujudkan keadilan substantif, dg mempertimbangkan 'niat baik', 'fairness', dan 'rasa keadilan' sehingga dapat melakukan 'penemuan hukum' dan 'terobosan hukum'. DENGAN ADANYA 23.000 KORBAN DENGAN KERUGIAN 106T, hakim 'seharusnya' melihat bahwa 'bentuk koperasi SENGAJA dipilih untuk menghindari tuntutan pidana sehingga tidak dapat dipidana di LP, tetap bebas dan dapat mengamankan uang hasil PENIPUAN TERBESAR ITU'. 'Terobosan hukum' bisa dilakukan dg 'menempatkan delik penipuan DI ATAS wadah koperasi', sehingga 'penipuan tersebut bisa dipidana', agar pelaku tidak kabur bersama hasil tipuannya! Penahanan juga mempermudah penegak hukum untuk menelusuri hasil tindak kejahatan, mengamankan, dan menyita seluruh aset pelaku kejahatan. Dengan ETIKA, kita bisa MENILAI tidaklah 'fair' membiarkan orang yang merugikan 23.000 orang dg nilai kerugian 106T melenggang bebas, sedangkan 'maling ayam yang mencuri karena lapar' harus mendekam di penjara! 'Rasa keadilan' bisa didapatkan hakim dg 'wawancara mendalam' terhadap korban2 penipuan, shg hakim dpt 'berada di posisi korban penipuan & merasakan penderitaan mereka'. Salam. 

Kliwon

Dek Ulfa jangan capek². Biar Abang aja yang capek gpp. Yang penting dek Ulfa tiap hari bisa istiqomah komen disini. Cuma baca komenan dek Ulfa doank, badan Abang jadi segar lagi dan semangat lanjut mbecaknya.

Rihlatul Ulfa

Siang itu saya mendapat tlp dari telemarketing bank BCA. ia mengetahui saya mempunyai 2 rekening. yang satu arus keluar masuk. yg satu uang terus mengendap. ditawarilah asuransi dengan potongan 500 ribu perbulan selama 20 tahun. sangat memaksa sekali. akhirnya saya tanya 'anda tahu berapa harga saham bank BCA hari ini? tele menjawab. maaf ibu saya belum cek kebawah jadi saya belum tahu. saya katakan saat itu, lebih baik saya membeli saham perusahaan anda, untungnya akan berkali2 lipat. dan berakhir tele itu menjawab 'apakah ibu lulusan sarjana ekonomi? telepon itu berakhir di menit 30. 

Nurkholis Marwanto

Melihat kasus ini, jadi kasihan sama Beny Tjokro, alias Bentjok. Seperti tidak adil sekali. Bentjok sudah dihukum seumur hidup dan dimiskinkan. Untuk 2 kasusnya, di Jiwasraya dan Asabri. Sedangkan yang ini bebas. Harta yang tidak terkait dengan Jiwasraya dan Asabripun ikut disita.

Jimmy Marta

Ada perdebatan yg tak kalah seru dari kasus indosurya. Itu masalah tabrak lari di ci asa njur dg korbannya seorang mahasiswi. Kemaren2 pihak polres cianjur dan polda jabar menyatakan penabraknya mobil audi 8 yg bukan rombongan polisi. Itu mobil yg maksa masuk iring2 an. Sugeng teguh dan majikannya Nur dah membantah gk nabrak. Mereka dapat izin dari suami Nur yg polisi dalam rombongan. Mereka berhenti dan gk goresan apapun dimobil. Hari ini ST dah ditetapkan jd tersangka. Dan bu N dinyatakan bukan istri, hanya teman dg polisi D. Debat 23rb nasabah lawan 1 orang Henri Surya spt nya berlanjut ke tingkat kasasi. Debat keluarga mahasiswi dg polisi spt nya lanjut dibawah atensi kapolri. 

Liam Then

"Peng,om mau bicara" "Iyah om" "Om setuju kamu nikah dengan A Mei, cepat cari tanggal, om tidak liat kamu punya apa ngga, yang penting kamu serius sama A Mei,masalah modal usaha, kamu tak usah banyak pikir, liat nanti kemampuanmu sampai mana!" "Makasih Om, saya janji, saya sayang A Mei Om" "Om, ingatkan terakhir kali ya, pesan Om cuma satu, jangan sampai Om dengar A Mei , buat makan pun susah" "Saya janji Om" A Peng dan A Mei pun menikah. Setahun berlalu....... "Peng, sini !!!" , Mei, kamu ke dapur sana bantu mamamu" "Peng , papa mau ngomong sama kamu" "Iyah Pa" "Peng , tolong papa lah, jangan kau kasih makan si A Mei terus, cobalah kau lihat , dulu dia 55 kilo, sekarang 83 kilo, gimana kau ini" "Loh, kan papa yang pesan, saya sudah janji sama Papa" "......Aduhh Peng....!!!"

Liam Then

Saya ulangi pepatah komunitas Tionghoa Tio Ciu yang tinggal di tepian sungai. "Ho cha bo phu kau meng kha" Kurang lebih terjemahannya seperti ini . "Kayu yang bagus tak kan mengambang hanyut sampai depan rumahmu" (karena yang bagus-bagus sudah tentu dinaikan duluan oleh orang ) Pepatah ini pernah saya analisa begitu lama, sangat penuh logika. Piara sapi supaya beranak sapi, tinggal kasih rumput saja ,lumayan susah. Apalagi duit beranak duit ,lebih susah. "Bang ,bolehlah kau jadi anggota, tiap bulan tinggal kau cek saja setoran masuk" "Bolehlah, tapi aku tak mau simpan, tapi pinjam" "Abang punya sertifikat rumah?" "Loh ,buat apa" "Jaminan pinjaman" "Bos kamu punya sertifikat kantor?" "Loh buat apa"? "Jaminan simpanan" "Ah , abang bercanda" "Iyah, hahaha, abang kasih tau ya ini ilmu kehidupan, jangan kau liat muka abang ,muka orang kaya, langsung kau kira abang banyak duitnya" "Loh ,toko abang ini besar, barangnya banyak" "Kau ini, abang kasih satu lagi ilmu kehidupan, pernah mau liat bebek berenang"? "Pernah bang" "Nah yang kau liat itu badannya santai saja ngambang meluncur, dibawah kakinya tak henti ngodak, coba kau lihat ke-yutub" "Yah,namanya juga usaha bang" "Sama, abang juga lagi usaha,bos toko ini bukan abang" "Loh" "Iyah, liat amoy di sana, itu anak bos abang" 

Pryadi Satriana

Ada apa di Disway terbitan 9 Februari depan? Ada rubrik baru. Ada moderator. Pak Dis sempat menyebut 'Ekspresi Publik'. Saya usul 'Suara Publik'. Mirip2 'Suara Pembaca'. Tapi beda. Yang disuarakan adalah kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi. Kebermanfaatannya untuk publik. Berikan rambu2 penulisan. Berikan pula honor. Itu wajar. Tulisan yg bermanfaat bagi publik akan dibaca orang banyak. Mereka akan mau bayar. Tidak usah mahal. Cukup 15 ribu rupiah per bulan. Itu harga sebungkus rokok. Lima belas ribu dikalikan sejuta pembaca. Jumlah yg cukup untuk membayar karyawan, kontributor, dan memberi 'ucapan terima kasih' kepada 'perusuh' Disway. Saya pun mulai bosan 'beramal' di Disway, 'amal' komen. Ndhak perlu 'moderator' untuk rubrik 'Suara Publik'. Perlu 'editor', baik substansi maupun bahasa tulisan. Yang perlu 'moderator' justru 'kolom komentar', supaya lebih bermanfaat & ndhak 'nggladrah'. Saya usul ada "Students' Corner", menampung gagasan siswa/mahasiswa yg disampaikan dlm bhs. Inggris. Usul ini sebenarnya sdh saya sampaikan ke Ust. Puji, Kepala Sekolah 'Islamic International School' PSM Magetan, salah satu pesantren dg kurikulum 'national plus' yg didirikan Pak DI. "Jangan hanya ajarkan TOEFL. Ajarkan pula 'Creative Writing'. Kirim tulisan siswa terseleksi ke Disway. Itu baik utk pesantren maupun Disway." Usul itu saya perluas: untuk semua siswa/mahasiswa, untuk menambah pembaca sekaligus mencerdaskan bangsa. Demikian usul saya. Salam. Rahayu.

Johannes Kitono

Menurut AD dan ART tujuan utama koperasi adalah untuk kesejahteraan para anggotanya. Dalam kenyataannya di Indonesia. Saat koperasi bangkrut para pengurusnya kaya raya dan tentu saja sejahtera. Dulu pernah KSO dengan Koperasi dibidang peternakan ayam. Dengan gagah berani pengurus koperasi berkata : " Now saatnya company harus kasih kesempatan kepada koperasi untuk membayar kewajibannya" Satu dua crop semuanya berjalan lancar. Pada crop ketiga saat mau tangkap ayam di kandang. Ternyata kandang sudah kosong dan ayamnya sudah dijual saat mau sunatin anaknya. Itu hanya salah satu contoh kelakuan anggota koperasi di Indonesia.Tentu tidak seperti yang diinginkan Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia. Apa yang terjadi dengan KSP Indo Surya, tentu tergolong Mega Korupsi. Anehnya sudah tilap uang 106 T dari 23 ribu nasabah kok bisa bebas murni. Apakah para APH masih punya hati nurani ? Juragan disway dan para komentatornya pasti tahu atau pura pura tak tahu.

Jimmy Marta

Tahukah anda, sekarang biaya tarik tunai dg kartu atm bri dikenai Rp.7500 per transaksi. Dan transfer Rp.6500 setiap transaksi. Jadi anda2 yg punya anak yg ngekos harap mulai mikir untuk ngirim via bank. BRI yg selama ini sahabat akar rumput tetaplah sebuah bank. 

Pryadi Satriana

Tahu saya memang gitu: 'narik tunai' mbayar, 'narik becak' dibayar ...

Liam Then

Pakai BI fast kalo transfer antar bank, cukup 2500. Kwkwkwkw, saya heran, ada satu dompet digital investasi asing, otomatis berubah ongkos transfer ngikut BI Fast , dari 6500 ke 2500. Sekali saya kirim lewat m-banking antar bank, loh tetap kena 6500, bank BUMN kalah responsif dengan dompet digital, dalam hal pelayanan. Saya jadi misuh-misuh di buat nya. Bukan masalah 6500nya. Wong merokok tiap hari juga bakar uang kok, tapi karena dibuat bertanya-tanya. Bank BUMN apakah segitu susahnya, sampai biaya transfer susah auto ikut BI fast. Sehingga tak harus pilih-pilih menu khusus BI-fast di aplikasi M-banking. Bang Jimmy, di ATM, transfer antar bank, apakah gak ada menu BI FAST? Saya belum pernah coba soalnya. 

Mbah Mars

Pengiriman uang antar Bank 5 juta ke bawah per hari free.

Alon Masz Eh

Namanya pohon buah mbah. Walau pake bh ga pake celana, tetap aja ga berbuah duren selama ga dibuahi... 

Otong Sutisna

Waktu itu saya langsung protes ke teman yang ngasih saran, Bro....saran sudah saya laksanakan tapi kenapa itu pohon durian tetap ga berbuah. Teman malah balik tanya....kamu itu pakai bh siapa, apakah sudah menikah atau perawan ....saya jawab, ya jelas pakai punya istri saya, soalnya saya ga punya anak cewek, anak saya cowok semua.... Dia hanya bilang, oh .... pantesan, ganti bro ..... Bersambung....

Jokosp Sp

Mbah Kliwon ............cuma diketawain saja. Padahal ngarep mbecak bareng. Mbah kliwon jadi supirnya, Mbak Ulfa jadi penumpangnya. Muter keliling Embongan sampai surup.

Kliwon

Setuju Eyang. Abah kudu kita kasih contoh opini & analisis ala perusuh. Ntar kalo rubrik NoWay udah ada, Eyang harus ikut berkontribusi menyumbang tulisan. Ceritakan aja kisah Eyang kapan hari. Upaya membuat 100 pohon duren biar mau berbuah. Dengan cara mengikat 100 pohon duren dengan BH. Itu akan jadi kisah kolosal yang sangat epik & penuh perjuangan. Saya bayangin BH ibu² PKK satu RT bisa ludes demi menghangatkan 100 pohon durian di kebun. Trus panggil sini teman yang kemarin saranin ide briliant itu. Suruh ikut komentar sini. Biar tercerahkan para perusuh.

Pryadi Satriana

Bagaimana kualitas hakim kita? Saya ndhak tahu. Tapi saya punya pengalaman 'berurusan' dg hakim, pada suatu perkara perdata. Saya mengajukan 'bukti rekaman'. Hakim ke-1: "Tolong dibuatkan 'photocopy'-nya." Saya: "Maksud Yang Mulia 'transkrip'-nya?" Hakim ke-2: "Terjemahannya." Hakim ke-3: "Yang membuat harus 'penerjemah tersumpah' (sworn translator)". Saya: "Photocopy itu 'salinan' (copy) yg dibuat dg bantuan 'sinar' (photo). Terjemahan itu hasil 'alih bahasa' dari 'bahasa asing' ke 'bahasa ibu' atau sebaliknya. Transkrip itu 'salinan tertulis' (written copy) dari 'rekaman suara' (recorded material). Untuk membuat transkrip rekaman suara tidak perlu harus menggunakan jasa penerjemah tersumpah". Hakim ke-1: "POKOKNYA saya minta salinan tertulis rekaman itu". Saya tercenung. Istilah2 di atas adalah 'kata2 yg sering dipakai' (high-frequency words) di bidang ilmu hukum. Dari kejadian di atas, saya bisa menduga-duga 'wawasan dan literasi para hakim tersebut di bidang hukum'. Itu memprihatinkan. Hakim 'seharusnya' punya 'penguasaan bahasa yg memadai', mengingat argumentasi2 hukum pastilah menggunakan bahasa, bukan dg isyarat! Semoga hakim2 lainnya mempunyai wawasan yang lebih luas dan penguasaan bahasa yg memadai. Aamiin. Salam. Rahayu.

Mirza Mirwan

Semula saya menengok Disway.id untuk mengacak baca komentar di CHD. Tetapi batal gegara membaca headline Kapolda menyatakan berduka atas meninggalnya M. Hasya Attalah (MHA). Sebuah pernyataan yang sangat-sangat terlambat, karena almarhum tewas sejak 6 Oktober 2022. Dan hari ini sudah 30 Januari 2023. Kasus tewasnya MHA, juga mahasiswi di Cianjur itu, kian meneguhkan citra bahwa lembaga Polri "mendung aib" (cloud of disgrace/dishonor). Di mana logikanya MHA yang sudah tewas tgl. 6 Oktor 2022 kok malah tiga bulan kemudian, 6 Januari 2023, dijadikan tersangka?. Maaf kalau saya memuji langkah cepat Departemen Kepolisian Memphis (MDP), Tennesse, AS. Tgl. 7 Januari 2023 yang lalu lima orang polisi MDP dari unit SCORPION, memukul dan menendang Tyre Nichols di sebuah lampu merah. Nichols, 29, yang pegawai perusahaan ekspedisi FedEx dan ayah seorang balita 4 tahun, itu tidak salah apa-apa. Tetapi polisi berdalih ia ngebut. Nichols dilarikan ke RS dan meninggal tiga hari kemudian, 10/1/2023. Publik marah. Direktur MDP, Cerelyn Davis, langsung memecat lima polisi ta…

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda