Sambel Pecel Madiun pun Tembus Jerman dan Belanda

Erlin, produsen sambel pecel. (FOTO: Santoso)

COWASJP.COMSebuah usaha rumah tangga yang ditekuni dan diupayakan dengan baik, pastilah akan membuahkan hasil juga. Termasuk sambel pecel. Makanan khas Madiun ini pun akhirnya bisa melanglang buana ke manca negara, seperti Jerman, Belanda dan Dubai. Berikut laporan Santoso, wartawan senior di Madiun.

***

Erlin Februanita, warga Desa Ngadirejo, Wonosri, Kabupaten Madiun ini tak pernah menyangka  kalau usaha yang ditekuni sejak 2015 itu bisa mencapai hasil seperti saat ini. Mencengangkan. 

Betapa tidak. Sambel pecelnya itu bisa melanglang buana. Sambel pecel produksi di rumah. Bukan di pabrik. Tapi  bisa menembus konsumen di Jerman, Belanda dan Dubai. Termasuk tentu saja negara tetangga. 

‘’Memang belum banyak. Namun ini menjadi penyulut semangat saya untuk semakin maju,’’ kata Erlin Februanita. 

Tentu bukan hal yang gampang untuk memperkenalkan produknya sampai ke manca negara. Ia mengakui bahwa peran teknologi informasi dan gemblengan dari UMKM membuat sambel pecelnya yang di-branded dengan label Tanding Roso itu, semakin dikenal.

Lewat berbagai pameran dan kegiatan UMKM yang ia ikuti, hasil produksinya mulai dikenal. Tak ketinggalan peran media sosial yang menayang sambel pecelnya, hingga menarik perhatian buyer di luar negeri.

‘’Buyer yang di Jerman semula pesan sedikit-sedikit untuk koleganya. Ternyata banyak yang suka dan  cocok,’’ kisahnya.

Karena itulah, buyer dari Jerman itu pun mulai memesan dalam jumlah yang lebih banyak untuk dititipkan di toko-toko. ‘’Semoga ini menjadi awal yang baik untuk mengenalkan produk kuliner lokal ke manca negara,’’ katanya.

pecell1.jpgIstri Bupati Madiun bersama rombongan melihat dari dekat proses produksi sambel pecel. (FOTO: Santoso)

Tak hanya Jerman. Banyak warga Indonesia yang tinggal di negara lain juga pesan. Seperti Belanda dan Dubai. Selain untuk dikonsumsi sendiri, juga dibagikan ke sahabat dan tetangganya warga setempat. Dari situlah warga asli negara itu mengenal dan menyukai kuliner tradisional kita,’’ ujarnya.

Pihak Pemkab Madiun lewat Dinas Perdagangan selalu memberikan dorongan. Termasuk setiap ada tamu ke Pemkab, sambel pecelnya selalu dijadikan buah tangan.

Sambel pecel yang diproduksi Erlin memang termasuk beda dibanding yang lain. Biasanya bahan baku sambel pecel hanyalah kacang tanah. Namun produksi warga Ngadirejo ini dicampur dengan mete, hingga rasanya lebih gurih.

Ada dua kelas yang diproduksi. Untuk pasar umum, campuran metenya lebih sedikit. Sedang kualitas super lebih banyak metenya. ‘’Untuk yang super jelas harganya lebih tinggi. Dan biasanya merupakan pesanan,’’ ungkapnya.

pecell1.jpg1.jpgMbak Sri, karyawannya sedang menggiling kacang. (FOTO: Santoso)

Meski tanpa pengawet, sambel  pecel produksi Bu Erlin ini bisa tahan sampai 4 bulan. Karena selain menggunakan bahan berkualitas juga dimasak dengan waktu yang cukup dan higienis. Selain itu juga tidak menggumpal, tapi mupyur.

Erlin boleh bangga. Selain produksinya makin dikenal, ia pun bisa membuka lapangan kerja kepada warga sekitarnya. Meski diakui, saat Pandemi seperti saat ini, membuat ia harus mengurangi produksinya. 

Namun sebagai pengusaha, ia tak kurang akal. Ia pun membuat produk baru berupa abon ayam. ‘’Yah diversifikasi usaha,’’ ujarnya sambil tertawa.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda