Bali Siap Siaran Digital

23 Saluran Sudah Bisa Dinikmati

Milania Mimaisa dari Kominfo (kanan) bersama Bagus Made Sutrisna (Kominfo Provinsi Bali) saat tampil pada Pertunjukan Rakyat membahas Migrasi Siaran Analog ke Digital.

COWASJP.COM – Provinsi Bali telah siap melakukan migrasi siaran analog ke digital. Bali mendapat kesempatan Tahap I yang dimulai 30 April 2022. Mulai tanggal tersebut, siaran analog untuk wilayah Bali dihentikan. 

Kesiapan tersebut ditunjukkan dengan tersedianya 23 saluran televisi digital di wilayah provinsi Bali. Bahkan, jumlah kanal atau saluran tersebut bisa bertambah menjadi 29, jika satu grup besar dan dua teve lokal masuk ke siaran digital. 

Penegasan kesiapan Bali ini disampaikan oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Bali I Gde Agus Astapa S.Sos, S.I.Kom, M.M. dan Ida Bagus Made Sutrisna (Kominfo Provinsi Bali). Keduanya menyampaikan kesiapan tersebut saat menjadi tamu Pertunjukan Rakyat, Bali Siap Migrasi dari Analog ke Digital yang menampilkan Taksu North Bali dan Sanggar Kebo Iwa. 

Pertunjukan Rakyat ini mengambil tema Siap-Siap! 30 April 2022 TV Analog di Wilayah Anda akan Dimatikan. Selain dua narasumber tersebut, juga hadir Mesania Mimaisa Sebayang M.H.(Sub Koordinator LPS dan LPA Televisi Kemkominfo). Pertunjukan rakyat yang disiarkan live streaming di Youtube Kominto TV ini bisa dilihat lewat link berikut: https://youtu.be/9QlYjBl7Fj4 

bali.jpg

Ketua KPID Bali Agus Astapa menegaskan 23 kanal tersebut bisa dinikmati di Denpasar selama ujicoba siaran digital. Di daerah lain seperti Karangasem dan Buleleng, misalnya, dari 23 saluran, mungkin baru bisa 16 saluran. Tapi, nantinya, pasti akan bisa menangkap saluran lebih banyak. Karena penyedia infrastruktur siaran berkomitmen menghadirkan siaran digital dengan sempurna. 

Ida Bagus Made Sutrisna menambahkan persoalan digital tidak terlalu asing bagi warga Bali. Karena itu ada dalam visi pemerintahan Bali yang menyebutkan Menuju Bali Era Baru. Kendati ada visi yang jelas untuk menyambut era baru tapi tidak meninggalkan budaya Bali. “Pesan Pak Gubernur berkali-kali menegaskan kesiapan untuk analog switch off ini. Sejak pelantikan pengurus KPID, sudah berpesan supaya benar-benar bisa menyiapkan provinsi Bali siap untuk analog switch off ini,“ papar Made Sutrisna. 

Mesania Mimaisa saat ditanya oleh salah satu personel Taksu, Jerry, seputar dimatikan siaran analog, mengatakan analog switch off memang tidak serentak. Ada beberapa tahap setiap wilayah. Bali masuk di tahap I yang dimulai 30 April 2022 ini. Yang belum masuk tahap I dijadwal berikutnya. Yang pasti, semuanya akan beralih ke digital pada 22 November 2022. 

“Ini amanat Undang-undang yang harus dilaksanakan. Juga sudah ada peraturan pemerintah serta aturan teknis lain untuk melaksanakan program ini. Karena seluruh Indonesia ada 700-an stasiun televisi yang siaran dengan frekuensi analog, tidak semua langsung bisa serentak berganti digital. Maka harus bertahap, “tambah Mesania. 

bali2.jpg

Apa yang perlu disiapkan masyarakat? Mesania Mimaisa mengatakan warga masyarakat yang akan menikmati siaran digital tidak perlu membeli televisi baru. “Teve yang lama masih tetep bisa. Tinggal pasang STB (set top box). Alat ini mudah dipasang. Mudah didapatkan juga, “ urai Sub Koordinator LPS dan LPA Televisi Kemkominfo ini. 

STB, lanjut Mimaisa, sekarang bisa dibeli di berbagai market place. Juga di toko-toko elektronik.  Agus Astapa menambahkan, KPID Bali pernah melakukan survei, toko-toko elektronik di Karangasem pun sudah ada yang jual STB. 

“Pernah denger STB gratis! Ini kok beli,“ sahut Jerry. 

Mimaisa menjawab. Memang ada masyarakat yang akan disubsidi. Dibagi gratis. Tetapi itu komitmen dari pemegang infrastruktur multipleksing. Pemerintah mengawasi. Syarat untuk mendapat STB gratis harus masuk rumah tangga miskin, mempunyai tv dan berada di cakupan wilayah analog. “Jadi tidak semua mendapat STB gratis,“ tegas Mimaisa. 

bali3.jpg

Mimaisa juga menegaskan bahwa untuk menangkap siaran televisi digital ini, masyarakat tidak perlu membayar. Tidak memerlukan kuota. Tidak membayar bulanan. Dan siaran yang ditangkap sama seperti tv sebelumnya. “Ini hanya soal peralihan teknologi. Yang ditonton masih sama. Ada sinetron, olahraga, berita dan lain-lain.“ 

Sebagai bagian edukasi, pada pertunjukan rakyat ini, juga dilakukan pemasangan STB pada pesawat televisi analog yang menjadi properti pertunjukan. Penerimaan siaran yang awalnya krosok-krosok, banyak semut, berubah menjadi jernih. Selain itu juga ada pembagian STB untuk perwakilan masyarakat. Ada 10 STB yang diberikan langsung oleh Mimaisa. 

Ditegaskan oleh Mimaisa beralih ke siaran analog ini sangat menguntungkan masyarakat. Karena akan mendapatkan siaran yang bersih gambarnya, jernih suaranya, dan canggih teknologinya. “Tidak hanya itu, untuk Bali ditambah cerdas masyarakatnya dan lestari budayanya, “ tandas Bagus Made Sutrisna.(*)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda