Laporan dari Swiss (16)

Pesona Rhinefalls dan FIFA World Football Museum

Pemandangan Rhinefalls (Air Terjun Rhine). (FOTO: Okky Putri Prastuti)

COWASJP.COMIni touring terjauh selama tiga bulan pertama tinggal di Swiss. Dan juga yang pertama touring harus menginap di Hotel. Ya, minggu kemarin tanggal 23 – 24 Oktober 2021 kami touring ke Zurich City dan Kanton Zurich. 

***

Minggu itu ada momen spesial lagi di keluarga kami. Dua anggota keluarga berulang tahun pada bulan Oktober. Saya dan Zirco – anak pertama kami. Selisihnya hanya 2 hari, saya tanggal 24, Zirco tanggal 26 Oktober. Zirco tepat berusia 5 tahun. Saya berapa hayo??? 

"Ini juga sebagai hadiah ulang tahun," kata Papi Fariz. Hadiah yang luar biasa. Yaitu liburan di Zurich – kota terbesar di Switzerland dan juga termasuk dalam kota termahal di dunia pada tahun 2020 versi The Economist Intelligence Unit (EIU) yang berpusat di London, Inggris. 

BACA JUGA: Beruang Coklat Tiba-Tiba Muncul, Zirco pun Berteriak!​

Zurich sendiri sebetulnya bukan kota yang luas. Hanya 88 km2. Dengan Kota Malang masih luas kota Malang. Kota Malang luasnya 110 km2. Sedangkan Kanton Zurich luasnya hanya separo luas Malang Raya. Luasnya hanya 1.700 km2. Luas Malang Raya 3,882.44 km persegi. 

okky-Rhinefalls-2.jpgSisi seberang untuk naik perahu dan banyak anak tangga. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Jumlah penduduk Zurich 430 ribu sedang Kanton Zurich 1,5 juta jiwa. Total penduduk Swiss 8 juta. Dengan luas 41.000 km2. Kanton adalah semacam negara bagian. Swiss adalah negara federal yang meliputi 26 kanton. Yang populer di antaranya Kanton Bern, Kanton Zurich , Kanton Basel dan Kanton Valais yang di dalamnya ada kota Lausanne. 

Untuk perjalanan kali ini kami memakai tiket daypass atau tiket saver daypass. Harga biasanya untuk 1 hari sebesar 59 CHF = Rp 920.400 per orang (1 CHF = Rp. 15.600). Tapi karena kami sudah membelinya jauh-jauh hari sekitar 2 bulan sebelum perjalanan, maka kami mendapatkan harga sebesar 29 CHF = Rp 452.400. Lumayan kan jadi hemat 30 CHF = Rp 468.000 per orang. 

BACA JUGA:

Sedangkan untuk anak di bawah usia 6 tahun masih gratis untuk bepergian ke mana pun di Swiss ini. Dengan transportasi full kereta dan juga bus untuk di dalam kota Zurich. 

Tujuan utama ke Rhinefalls (air terjun Rhine). Rute yang kami tempuh Lausanne – Zurich – Rhinefalls. Membutuhkan waktu 3 jam dengan ganti kereta di Zurich. 

Berangkat dari Lausanne pagi hari jam 7.20 CEST (Central European Summer Time) sampai Stasiun Zurich pukul 9.30 CEST. Dan tambah waktu perjalanan kereta ke Rhinefalls 50 menit. 

Sejujurnya bila wisata ke Swiss dalam jangka waktu yang pendek ber-homebase di Lausanne kurang efektif. Kehilangan waktu 5 jam untuk perjalanan PP dari kota terdekat tempat wisata. Agak jauh dari tempat wisata populer kelas dunia. Yang paling strategis ya di Zurich, Bern atau di tengah antara Zurich dan Bern di Kota Luzern. Hanya butuh waktu rata-rata 1 jam menuju tempat wisata. 

okky-Rhinefalls-3.jpgZirco dan Papi Fariz yang menggendong Zygmund di Fifa World Football Museum. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Tiba di stasiun Zurich HB pukul 09.30 CEST kami melanjutkan perjalanan menuju Rhinefalls (Air Terjun Rhine). Rhinefalls adalah air terjun yang memiliki debit air terbesar di Europe atau nama bekennya adalah The Most Powerfull Waterfall in Europe. Lokasinya terletak di perbatasan Kanton Schaffausen dan Zurich. Rhinefalls memiliki lebar 150 meter, tinggi 23 meter. Dimana debit air rata-rata pada musim dingin dan panas berturut-turut sebesar 250 m3/detik dan 600 m3/detik. 

Air Terjun terbesar di Eropa ini sangat dekat dengan stasiun pemberhentian. Hanya berjarak 220 meter. Walau sedikit menanjak tapi mudah dijangkau. Dan tidak dipungut tiket masuk. Gratis tis! Tempat pengambilan foto bisa dilakukan dari berbagai arah. Dari sisi selatan dan juga utara air terjun. Kami berada di sisi utara air terjun. Apabila ingin memutar ke sisi selatan juga bisa. 

Pada bagian selatan air terjun juga terdapat akses untuk naik perahu. 

Ada berbagai macam tipe perahu yang bisa dinaiki. Perbedaan ini tergantung rute dan durasi naik perahu. Biaya naik perahu atau boat berkisar 5 – 20 CHF (Rp 78.000 - Rp 312.000). Ada rute yang bisa sangat dekat dengan air terjun sehingga siap-siap menerima cipratan air terjun. Selain itu juga tersedia akses untuk melihat air terjun dari sisi atas. Namun medannya harus melewati jalanan setapak yang banyak anak tangga. Tentu kami tidak melakukannya karena tidak sanggup angkat-angkat stroller.

Rhinefalls ini bagian dari Sungai Rhine yg terkenal itu. Sungai yang panjangnya 1.230 km. Salah satu sungai terpanjang di Eropa. Melintasi 6 negara. Pusat sumbernya di kaki Gunung Alpen Swiss mengalir sampai Belanda. Melewati Swiss, Prancis, Jerman, Austria, Liechtenstein, dan Belanda. Dan menjadi perbatasan Swiss, Jerman dan Prancis. 

Kami menghabiskan waktu sangat singkat di Rhinefalls, hanya sekitar 30 menit. Aliran air yang sangat deras membuat Zirco takut apabila dekat dengan pagar pembatas. "Takut kecemplung," katanya. Untuk menikmati pemandangan indah ini juga tersedia banyak bangku duduk, tapi siap-siap saja dengan dinginnya dan juga angin kencangnya. Untuk pengambilan foto di tempat saya ini juga banyak turunan anak tangga supaya angle foto bisa dari berbagai sudut. Pokoknya dari mana pun Rhinefalls akan terlihat megah dan mempesona. Biar terpuaskan lihat keindahannya bisa googling literasi dan lihat Youtube yang disajikan oleh blogger dan youtubers. 

FIFA WORLD FOOTBALL MUSEUM

Sudah cukup puas di Rhinefalls, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi setelahnya, yaitu Fifa World Football Museum. Terletak di Zurich. Sehingga kami harus kembali ke kota Zurich menggunakan kereta yang sama saat berangkat tadi. Karena perjalanan ke stasiun Zurich HB memakan waktu 50 menit, kami memutuskan untuk makan siang di kereta saja. Perut anak-anak harus dijaga tetap kenyang supaya tidak rewel saat berlibur. Kami sudah membawa bekal dari Lausanne supaya lebih praktis dan hemat tentunya. 

Dari stasiun Zurich HB ke Fifa World Football Museum transportasinya sangat terjangkau. Naik kereta S8 Pfaffikon SZ ke arah Zurich Enge hanya 2 kali pemberhentian. Jarak dari stasiun Zurich Enge ke Museum juga hanya 110 meter. Tepat berada di depan stasiun. Untuk masuk ke museum pengunjung wajib menunjukkan sertifikat vaksin atau biasa di sini disebut Covid-pass. 

Kami sudah tidak perlu khawatir untuk diusir lagi karena saya dan suami sudah vaksin untuk ketiga kalinya di Lausanne. Kami mendapat 2 dosis Sinovac di Indonesia beberapa bulan sebelum keberangkatan kami ke Swiss. Dan juga sudah vaksin ulang Moderna saat sudah di Swiss.  Cerita kami terkait vaksin bisa baca di CowasJP.com Laporan dari Swiss Edisi 13 atau Koran New Malang Pos Edisi 11 Oktober 2021. 

Swiss adalah negara yang ramah dengan anak balita. Untuk tiket Zirco dan Zygmund gratis karena masih di bawah 6 tahun. Sedangkan saya dan Papi Fariz harus membayar 24 CHF untuk mengunjungi museum. Di luar sangat dingin sekali mencapai 9 derajat Celcius. Tapi setelah masuk ke museum sangat hangat. Koper, stroller dan tas ransel harus dititipkan. Gratis. Dipinjami gendongan bayi. Dan ini juga gratis, hanya tas tenteng wanita saja yang diperbolehkan. 

okky-Rhinefalls-4.jpgMuseum Fifa World Football. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Saya tidak ngerti sepakbola, sangat awam dengan pernak-pernik yang ditunjukkan di museum. Tetapi berbeda halnya dengan Papi Fariz. Ia sangat menikmati suasana di dalam museum, melihat satu demi satu setiap sudut untuk memanjakan mata terkait Fifa World Cup. 

Di dalam museum juga tersedia bioskop mini yang menunjukkan cuplikan-cuplikan pertandingan dari jaman ke jaman. 

Terlihat beberapa pesepakbola legendaris, mulai dari era Pele hingga era Messi. Setelah melihat dokumenter selama kurang lebih 15 menit kami diarahkan menuju wahana permainan interaktif di lantai atas. Banyak sekali mainan yang kids-friendly, yang bisa dinikmati oleh seumuran Zirco. Karena ini adalah museum bola, sehingga permainannya benar-benar menendang bola. 

Tiket masuk yang kita dapat di awal terlebih dahulu di-scan di sebuah alat untuk dikonversikan menjadi sebuah nama pemain. Cameron dan Longo adalah nama yang kami dapatkan. Masing-masing tiket hanya bisa digunakan 1x di setiap permainan. Ada sekitar 5 jenis permainan tendang bola. Sehingga kita punya kesempatan 10x main. 

Zirco sebenarnya juga punya tiket, namun tiba-tiba tiketnya tidak ada entah dia taruh di mana. Salah satunya permainan tendang bola adalah pinball. Permainan yang biasa kita jumpai di komputer saat saya kecil. Ada sebuah bola berpantul yang terus ditendang supaya mengenai berbagai macam hambatan supaya mendapatkan poin. Sehingga kalau di permainan ini, Papi Fariz dan Zirco harus menendang bola yang jumlahnya ada 4 buah untuk mengenai hambatan spin yang berputar untuk mendapatkan poin. 

Asik sekali bermain bersama keluarga. Dan di area ini banyak sekali keluarga yang sedang berlibur. 

Zirco menikmati sekali permainan tendang bola ini. Ada juga yang menggiring bola. Menurut Papi Fariz, Zirco harus latihan main sepakbola ini supaya tendangannya bisa lebih kuat. Tak terasa sudah hampir 2 jam kami berada di museum, Zirco belum mau pulang. Tapi karena diiming-imingi beli es krim saat perjalanan ke hotel, maka dia mau pulang. 

Sebelum pulang Zirco meminta 1x lagi bermain Foosball Table dan ternyata di tempat tersebut dia menemukan tiketnya tadi yang hilang. Senang sekali dia. Hahahaha. Ternyata oh ternyata tiket tersebut harus di-scan di area pintu keluar. Kami berasa sangat beruntung karena Zirco tidak mau pulang dan ingin bermain lagi. Coba kalau tiket Zirco tidak ketemu, maka akan menjadi masalah di pintu keluar.

Tak lengkap kalau liburan belum membeli es krim, kata Zirco sih begitu. Mampirlah kami ke salah satu toko es krim terkenal di pusat kota Zurich, Vanini Swiss Chocolate Since 1871 namanya. Makan es krim di suhu 9 derajat Celcius terasa sangat aneh. Telapak tangan yang sudah beku ditambah dengan asupan di mulut yang dingin. 

Dari toko es krim ternyata cukup berjalan kaki untuk bisa tiba di hotel. Kami sengaja memilih Hotel City Zurich yang terletak di Lowenstrasse. Sangat dekat dengan pusat kota Zurich – pusat perbelanjaan dan juga banyak restoran. Bahnhofstrasse namanya. Dulunya Bahnhofstrasse ini adalah sebuah parit di wilayah kecil. Namun sekarang menjadi Pusat Perbelanjaan Termahal di Dunia!!! 

Terus beli apa saja kita?? 

Tidak beli apa-apa dong. Cuma melihat keindahan kota Zurich saja. 

Tibalah kami di Hotel City Zurich. Tarif per malam dibrandol seharga 274 CHF (Rp 4.274.400) sudah termasuk sarapan pagi. Kami memesan tiket hotel melalui aplikasi online www.booking.com. Saat tiba di hotel kami wajib menunjukkan covidpass. Covidpass ini dapat berupa digital yang kita tinggal menunjukkan QR Code ataupun juga bisa diprint di selembar kertas. 

Kami mendapatkan kamar di lantai 1. Dari jendela kamar langsung disuguhi dengan pemandangan butik pakaian wanita. Ukurannya tidak terlalu besar namun harga pakaiannya sangat mahal. Dan hotel ini nyaman sekali untuk kedua bayi, terasa hangat di dalam ruangan karena kami menyalakan heater atau pemanas, bukan AC lagi yang dinyalakan. 

Sebelum petang kami sempatkan untuk melihat pemandangan ramai di pusat kota Zurich. Karena sekarang sudah memasuki musim gugur, maka pukul 19.00 CEST hari sudah mulai gelap. Sudah berbeda dengan saat musim panas yang jam 21.00 CEST pun matahari masih bersinar. Mulai 31 Oktober 2021 selisih waktu juga bergeser dari 5 jam menjadi 6 jam. Apabila sekarang di Malang pukul 12.00 WIB, kami masih pukul 06.00 CET (Central European Time). Semakin malam, maka suhu udara juga semakin dingin. Pada siang hari suhu masih belasan derajat celcius. Kalau malam hari sudah bisa mencapai 5 derajat C atau bahkan 0 derajat C. 

Negara di Eropa banyak menerapkan sistem pergantian jam seperti ini 2x dalam setahun. Apabila telah memasuki musim panas di mana matahari bersinar lebih lama sekitar 16 jam dalam sehari, maka setiap hari minggu terakhir pada bulan Maret waktu berubah lebih cepat 1 jam. Sedangkan pada hari minggu terakhir pada bulan Oktober waktu berubah lebih lambat 1 jam. Perubahan atau pergeseran ini dikenal dengan nama Daylight Saving Time. 

Jam di ponsel akan berubah secara otomatis, namun jam tangan dan jam dinding harus segera diubah mundur 1 jam. Jadi saya harus mulai kerja, rapat dan ngajar di UISI Gresik mulai jam 02.00 CET setara dengan jam 08.00 WIB. Sedang suami dan Zirco lebih molor bangunnya. 

Zurich sudah terlihat mulai banyak turis Asia yang berdatangan. Sepertinya hingga akhir tahun sudah semakin banyak wisatawan yang datang ke Swiss. Menyongsong musim dingin. Hidup bersama salju. Anda kapan berangkat? (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda