Menambah Akses, Blora Anggarkan Bandara Baru Rp 164 Miliar

ILUSTRASI: Bandara (Foto: istimewa)

COWASJP.COM – ockquote>

pengantar-cowas1Jrpbt.jpg

PENTINGNYA akses, amenitas, atraksi (3A) yang dipesankan Menpar Arif Yahya bergaung juga ke Blora. Kabupaten yang berada di pinggiran pantura selatan, Jawa Tengah tidak mau ketinggalan membuka akses bandara untuk para pendatang. Kabupaten Blok Minyak Cepu itu akan membuka bandara baru untuk pesawat besar dengan mengaktifkan lagi bekas bandara Ngloram. 

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Dirjen Perhubungan Udara sudah melakukan kajian kelayakan pengembangan dan pengaktifan bandara Ngloram. Kemenhub  juga sudah mengusulkan anggaran untuk pengaktifan bandara yang berada di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora itu.

Kepala Dinas Perumahan Pemukiman dan Perhubungan (Dinrumkimhub) Blora  Ir. Samsul Arief mengatakan, anggaran yang diusulkan untuk pengaktifan bandara Ngloram sebesar Rp 164 miliar dari APBN 2018. “Kemenhub mengajukan agar bisa masuk dalam struktur APBN 2018 mendatang. Dengan demikian, pembangunaanya akan dilaksanakan oleh Kemenhub melalui Dirjen Perhubungan Udara,” ungkap Samsul Arief.

Menurut Samsul, kabar usulan anggaran tersebut disampaikan oleh Kepala Unit Penyelenggara Bandara Kelas III Trunojoyo, Wahyu Siswoyo, yang ditugasi Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub untuk mengkaji kelayakan Ngloram.

“Saat Bupati menghadap Kemenhub di Jakarta bulan lalu,  memang disampaikan bahwa anggarannya diusulkan masuk ke APBN 2018. Namun Pak Bupati Djoko Nugroho meminta kalau bisa anggaran itu diusahakan dalam perubahan APBN 2017 ini,” katanya. 

Samsul menegaskan, Bupati Blora juga ingin agar pengaktifan bandara Ngloram bisa segera dilakukan supaya pemenuhan akses masuk dan keluar Blora lebih mudah. Mengingat selama ini ada investasi Blok Minyak Cepu. Selain itu juga pengembangan obyek wisata yang akan menarik kunjungan wisatawan. Jika bandara Ngloram sudah dibuka akses ke Blora-Jakarta dan sebaliknya tidak perlu ke bandara A Yani Semarang.

Karena itu butuh melakukan pembebasan lahan yang cukup luas untuk memperpanjang landasan pesawat. Kemampuan bandara lama hanya untuk pesawat kecil. Ke depan harus menampung pesawat besar (air bus) yang banyak ditumpangi wisatawan mencanegara.

“Saat ini baru tersedia landasan sepanjang 900 meter, sehingga untuk pesawat besar perlu diperpanjang hingga 2.800 meter,” paparnya.

Sebelum dibuka untuk penerbangan umum dengan pesawat besar, lanjut Samsul, akan dilakukan pengaktifan secara bertahap terlebih dahulu mulai dari pesawat perintis. Dulunya bandara Ngloram digunakan untuk pesawat kecil para pebisnis Blok Cepu. Namun akhirnya tidak beroperasi.

Dirjen Perhubungan Udara memang memproyeksikan Bandara Ngloram sebagai bandara umum. Namun untuk menuju ke sana harus melalui berbagai tahapan dan mempertimbangkan azas kemanfaatannya.

‘’Saya segera ke Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub mendampingi Pak Wakil Bupati bersama Bappeda dan Dinas PUPR untuk menghadiri undangan dari Kemenhub terkait Ngloram ini,” pungkasnya. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda