Tafakur Ramadhan (17)

Benarkah Al Quran Diturunkan 17 Ramadhan

ILUSTRASI: Al Quran (Foto: istimewa)

COWASJP.COMALHAMDULILLAH, hari ini kita memasuki hari ke-17 Ramadan. Semoga cahaya Allah semakin menerangi jiwa kita dalam menapaki hari-hari penuh ibadah di bulan yang penuh berkah. Penuh maghfirah. Penuh hikmah. Dan penuh rahmah.

Tujuh belas Ramadan adalah hari yang sangat populer di Indonesia. Sebuah hari yang dikenal sebagai saat-saat turunnya Al Qur’an: Nuzulul Qur’an. Meskipun, tentang hal ini banyak kontroversinya. Karena, sejarah pewahyuan Al Qur’an telah mencatat bahwa kitab suci itu diturunkan berangsur-angsur selama hampir 23 tahun, sepanjang era kerasulan nabi Muhammad.

Dan bukan hanya sejarah yang mencatat, tetapi juga statement Al Qur’an sendiri: “Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan BERANGSUR-ANGSUR agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia. Dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” [Qs. Al Israa’ (17): 106].

Selain menyebut berangsur-angsur, Al Qur’an juga menginformasikan bahwa kitab suci itu diturunkan pada bulan Ramadan. ““Bulan RAMADAN, (adalah) bulan yang di dalamnya DITURUNKAN Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Dan (berisi) penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda. Maka, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, hendaklah ia berpuasa di dalamnya…”.

Jadi mana yang benar? Al Quran turun berangsur-angssur ataukah turun di bulan Ramadan seutuhnya? Bahkan ada yang berpendapat bukan cuma di bulan Ramadan, melainkan jatuh pada tanggal 17 Ramadan. Untuk pendapat yang terakhir ini, ternyata hanya berlaku hanya di Indonesia.

Selama beberapa kali saya ke tanah suci dan sejumlah negara muslim, saya tidak menemui adanya peringatan Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadan. Ya, ternyata peringatan itu hanya ada di Indonesia. Dimulai sejak zaman Bung Karno. Dikaitkan dengan hari Kemerdekaan RI, tanggal 17 Agustus yang waktu itu jatuh di bulan Ramadan.

Dan kemudian dikaitkan dengan Qs. Al Anfaal (8): “…jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari FURQAN, yaitu di hari BERTEMUNYA dua pasukan (saat perang Badar). Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Ayat di atas oleh sebagian mufasir dimaknai sebagai “turunnya Al Furqan (Al Qur’an) adalah pada saat terjadinya perang Badar, 17 Ramadan”. Tetapi, tafsiran ini dianggap sangat lemah oleh sebagian besar mufasir lainnya. Dan tidak diikuti di berbagai negara muslim. Para mufasir lebih memilih pendapat bahwa Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Sekaligus, diturunkan lagi pada bulan Ramadan tapi bukan tanggal 17.

Yakni, sepanjang Ramadan sesuai tuntunan Qs. 2: 185 di atas. Atau, diturunkan pada malam Al Qadr di akhir-akhir Ramadan dengan merujuk kepada Qs. Al Qadr (97): 1 ~ “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr).”

Lantas bagaimana kita memahami bahwa Al Qur’an turun selama 23 tahun, tapi juga turun di malam kemuliaan Lailatul Qadr? Penjelasannya ada di Qs. Al Qadr (97): 4 ~ tanazzalul malaaikatu warruuhu fiiha bi idzni rabbihim min kulli amr – turun para malaikat dan Jibril atas izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”

Secara nahwu (grammar) bahasa Arab, bentuk kata kerja ‘tanazzalu’ adalah fi’il mudhari alias present tense. Yang menggambarkan para malaikat dan Jibril itu ‘selalu’ turun di bulan Ramadan sejak zaman dulu sampai kiamat nanti. Ini berbeda dengan kata ‘anzalnahu’ pada Qs. 97: 1, yang berbentuk fi’il madhi (past tense) yang menggambarkan Al Qur’an ‘sudah’ diturunkan di masa lalu. Secara berangsur-angsur. Tapi, di dalam bulan Ramadan Jibril bersama para malaikat selalu turun untuk menyampaikan isi kandungannya kepada orang-orang yang berpuasa sambil mengkaji Al Qur’an…!

Maka, PERTANYAAN yang mesti Anda jawab kali ini adalah:

1. Dimanakah ayat yang mengatakan bahwa di malam Al Qadr itu Allah menurunkan banyak hikmah yang terkandung di dalam Al Qur’an.

2. Apakah kaitannya antara umat Islam yang diperintahkan untuk berpuasa dengan turunnya hikmah di malam Al Qadr itu? Apakah kalau tidak berpuasa bisa memperoleh Lailatul Qadr?

Selanjutnya, PEMENANG edisi ke-15, berdasar pada jawaban yang masuk di facebook dan Agus Mustofa eLibrary adalah: Siti Zubaidah.

1. Dimanakah Allah berfirman agar para ulul albab melakukan tadabbur terhadap ayat-ayatNya?

Jawab: Terdapat pada QS. Shaad (38) : 29. ~ "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat - ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang - orang yang mempunyai pikiran.

2. Apakah bedanya membaca Al Qur’an sambil berpuasa dan tidak berpuasa? Lebih efektif yang mana? Kenapa?

Jawab: Membaca al - Qur'an sambil berpuasa lebih efektif, hal ini erat kaitannya antara turunnya hikmah al - Qur'an dg berpuasa ramadhan. Dimana Allah menjelaskan bahwa hanya orang-orang yg berada dalam keadaan suci jiwanyalah yg bisa memperoleh petunjuk dan hikmah dari dalam al - Qur'an. Nah, orang - orang yg sedang berpuasa adalah orang yg sedang berproses menyucikan jiwa .

Selamat, Anda memeroleh hadiah buku Serial Diskusi Tasawuf Modern berjudul: "MENGINTIP BULAN SABIT SEELUM MAGHRIB". Silakan hubungi 0878 5433 5454 untuk alamat pengiriman hadiahnya. Salam.

ADA CUPLIKAN VIDEO & HADIAH BUKU SETIAP HARI
Klik link di bawah ini:

http://agusmustofa.com/​

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda