Pulang ke Malaysia, Siapkan Batu Jagoan

Batu bergambar Sultan Al Mahmed Al Fateh (kiri) dan tokoh Sultan Al Mahmed Al Fathe. Sedangkan foto kanan batu phyrus Abdul Rozak. (Foto: M.Taufiq/CoWasJP)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Moch. Taufiq

------------------------------

PASCA sukses menyabet gelar Juara Umum II dalam kontes akik di Revo, Bekasi Barat, pekan lalu Datuk Paduka Mohd Fazrul bin Mohamad memutuskan untuk pulang ke Malaysia. "Istirahat dulu, hingga awal Bulan Ramadhan," katanya.

Datuk merasa tidak sia-sia selama berada di Indonesia untuk mengawal batu akik jagoannya dalam berbagai kontes. Abdul Rozak, batu phyrus hijau andalanny, kembali menyabet gelar juara. Dari total 15 kelas yang diikuti Datuk, semua batu akiknya meraih gelar juara.

BACA JUGA: Demi Populerkan Batu Pyrusnya, Datuk Ogah Pulang ke KL​

"Alhamdulillah, semua dukungan yang diberikan oleh pihak Kerajaan Malaysia kepada saya dalam membawa nama bangsa, memberikan prestasi yang membanggakan," jelas Datuk.

Bagi kolektor dan pemain batu akik top di Indonesia, nama Datuk memang sangat populer. Jika dia ikut kontes, maka bisa dipastikan kontes tersebut akan ramai diserbu oleh pemain akik kaliber nasional.

"Mungkin mereka baru merasa lega jika batu jagoan saya berhasil dikalahkan...haa..haa..," seloroh Datuk.  "Kadang-kadang saya merasa dikeroyok banyak orang pada saat kontes. Soalnya batu akik saya seolah-olah melawan semua batu jagoan yang lain," sambungnya, sambil tersenyum lebar.  

datuk1z27l.jpgDatuk Paduka Mohd Fazrul bin Mohamad

Toh, Datuk tidak merasa gentar. Didampingi seorang kerabatnya dari Malaysia, Datuk rajin mengikuti berbagai kontes akik nasional, termasuk LIBERTY Cup yang digelar Majalah LIBERTY (Jawa Pos Grup). "Pihak Kerajaan Malaysia mendorong aktivitas saya ini, karena dinilai bisa mengharumkan nama Malaysia di forum internasional," tutur lelaki yang ramah ini.

Selain Abul Rozak, Datuk juga memiliki batu bergambar jagoan: Sultan Al Mahmed  Al Fateh. Gambar di dalam batu tersebut mirip dengan ilmuwan asal Turki, Sultan Al Mahmed Al Fateh. Ketika dibelindi Turki beberapa tahun yang lalu, Datuk harus merogoh kocek Rp 100 juta. "Sekarang sudah ditawar beberapa kali lipatnya, karena selalu menang kontes," jelas Datuk.

Itulah sebabnya Datuk berpendapat, memiliki batu akik berkelas juara merupakan sebuah investasi juga. "Kalau menang, ya dapat hadiah dan gengsi. Selain itu harga batunya pasti meningkat drastis," jelas Datuk.

datukWgINA.jpgDatuk Paduka  Mohd Fazrul bin Mohamad berbaju hitam  dan berkacamata (tengah) diapit juri nasional di Indonesia.

Datuk berharap semua pengalamannya berkontes-ria di Indonesia membawa dampak yang positif bagi kolektor batu akik di Malaysia. Karena itulah dia merencanakan untuk menggelar kontes akik bertaraf internasional di beberapa daerah di Malaysia pada September mendatang. "Beberapa kolektor akik top di Indonesia sudah menyatakan siap bertanding di Malaysia," kata Datuk. 

Dia menjamin lomba yang digelarnya itu benar-benar berlangsung sportif. "Dewan jurinya ada yang didatangkan dari Indonesia," ucap Datuk. 

Menurutnya, dewan juri asal Indonesia yang berkelas nasional, misalnya Dwi Mix, Baby Asmara, dan Budi Blue Topaz, memiliki kapasitas yang layak sebagai juri kontes akik yang digelarnya itu. "Semoga semuanya berjalan lancar. Mudah-mudahan pesertanya membludak," kata Datuk. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda