Bangun Museum Tani Rp 2,199 Miliar

Desa Wisata Candran Disuka Wisman Eropa

Aktivitas wisatawan asing di Desa Wisata Candran, Imogiri, Bantul. (Foto: Erwan/CoWasJP)

COWASJP.COMMUSEUM Tani Jawa Indonesia, itulah magnet yang menjadi daya tarik tersendiri untuk Desa Wisata Candran. Museum ini menyimpan berbagai macam koleksi alat pertanian Jawa yang bersifat tradisional seperti luku, garu, arit, geprak, gosrok, dan ani-ani. Ada pula bata merah yang berukuran besar karena dulu Desa Candran adalah kampung tempat pembuatan bata merah bagi pembangunan makam Sultan Agung Hanyokrowati di Imogiri.

museumlIeV.jpg

Selain itu dipamerkan pula koleksi alat rumah tangga pada zaman dahulu misalnya keren, kendil, pipisan, pengaron, kukusan, dan kendhi. “Seluruh koleksi yang dimiliki Museum Tani Jawa Indonesia merupakan hibah dari masyarakat sekitar, sesama pengelola museum, dan beberapa praktisi bidang pertanian,” jelas Ketua Pengelola Desa Wisata Candran Kristya Bintara, Selasa (6/6).

museum-tani9bvDt.jpg

Museum menjadi pusat kegiatan masyarakat Candran yang sadar wisata sekaligus menjadi tempat berbagi ilmu antara pemandu Desa Wisata Candran dengan wisatawan. Desa Wisata Candran dan Museum Tani Jawa Indonesia merupakan komponen wisata yang saling melengkapi dan saling mendukung satu sama lain. Para wisatawan Eropa sangat senang dengan aktivitas pertanian dan kehidupan sehari-hari warga Candran. Apalagi, Desa Wisata Candran telah memiliki kerjasama dengan tour agent yang membidik pasar Eropa.

museum1xJBAO.jpg

Museum ini diawali pada tahun 2005. Kristya Bintara dan rekan-rekannya mulai mengumpulkan berbagai koleksi pertanian di rumah Joglo pemberian Paku Buwono VIII dari Keraton Surakarta. Kumpulan koleksi itulah yang kemudian dinamakan Museum Tani Jawa Indonesia. Museum ini merupakan salah satu bukti upaya penduduk untuk menjadikannya lembaga pelestari tradisi dan nilai-nilai kejuangan tani.

museum15hZBOl.jpgKristya Bintara dan maket, kanan pesan HB X untuk Museum Tani Jawa Indonesia yang ditulis di papan tulis.

Namun, bangunan runtuh saat terjadi gempa Jogja pada tanggal 27 Mei 2006. Setelah peristiwa gempa yang melanda Jogja tersebut, museum didirikan kembali di rumah Bapak Sarjono/ Purwowiyono di Candran dan diresmikan pada tanggal 4 Mei 2007. Segera setelah museum diresmikan, koleksi-koleksi diperbaiki kembali karena sebagian koleksi yang sudah terkumpul sebagian patah atau hancur.

museum16xIZK6.jpgPembangunan Museum Tani 

Sepuluh tahun kemudian, 2017, Dinas Kebudayaan DIY memberikan bantuan untuk membangun Museum Tani Jawa yang lebih baik. Dana sebesar Rp 2,199 miliar dikucurkan untuk membangun gedung berkarakter Yogya ini. Di dalamnya akan ada ruang audio visual yang bisa menampung 100 orang, ruang pamer untuk memajang koleksi, ruang storage untuk penyimpanan koleksi dan ruang-ruang kantor pengelola. Dijadwalkan, Museum Tani Jawa Indonesia ini akan selesai pada Agustus 2017. Di dalam gambar rencana bangunan (maket) terlihat ada sumur tradisional Jawa dan patung pembajak sawah dengan sapi.

museum17WtE4.jpgKristya Bintara mengawasi Pembangunan Museum Tani 

“Museum Tani Jawa Indonesia mengajak pengunjung memasuki era pertanian tradisional yang unik dan menarik dengan segala peralatan dan kearifan petani zaman dahulu,” tambah Kristya yang sebelumnya sukses mengembangkan Desa Wisata Kebonagung yang juga berbasis pertanian.

museum4hT5IK.jpg

Kendati museum belum jadi –dan tidak bisa ditonton koleksinya untuk saat ini—aktivitas wisata tetap jalan. Desa Wisata Candran tetap menerima tamu wisatawan. Baik wisatawan lokal, seperti rombongan sekolah dan kampus, maupun wisatawan asing. Candran dapat menjadi destinasi yang memiliki atraksi edukatif seperti pertanian tradisional, mengenal Makam Raja Imogiri, mengagumi Goa Cerme, dan menikmati pantai Parangtritis.

museum2cE2jM.jpg

Wisatawan dapat menginap di homestay milik petani, berbaur dengan keseharian petani, membuat kerajinan batik, berbelanja di pasar tradisional Imogiri, bersepeda atau menaiki becak keliling desa yang sekitar 400 tahun silam adalah tempat bersejarah yang dikenal tidak kunjung padam melawan kelaliman.

Sejumlah besar pahlawan sejarah di masa lalu menjadikan desa-desa di seputar Bantul sebagai medan pertempuran melumpuhkan penjajah. Bantul, yang dikomando dari Tegalrejo, sebagai contoh, dijadikan medan pertempuran utama pasukan Pangeran Diponegoro.

museum3BqE34.jpg

Desa Wisata Candran terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Berjarak 20 Km ke pusat kota Yogyakarta, 25 Km dari Bandara Adisutjipto. Akses jalan aspal mulus hingga gerbang desa wisata. Jika rombongan menggunakan bus besar, maka bus parkir di jalan besar lalu tamu dijemput dengan kereta mini, becak atau sepeda. Museum Tani yang menjadi pusat kegiatan Desa Wisata Candran berjarak sekitar 500 meter dari jalan utama Imogiri-Parangtritis.

museum52PfUw.jpg

Desa Wisata Candran adalah desa yang masih mempertahankan keaslian tradisi dan budaya petani jawa. Desa Candran masih melestarikan kegiatan ritual Jawa: kenduri, nyadran, wiwitan, dan lain-lain. Desa Wisata Candran menyajikan suasana pertanian dan pedesaan yang sejuk dan indah. Berbatasan langsung dengan sungai Opak membuat Desa Candran selalu asri dengan hamparan tanaman padi bak permadani.

museum11bTqZr.jpg

Menikmati keindahan panorama padi ditemani musik gejog lesung dan kuliner khas Desa Candran berupa cemplon dan tumpeng robyong lengkap dengan ingkung ayam kampung menjadikan Desa Candran sebagai salah satu alternatif wisata pedesaan yang menarik.

museum6ZSNPm.jpg

Wisatawan dapat pula melakukan permainan tradisional seperti egrang dan bakiak.Wisatawan juga dapat melihat dan terlibat dalam event tahunan di Desa Wisata Candran yaitu Festival Memedi Sawah. Festival ini biasa diadakan pada bulan September-Oktober setiap tahun. Pada Festival ini disuguhkan pemandangan memedi sawah yang unik dan kreatif di tengah hamparan padi yang menguning.Kristya Bintara ingin mengubah kehidupan petani yang awalnya hanya bertani bergeser ke pariwisata.

museum7fpmXU.jpg

Harapannya selama menunggu masa panen tersebut para petani masih bisa mendapatkan pemasukan dengan cara menjadi pemandu menanam padi di lahan sawah, luku garu dan kerbau mereka bisa disewa untuk praktek aktivitas pertanian para tamu. Dan rumah mereka bisa disewa untuk homestay.

museum138G5y.jpg

“Bukan hanya para petani yang mendapatkan keuntungan dengan dibentuknya desa wisata Candran ini namun juga para pemilik home industy seperti emping, dan tempe, para pengrajin serta kelompok kesenian yang juga ikut andil untuk menambah potensi atraksi wisata di Desa Wisata Candran,” tegas Kristya Bintara.

museum8vZMEl.jpg

Untuk para wisatawan, tersedia Paket A seharga Rp 85.000/orang dengan fasilitas,sepeda keliling desa, welcome drink : teh, cemplon, kacang rebus, kelapa muda, pertunjukkan gejog lesung, mengunjungi Museum Tani Jawa Indonesia, mengunjungi home industry tempe, mengunjungi home industry emping dan Bendung Tegal. SedangPaket B senilai Rp 185.000/orang berisi kegiatan Paket A ditambah aktivitas pertanian membajak sawah dengan garu yang ditarik kerbau dan menanam padi.

museum94YBLp.jpg

Untuk Paket C dengan harga Rp 150 ribu/orang mendapat fasilitas Paket A plus membatik kain/topeng. Untuk paket paling lengkap, Paket D seharga Rp 300 ribu/orang dengan fasilitas Paket A plus aktivitas pertanian dan membatik kain/topeng. Hasil batik bisa dibawa pulang. Wisatawan juga bisa menikmati kuliner makan siang khas Candran yakni Nasi Kenduri. Ada tambahan beaya Rp 50 ribu/orang untuk menu istimewa ini.

museum10jUZI3.jpg

“Makan ala kenduri dengan menu ingkung ayam, snack tradisional cemplon, kacang rebus dan kelapa muda menjadi kuliner menarik wisatawan asing. Wisatawan mancanegara juga suka berkeliling kampung naik sepeda, menanam padi di sawah, naik garu luku ditarik kerbau, membuat tempe dan emping melinjo,” tandas Kristya.  (*)

museum124UavV.jpg

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda