Perkuat Pariwisata, Hotel Bintang 4 Pertama Hadir di Banyuwangi

Menpar, Arief Yahya bahkan hadir langsung ke Banyuwangi untuk meresmikan grand opening hotel berbintang empat di Banyuwangi. (Foto-foto: istimewa)

COWASJP.COMpengantar-cowas1HsS3Z.jpg

SATU lagi amenitas penting penunjang pariwisata hadir di Banyuwangi. Namanya El Royale Hotel & Resort.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bahkan hadir langsung ke Banyuwangi untuk meresmikan grand opening hotel berbintang empat pertama di tanah kelahirannya itu, Rabu (21/6). Arief tidak sendiri, karena ada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang juga ikut hadir di kabupaten berjuluk Sunrise of Java itu.

Informasi jejaring CoWasjp.com menyebutkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang sedang melaksanakan umrah menyimak prosesi grand opening melalui teleconference dari Mekkah. Meski demikian, hal itu tak mengurangi arti penting peresmian El Royale Hotel & Resort.

Arief dalam sambutannya saat peresmian El Royale Hotel & Resort langsung menyodorkan rumusnya tentang amenitas, aksesibilitas dan atraksi. “Pembangunan amenitas makin lengkap dengan adanya El Royale Hotel & Resort. Untuk aksesibilitas, rampungnya Bandara Blimbingsari menjadi sangat penting agar Banyuwangi semakin menjadi destinasi kelas dunia,” katanya.

Menteri yang berulang tahun setiap 2 April itu memang sangat paham soal potensi pariwisata di daerah asalnya. Arief juga memberi contoh sebagai rujukan.

arief1iJE4b.jpg

Mantan direktur utama PT Telkom itu lantas mencontohkan Danau Toba yang melesat karena pemerintah memoles Bandara Silangit di Tapanuli Utara untuk memudahkan akses menuju danau kaldera terbesar di dunia itu. Selain itu, upaya membenahi amenitas di Danau Toba juga tak kalah gencar.

Menurut Arief, hal itu juga bisa diterapkan di Banyuwangi yang sudah punya Bandara Blimbingsari untuk memudahkan akses bagi turis.  “Dengan demikian pembangunan tiga A (atraksi, amenitas dan atraksi, red) Banyuwangi bisa makin on the right track,” katanya dengan nada optimistis. 

Lebih lanjut Arief juga mengulas tentang fasilitas di El Royale Hotel & Resort yang bisa menjadi unggulan. Sebab, amenitas terbaru di Banyuwangi itu memiliki ballroom atau conference venue berkapasitas 1300 orang.

Menurutnya, ballroom berkapasitas terbesar di Banyuwangi itu harus bisa dimanfaatkan untuk menggenjot event-event meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Sebab, katanya, MICE tourism memang sangat menguntungkan. 

arief2Qquon.jpg

“Keuntungan dari berkembangnya MICE tourism adalah wisman MICE melakukan spending dua kali lebih banyak daripada wisman biasa. Dan daerah atai lokasi penyelenggaraan MICE akan memperoleh keuntungan berupa perbaikan berbagai sektor yang ada,” ulasnya.

Peraih penghargaan Marketeer of the Year 2013 dari MarkPlus itu menambahkan, jika Banyuwangi makin sering menjadi lokasi MICE, maka sektor lainnya akan merasa efek positifnya. Sebagai contoh jika Banyuwangi sering menjadi lokasi diskusi tentang perikanan, maka sektor fishery di kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa itu pun ikut terangkat. 

Karenanya lulusan Surrey University Inggris yang juga dikenal sebagai kampiun teknologi informasi itu kembali mendorong Banyuwangi mengadopsi spirit Indonesia Incorporated di Banyuwangi. Dengan sinergi seluruh pemangku kepentingan di Banyuwangi, Arief meyakini kabupaten yang memiliki pantai-pantai indah untuk lokasi surfing kelas dunia itu bisa bersaing tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga regional dan bahkan internasional.

“Untuk maju memenangi persaingan, khususnya ketika bidding untuk event MICE nasional maupun internasional, maka harus Banyuwangi Incorporated, membawa nama baik Banyuwangi dan Indonesia di dunia internasional,” cetusnya. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda