Alun-Alun Kota Batu Destinasi Favorit Ngabuburit

Pemandangan dari atas alun alun Kota Batu (Foto: wisata kota batu-malan)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Erwan Widyarto

------------------------------------

MENPAR Arief Yahya di mana-mana selalu menyebut faktor CEO Commitment atau keseriusan Kepala Daerah dalam memprioritaskan pembangunan pariwisata itu paling penting. Bahkan kalau dibobot, persentasenya mencapai 50%. “Kalau Bupati, Walikota dan Gubernurnya committed, maka pariwisata akan cepat maju,” sebut Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Dia mencontohkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang serius menjadikan wilayahnya sebagai destinasi wisata. Saat ini ekonomi masyarakat Banyuwangi banyak ditopang sebagai destinasi wisata. Begitu juga Bupati Belitung, H. Sahani Saleh, S. Sos. yang sangat getol menjaga wilayahnya sebagai destinasi wisata.  

Kota Batu, rupanya juga serius memformat kotanya menjadi destinasi wisata andalan di Jatim. Sampai-sampai, Alun-Alun Kota Wisata Batu (KWB) pun menjadi salah satu tempat favorit saat ngabuburit di bulan puasa ini. Dalam pantauan jejaring CoWasjp.com, sampai Kamis (8/6) ratusan pengunjung masih memadati tempat popular dikunjungi wisatawan luar kota. Sepertinya tak berbeda dengan hari-hari di luar bulan Ramadan.

Pasti, ini juga ada tangan-tangan Dewanti Rumpoko, Walikota Batu yang serius menggarap daerahnya sebagai destinasi wisata. Lokasi Alun-Alun itu strategis, ditambah suasana kota yang sejuk yang menjadikan kawasan alun-alun menjadi titik kumpul para wisatawan. Bagi para wisatawan yang ingin berbuka, mereka bisa langsung menuju pusat kuliner yang berjejer sepanjang Jalan Sudiro, Jalan Munif, atau Jalan Kartini.  Atau mereka bisa menjalani shalat Maghrib lebih dulu di Masjid Agung An-Nur di Jalan Gajah Mada, yang letaknya berseberangan dengan alun-alun.

among-taniistimewaFD9xh.jpg

Aprilia Dzahabi, warga Singosari, Kabupaten Malang sengaja datang ke Alun- Alun Batu untuk ngabuburit bersama temannya.  Dia menerangkan, suasana salah satu ikon Kota Batu ini sejuk dan memiliki banyak tempat santai. ”Di sini (alun-alun) sejuk. Jadi cocok untuk nunggu buka puasa (ngabuburit). Tapi yang paling seru waktu naik bianglala,” kata dia di sela-sela menikmati wahana bianglala Alun-Alun Batu.

Hal senada juga disampaikan Ali Quraisi, wisatawan asal Kalimantan. Dia menyatakan, suasana sejuk di alun-alun membuatnya betah dan tubuhnya jadi lebih fresh meski sedang berpuasa. ”Meski muter-muter (di alun-alun), rasa lelahnya tidak terasa karena hawanya yang sejuk,” ucapnya.

Tak jauh berbeda dengan Syahrul. Pemuda asal Surabaya ini juga menikmati betul suasana puasa di Kota Batu. ‘’Saya sebenarnya sedang ada meeting di Kota Malang selama dua hari, tapi saya sempatkan naik ke Batu, ternyata memang terasa enak di sini. Waktu berbuka puasa juga tidak sulit mencari makanan berbuka. Karena kulinernya lengkap. Demikian pula untuk shalat Magrib, sudah dekat dengan masjid,’’ katanya.

Sementara itu, petugas bianglala Alun-Alun Kota Batu menyatakan, jumlah pengunjung diperkirakan akan meningkat setelah 10 hari puasa. Bahkan, kenaikan itu bisa mencapai dua kali lipat. ”Awal puasa rata-rata 50-an orang per hari. Tapi setelah puasa sepuluh nanti bisa dua kali lipat. Ini pengalaman tahun lalu,” terang pria yang bekerja di bianglala sejak 2011 ini.

Setelah salat tarawih pengunjung juga mulai berdatangan ke alun-alun. Sebagian besar pengunjung ini dari warga Batu. Sedangkan selama waktu salat tarawih berlangsung, lanjutnya, wahana di alun-alun tidak beroperasi. Baru dibuka lagi setelah salat tarawih. Sehingga, semua wahana disterilkan dari pengunjung “Kami ingin menghormati warga yang beribadah di bulan puasa,” ujarnya.(*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda