8 Keunikan Pawon Teh Tudung yang Bikin Tamu Terpesona

Chef Santhi Seerad dan Chef Astrid dari ACMI (Aku Cinta Masakan Indonesia) berfoto di depan payung yang menjadi ikon Pawon Teh Tudung

COWASJP.COM – Pawon Teh Tudung kini menjadi daya tarik wisata yang mulai hits di kalangan pencari tempat healing. Berlokasi di Desa Genito, Windusari, Kabupaten Magelang, Pawon Teh Tudung (PTT) menjadi jujugan pecinta kuliner dan wisata alam. Terbukti banyak yang datang berkali-kali. Bahkan ada yang sudah 10 kali kembali. Menikmati suasana dan menu tradisional di tempat ini.

Tempat yang berada di ketinggian 800 mdpl ini memang unik. Para pengunjung atau tamu bisa mendapatkan keunikan-keunikan di sini. Inilah beberapa keunikan yang bisa ditemukan saat berwisata ke Pawon Teh Tudung.

Deretan Lima Gunung

Para tamu PTT akan dimanjakan dengan pemandangan yang indah. Dari Limasan maupun area outdoor, tempat menikmati menu, ke arah Timur akan melihat gunung gemunung. Ada lima gunung dari arah matahari terbit ini. Mulai Gunung Merapi, Merbabu, Telamaya, Andong dan Ungaran. 

tudung1.jpgAnggota Komisi I DPR RI yang menginap di Dlengkong Homestay berhasil mengabadikan deretan gunung dari Pawon Teh Tudung

Sejumlah tamu berhasil mengabadikan keindahan deretan gunung ini saat udara bersih tanpa awan. Kondisi tanpa awan ini biasa terjadi pada pagi hari. Saat sunrise. Saat matahari terbit. Lha, PTT buka sejak sunrise?

Jawaban untuk pertanyaan tersebut, menjadi keunikan kedua bagi Pawon Teh Tudung.

Ada Penginapan Bambu

Ya. Untuk mendapatkan momen seru, “munculnya“ gunung-gemunung tersebut saat sunrise, para tamu bisa menginap. Ada penginapan yang diberi nama Dlengkong Homestay. Penginapan unik. Dibangun dengan memanfaatkan bambu. Serba bambu. Gerbangnya, resepsionnya, bangunannya, tempat selfienya, mushola-nya. Semua dari bambu.

tudung2.jpgKetua Perkumpulan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Janoe Ariyanto di depan homestay bambu Dlengkong.

Para tamu yang menginap di Dlengkong Homestay –hanya terpisah jalan dengan Pawon Teh Tudung—bisa berburu sunrise. Dan  menemukan deretan gunung-gemunung tersebut. Saat bangun pagi, jalan-jalan, lalu ke Pawon Teh Tudung, bisa mendapat momen indah itu. Tentu jika udara cerah. 

Udara Bersih, Oksigen Maksimal

Pawon Teh Tudung (PTT) berada di Lereng Sumbing sisi Timur. Dekat dengan hutan pinus Damaran. Berada di tengah persawahan. Air mengalir jernih. Udara segar. Indikator dari udara bersih segar ini bisa dilihat dari banyaknya serangga Capung di sekitar PTT. 

tudung3.jpgBeberapa ekor capung tertangkap kamera saat mengabadikan aksi tamu Pawon Teh Tudung.

Capung merupakan hewan yang bisa dipakai sebagai pendeteksi kualitas udara dan air. Jika banyak capung, maka udara dan air di sekitar masih bersih. Hewan ini bisa dilihat, dipotret, di sekitar PTT. Bahkan tanpa sengaja tertangkap lensa kamera, saat Anda mengabadikan momen selfie atau memotret anggota keluarga yang sedang bergaya.

Spot Alam Instagramable

Paduan wisata kuliner dan wisata alam, menjadi kekuatan Pawon Teh Tudung. Lokasi yang indah, merupakan kekuatan tersendiri. Yang diberikan sebagai berkah Ilahi. Tak pelak, setiap sudut Pawon Teh Tudung adalah spot yang instagramable. Mau berlatar deretan gunung Merapi, Merbabu tadi. Atau background gunung yang dekat, yakni Gunung Giyanti.

Gunung Giyanti berada di sisi Selatan dari Pawon Teh Tudung. Hutan rimbun menghijau di gunung itu, menjadi latar yang bagus untuk berfoto. Apalagi dipadu dengan payung-payung warna kuning, merah, oranye, putih, biru, yang disediakan gratis. Atau dengan caping agar nuansa ndesa-nya lebih terasa.

tudung4.jpgBerfoto dengan payung warna-warni dan latar belakang Gunung Giyanti.

“Bagus sekali lokasinya. Keren. Lain waktu ke sini lagi deh,“ ujar HM Tazbir Abdullah, mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY saat pertama kali datang ke PTT. Dan, janji ini, sudah dibuktikan. Sekretaris Percepatan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata era Arief Yahya ini sudah tiga kali ke PTT.

Spot Pawon Tradisional

Selain spot foto berlatar alam, ada sejumlah spot instagramable yang sengaja dibuat. Di antaranya Payung Gedhe berdiameter 3 meter. Payung ini menjadi ikon PTT. Bertuliskan Pawon Teh Tudung, Lereng Sumbing. Berada di pintu masuk depan Limasan. Sepertinya belum sah, jika ke PTT tapi belum berfoto di sini.

tudung5.jpgSpot foto pawon tradisional dengan tungku dari tanah dan gebyok kampung lawasan.

Ada pula sejumlah tulisan kearifan nilai Jawa yang ditempel di gebyok Limasan utama. Tulisan ini juga bisa diambil untuk berfoto di dekat payung besar. Atau foto di-spot lain di PTT. Kemudian, ada  “tiruan“ pawon atau dapur tradisional. Lokasinya di sisi selatan (outdoor). Ada keren (tungku) dari tanah, amben (dipan) dan gebyok lawasan tradisional. Aksesoris jagung kering memperkuat kesan sebagai dapur yang biasa dimiliki orang desa.

Suguhan Kuliner Khas

Pawon Teh Tudung (PTT) menyajikan kekayaan budaya kuliner yang khas. Baik minumannya maupun makanannya. Tagline “Melestarikan Warisan Adiluhung“, benar-benar diwujudkan dalam atraksi menu yang disajikan. 

Di PTT, para tamu bisa menikmati menu Teh Tudung. Sajian minum teh yang dikemas dalam teko yang diberi tudung. Dibungkus selimut. Selimut atau tudung itu dipakai untuk menjaga agar teh yang disajikan tetap panas. Ini kearifan lokal masyarakat yang diwarisi oleh Pawon Teh Tudung menjadi atraksi.

Selain itu, Teh Tudung ini disajikan tanpa gula. Ini juga mewarisi kebiasaan masyarakat sejak dulu yang suka minum teh pahit. Bukan teh manis. Karena itu pula, sajian teh utama di PTT juga teh pahit. Gula biasanya dimakan terpisah. Gula yang pas adalah gula merah (gula Jawa) atau gula Aren. 

tudung6.jpgTeh Tudung, budaya kuliner adiluhung warisan simbah, dikemas menjadi atraksi kuliner unik.

Cara minumnya pun menjadi sensasi tersendiri. Gula arennya digigit dulu, kemudian baru nyeruput tehnya. Atau seruput tehnya terlebih dulu, baru menggigit gulanya. Unik.

Ada Nasi Jagung, Nasi Ungu, Sega Wiwit

“Nasi jagungnya endezzzz sekali Guys. Really recommended!“ Begitu kesan Bobby Ardyanto Setya Aji usai menikmati menu di Pawon Teh Tudung (PTT). Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY ini menikmati menu di PTT bersama keluarganya. Sebagaimana banyak tamu lainnya, biasa datang bersama keluarga. Bahkan, keluarga besar. Tidak hanya dengan anak-anak.

Nasi jagung yang disajikan unik. Beda dengan tempat-tempat lain. Biasanya, nasi jagung disajikan masih terlihat butiran atau kulit jagungnya yang berwarna kuning. Butirannya besar-besar. Nasi jagung di sini, lembut teksturnya. Putih warnanya. Coba saja. Lebih endezzzz, seperti kata Bobby.

tudung7.jpgNasi Ungu, nasi jagung sayur lompong dan sega wiwit. Sajian unik yang khas.

Selain nasi jagung, ada inovasi lain. Yakni nasi ungu. Ini nasi gurih yang dimasak dengan bunga telang. Jika di tempat lain, nasi gurih yang dibentuk tumpeng berwarna kuning atau putih, di PTT dibuat warna ungu. Disajikan dalam bentuk tumpeng (gunungan). Dilengkapi dengan aneka lauk seperti kering kentang, suwiran ayam, serundeng dan lainnya. Ada lagi menu dengan keunikan masa lalu yaitu sega wiwit.

Berada di Jalur Nepal van Java

Pawon Teh Tudung menjadi bagian dari eksotika Sumbing. Belakangan, banyak bermunculan spot-spot eksotik di Lereng Sumbing. Salah satunya Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang. Dusun tertinggi di Lereng Sumbing yang kemudian dikenal sebagai Nepal van Java.

Nah, Pawon Teh Tudung berada di jalur menuju ke Nepal van Java ini. Terutama yang berasal dari Pantura (Pantai Utara) Jawa. Mereka yang ingin ke Nepal van Java dari arah Utara dan menggunakan peta Google, akan dilewatkan jalan di depan Pawon Teh Tudung.

Mereka yang dari arah Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, lewat Secang, akan dilewatkan Pawon Teh Tudung. Dari Terminal Secang, ke selatan sedikit, masuk Payaman, belok kanan dengan tanda gerbang Wisata Air Kalibening. Dari Pemandian Kalibening ini, ke Pawon Teh Tudung sekira 9 km. Kemudian belok ke kiri di Pasar Genito mengarah ke Nepal van Java.

TUDUNG8.jpgPemandangan indah sekitar Pawon Teh Tudung yang berada di jalur Nepal van Java.

Sedangkan mereka yang dari arah Pekalongan, Banjarnegara, kemudian lewat Wonosobo dan Temanggung, akan dilewatkan jalan yang melewati Genito. Lalu 50 meter sebelum Pawon Teh Tudung, yakni perempatan Pasar Genito, belok ke kanan. Menuju ke Nepal van Jawa. Sejauh sekira 18 km. 

Selain itu, Pawon Teh Tudung dan Nepal van Java juga sudah menjadi satu. Yakni, bergabung dalam sebuah Paguyuban Sumbing Eksotik. Dengan komandan Lilik Setyawan dari Nepal van Java.  Sumbing Eksotik menaungi 17 daya tarik wisata di Lereng Sumbing yang masuk klaster A pengembangan pariwisata Kabupaten Magelang. 

Jadi, jika ke Pawon Teh Tudung bisa sekalian eksplore destinasi lain di Lereng Sumbing. (*)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda