Keren, Kolaborasi Empat Kementerian Promosikan Indonesia di Baku

COWASJP.COM – Gaung Indonesia Incorporated yang didengungkan Menteri Pariwisata Arief Yahya bergema di Baku, Azerbaijan. Empat kementerian Kabinet Kerja bersama-sama melakukan diplomasi budaya mempromosikan Indonesia. 

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui KBRI Baku menyiapkan lokasi dan segala sesuatu untuk ajang Indonesia Cultural Festival (ICF) 2017. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menghadirikan pelatih dan Tim Pencak Silat yang akan perform di gelaran ICF, Kemendikbud melalui Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya mengirim musisi Dwiki Darmawan dan kelompok musik etnik.

BACA JUGA: Rendang dan Suasana Indonesia Warnai Resepsi Diplomatik KBRI Baku Azerbaijan

Sedangkan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) "diwakili"  rombongan Dinas Pariwisata Kabupaten Lahat. Tim dari Kabupaten yang dipimpin Saifudin Aswari Rivai ini membawa 15 penari untuk tampil di dua acara ICF baik yang di Heydar Aliyev Sarayi Palace (9/9) maupun acara Bazar di Bulevar Seaside (10/9).

Kepala Bidang Industri Olahraga Kemenpora Moh. Gajah Nata Surya Candra mengatakan pihaknya bersama rombongan selama ini selalu mempromosikan olahraga asli Indonesia, pencak silat di forum internasional. "Agar semakin dikenal dan banyak diminati sehingga bisa menjadi nomor pertandingan ada event resmi Olahraga. Alhamdulillah, pada Asian Games Agustus 2018 nanti, sudah dipertandingkan," urai pria asal Boyolali ini saat jamuan makan malam di Wisma Indonesia, Baku, Azerbaijan (8/9) malam.

azerbaijan2SFe5.jpg

Di Azerbaijan tim pencak silat Kemenpora berharap bisa melakukan promosi ke masyarakat maupun perguruan tinggi di Azerbaijan. Duta Besar Republik Indonesia untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie menanggapi dengan paparan mengenai adanya 30 perguruan pencak silat di Azerbaijan dengan 5.000 anggota. "Azerbaijan memiliki juara pencak silat Eropa. Pemuda ini kita beri beasiswa untuk belajar ke Indonesia," jelas Husnan.

Direktur Warisan Dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Najamuddin Ramli menegaskan bahwa pencak silat dan tari-tarian, musik tradisional merupakan salah satu bentuk diplomasi budaya. "Dalam kaitan itulah kami mengusulkan Pencak Silat sebagai warisan budaya tak benda ke Unesco pada 2019. Menyusul sejumlah warisan budaya benda maupun tak benda seperti Borobudur, Batik, kawasan Kerinci Seblat dan lainnya," ujar Najamuddin.

bakuige0X.jpg

Karena itulah, pihaknya juga melakukan promosi Indonesia melalui musik, termasuk musik etnik. Kali ini dengan membawa musisi kenamaan Dwiki Darmawan. Dwiki didukung Budi Haryono (drummer Krakatau Band), Sigit "Didit" Aditya (violist), Ahmad Wahid (gitaris) dan maestro kendang Ade Rudiana. "Daya tarik kolaborasi etnik ini luar biasa. Waktu tampil di Warsawa, Polandia, penonton berdiri, standing ovation, selama 5 menit dan bertahan hingga usai," tandas Najamuddin.

Gelaran ICF 2017 di Baku Azerbaijan ini merupakan gelaran ke-2. KBRI Baku menggandeng Dana Dyaksa Nusantara (member of JFK Group) untuk mengorganisir event. ICF ke-2 ini dimeriahkan dengan sejumlah kegiatan. Mulai Resepsi Diplomatik (6/9) hingga pertunjukan seni budaya, pameran foto (9/9), fun walk dan bazar (10/9) dan seminar Multikultural (11/9). 

dubes-azerbaijanaVMqO.jpgDubes Indonesia untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie

Salah satu pengisi acara, Tim Kabupaten Lahat akan menampilkan Tari Erai-erai dan Sanggan Sirih. "Tari Sanggan Sirih merupakan tari penyambutan tamu agung di Kabupaten Lahat. Intinya, dengan tarian itu kami welcome menyambut tamu. Silakan datang ke tempat kami, nikmati keunikan budaya dan keindahan alam tempat kami," terang Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lahat Sri Muliati SH, MM mewakili bupati saat jamuan makan malam.

Sedangkan Tari Erai-erai akan dilakukan bersama-sama para pengunjung saat Bazar. Menurut Sri, ini adalah tari-tarian kegembiraan, keceriaan. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda