Wong Barat Baca Buku, Kita Ngemil

Penyerahan juara pertama lomba bertutur kepada Freya Azalia Anindi, siswi SDN 01 Kartoharjo (Guntur). (FOTO: Santoso)

COWASJP.COMCool dan suka guyon. Begitulah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, MPd. Pada saat acara Hari Kunjung Perpustakaan ke-27 di Kominfo. Ia pun berkisah tentang perbedaan orang Barat dan orang kita. Kalau orang Barat yang dibaca buku. Tapi orang kita yang diurusin makan dan minum,  katanya. Berikut catatan Santoso alias Akung Bondet, wartawan senior di Madiun.

    *

WALI KOTA Maidi  menceritakan pengalamannya saat naik kereta api antara Singapura, Johor sampai Kualalumpur. Kalau belum diganti namanya, kereta itu berjuluk Seruling Malam Jurusan  Singapura — Bangkok (Thailand). Saat meliput SEA Games ke-15 di Kualalumpur 20-31 Agustus tahun 1989, saya juga pernah menaiki kereta itu.

Di dalam gerbong yang ada tempat tidurnya, ada bule di situ. Begitu bangun, dia langsung baca buku, kisahnya. Jadi itulah yang disebut perbedaan antara wong Barat dengan kita. Wong Barat baca buku, kita ngemil.

Tentu itu bukan sembarang guyonan. Itu justru sentilan yang disampaikan tentang betapa pentingnya buku. Betapa pentingnya keberadaan perpustakaan. Pintar itu memang harus belajar. Dan belajar juga dari membaca buku. Itulah pentingnya keberadaan sebuah perpustakaan, tegasnya.

Karena itulah Maidi ngajangi jembar (memberikan kesempatan seluas-luasnya) kepada Plt. Kadin Perpustakan dan Kearsipan Kota Madiun, Drs Herry Wasana. 

lomba1.jpgWali Kota Madiun Drs. H Maidi SH, MM, M.pd. (FOTO: Santoso)

Perpustakaan harus dibuat senyaman mungkin, agar banyak yang kerasan dan merasa nyaman membaca di perpustakaan. Kalau perlu diperluas. "Kalau perlu dana 10 atau 15 miliar pun saya sanggupi," tegasnya.

Memang sangat memungkinkan. Gedung Perpustakaan dan Kearsipan yang menggunakan bekas gedung SMAN 3 di Jalan HA Salim Madiun itu masih cukup luas. Di bagian belakang yang dulunya lapangan basket, sekarang ini hanya digunakan tempat parkir. 

Tentu kalau harapan  Maidi itu terwujud, Madiun bakal punya perpustakaan yang sangat representatif.

Pada dasarnya, manusia selalu berubah. "Dan kalau kita pinter, maka akan lebih gampang mengikuti segala bentuk perubahan. Karena orang pinter itu gampang mencari solusi," ujarnya.

Apalagi bagi seorang pemimpin. Pemimpin pinter pasti gampang mencari solusi menghadapi masalah yang dihadapi. Bukan sekadar gembar-gembor tanpa wujud.

WARTEK

Setidaknya, berbagai solusi permasalahan kota telah ia atasi. Di antaranya seperti membagikan bibit tanaman produktif kepada warga dan juga siswa di sekolah. Juga membuka Wartek atau  warung tekan inflasi yang menyediakan sembako untuk masyarakat. 

“Ada beras, minyak goreng, gula, telur. Kita lihat komoditas apa yang sedang mahal di pasaran, lalu kita sediakan di sini. Dengan harga lebih murah. Ke depannya, bisa ditambah lagi,” ungkap wali kota.

Nantinya Wartek diupayakan buka di 10 lokasi supaya bisa menyebar di semua kecamatan dan memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan barang murah.

Inflasi memang harus ditekan. Karena Upah Minimum Kota (UMK) hanya Rp 2 juta. Kalau inflasi tidak kita tekan, maka UMK segitu hanya cukup untuk makan 2 minggu saja. Lha selebihnya??? Masak ngutang ke bank titil, ujarnya disambut gerrr...(Eh kok tahu bank titil ya)

"Beragam inovasi membuat tim penilai dari Inews Indonesia Awards 2022 datang. Sekarang saya menemui tim Inews," kata wali kota yang dalam tiga tahun memimpin sudah mengumpulkan seratus lebih penghargaan.

RUANGAN NYAMAN

Meski terlihat sempit dari luar dan penampakannya adalah bangunan tua, ternyata Perpustakaan Umum Daerah Kota Madiun cukup luas dengan interior cukup modern menurut saya. Tidak seperti perpustakaan yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Suasana di dalam Perpustakaan Umum Daerah Kota Madiun cukup nyaman dan luas. 

Sebelum memasuki Area Layanan Perpustakaan, terlihat dua unit komputer yang disediakan bagi pengunjung untuk melihat-lihat judul-judul buku yang tersedia Menurut Sinta Nuzuliana, pustakawati, saat ini Perpustakaan Umum Daerah Kota Madiun memiliki koleksi sebanyak 27.621 judul, 90.674 eksemplar buku. Terdiri dari 21.632 judul 52.647 eksemplar buku tercetak dan 5.989 judul 38.027 eksemplar buku digital.

Area layanan perpustakaan terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terdapat Area Referensi yang berdinding kaca dan tata ruang yang lebih serius dan tenang. Ada Area Majalah, Area Surat Kabar, Area Tuna Netra yang menyediakan koleksi braile dan juga satu set komputer khusus tuna netra. 

lomba2.jpgSuasana Perpustakaan dan Kewarsipan Kota Madiun. (FOTO: Santoso)

Area layanan komputer yang disediakan memang khusus untuk pengunjung yang ingin menggunakan komputer, 

Area Koleksi Daerah menyediakan koleksi tentang Kota Madiun maupun koleksi yang terbit di Kota Madiun, Area English Corner menyediakan koleksi berbahasa Inggris. Di lantai bawah ini juga beberapa rak koleksi khusus tentang Sastra dan Sejarah dengan tata letak kursi baca. Tidak saja kursi dan meja baca biasa yang kita temukan. Untuk meja dan kursi belajar. Namun juga disediakan sofa-sofa bagi kita yang ingin membaca dengan posisi lebih santai. 

Selain itu juga disediakan meja perorangan dengan sekat sekat yang diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin suasana lebih tenang dan serius. 

HADIAH PENGHARGAAN

Dalam kesempatan itu, pak Wali juga menyerahkan penghargaan kepada pemenang lomba yang diselenggarakan oleh dinas. Di antaranya lomba perpustakaan tingkat SD yang diraih SDN Kartoharjo 1 (Guntur). Sedang SMP diraih oleh SMPN 1. Dan lomba bertutur yang diraih oleh Pelangi Freya Azalia Anindi  juga dari SDN 01 Kartoharjo (Guntur) dan beberapa lomba lainnya.

Acara pun ditutup dengan penandatanganan buku karya peserta Kelas Menulis yang diserahkan kepada peserta termuda;

Chayara Alima Salsabila, siswi SDN 03 Nambangan Kidul.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda