Menyurati Tuhan

Rumah Bunda Maria atau disebut “Panaya Kapulu” di Provinsi Izmir Turky. Di belakang tampak surat-surat kepada Tuhan. (Foto: CoWasJP)

COWASJP.COMTERNYATA doa-doa yang kita panjatkan, kita bisikkan dan kita lantunkan tak cukup untuk sampai kepadaNYA. Itulah yang terjadi dan menjadi kepercayaan di beberapa belahan dunia. Tempat yang dianggap suci oleh kepercayaan oleh bagian umat beragama di dunia. 

Berikut  adalah buktinya:

1. Rumah Bunda Maria atau disebut “Panaya Kapulu” di Ephesus , kota Selçuk Provinsi Izmir Turki.

Ephesus, Kota Yunani Kuno di sebelah barat dari Anatolia, kota Selçuk, Provinsi Izmir. Kota ini dahulunya adalah salah satu dari dua belas kota dari liga Ionian dalam sejarah pemerintahan Yunani kuno. Teringat saat itu  hawa dingin yang menyengat  badan. Mampir sejenak untuk berkesempatan mengunjungi rumah Meryem Ana,  yang berada di satu kawasan dengan Ephesus.

Rumah Bunda Maria atau disebut “Panaya Kapulu” terletak di selatan Ephesus di kaki Gunung Bülbül yang tenang dan berpemandangan indah. Dipercaya pada awalnya,  Meryem Ana dibawa  ke Ephesus oleh pengikutnya karena Yerusalem sudah dianggap tidak aman lagi. Meryem Ana ditinggal  dan  akhirnya meninggal di tempat ini. Baru pada akhirnya tahun 1891, rumah ini ditemukan sesuai dengan detail yang digambarkan oleh Biarawati Catherine Emmerich.

Di komplek itu ada sebuah tempat yang dikhususkan untuk berkirim surat kepada Tuhan. Surat-surat itu ada yang ditulis di sebuah kain, ada pula yang ditulis disebuah kertas. Berbagai bahasa terlihat diuntai dengan kata, nampak tersembul sedikit di antara  surat yang diikat, dan "dikirim" kepadaNYA. Berharap Tuhan "membaca"  surat itu. Sayang surat-surat itu tidak bisa terbaca dengan sepenuhnya. Apalagi saat itu musim dingin, yang menyebabkan kertasnya terkulai tertimpa dingin, sehingga mirip sampah kertas yang terikat.

2. Tembok Ratapan Yerussalem (Wailing Wall) atau Western Wall

Merupakan dinding sebelah barat dari kompleks Masjid Al-Aqsha yang dianggap sebagai tempat paling suci orang-orang Yahudi saat ini dan dijadikan pusat peribadatan.

Selain membaca Talmud di depan tembok, penganut agama Yahudi percaya dengan menyelipkan kertas surat di celah-celah dinding, maka tuhan mereka akan mendengar dan mengabulkan permohonannya.

tembok-ratapansMT9R.jpg

Oleh karena lembaran kertas yang diselipakan jumlahnya sangat banyak setiap tahun dua kali ,  kertas-kertas itu dibuang dari celah dinding.

Surat untuk Tuhan itu kemudian dikubur di Gunung Zaitun, tempat yang juga dianggap suci oleh orang Yahudi.

Para pengikut Yahudi meratapi kesalahan yang dianggap dosa. Kemudian ada yang menyelipkan sederet harap dan ampunan lewat tulisan. Agar Tuhan "membacanya".

3. Jabal Rahmah

Dalam bahasa Arab berarti gunung atau bukit. Sedangkan, rahmah berarti kasih sayang. Bukit ini disebut bukit kasih sayang,  konon di sanalah pertemuan Nabi Adam dan Hawa ketika diturunkan ke bumi secara terpisah. Kedua suami istri tersebut dipertemukan dan akhirnya bisa kembali merajut kasih sayang mereka.

Jabal Rahmah hanya sebuah bukit kecil dengan ketinggian 70 meter. Bukit ini bisa di daki, melewati jalan terjal dan membatu.  Padang Arafah dapat terlihat, nampak pula bukit  tandus, saat musim haji, akan terlihat kemah-kemah jamaah haji. Kebanyakan yang berkunjung di  Jabal Rahmah ini, untuk napak tilas pertemuan Adam dan Hawa. Namun banyak yang percaya,  berdoa di bukit Jabal Rahmah akan dikabulkan, khususnya tentang perjodohan. 

Jabal Rahmah juga menjadi tempat bersejarah turunnya wahyu terakhir ketika Rasulullah SAW menunaikan Haji Wada' (haji terakhir). " Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu."

Di tempat ini pula, banyak umat muslim yang berkirim surat kepada Allah. Banyak pengunjung Jabal Rahmah yang mempunyai kepercayaan, jika tempat tersebut adalah tempat mujarab untuk mencurahkan permintaan kepadaNYA.

Curahan itu tak hanya berdoa di atas bukit, tapi juga berkirim surat kepadaNYA. Surat berbahasa dari berbagai negara dituliskan di atas kertas. Kertas ini sudah disiapkan sebelumnya oleh mereka. Bahkan ada pengunjung dari Indonesia, yang membacakan doa di atas kertas, kemudian kertas itu ditinggaljan di atas bukit.  Ada pula yang dititipi surat dari tanah airnya. Bahkan ada pula yang meninggalkan KTP RI. Surat-surat tanpa amplop itu diletakkan di antara bebatuan di Bukit Jabal Rahmah.

Di tugu dan sekitar Jabal Rahmah juga banyak ditemui coretan grafitti. Pemerintah Arab Saudi mematahkan mitos tersebut dengan melarangnya. Akibat mitos inilah yang menjadikan Jabal Rahmah kotor dengan sampah kertas dan coretan-coretan.

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda