Kampung Flory, Desa Wisata Tanaman Hias dengan Kolam Terapi Ikan

COWASJP.COMSEMAKIN banyak Desa Wisata yang layak dikunjungi di daerah Sleman, Yogyakarta. Atraksi wisata yang beragam dan unik dijadikan daya tarik bagi desa wisata yang baru. Seperti Desa Wisata Kampung Flory ini. Kampung Flory yang terletak di Dusun Jugang, Pangukan, Tridadi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengandalkan budi daya sektor pertanian, perikanan dan perkebunan. 

wisata1x6OSH.jpg

Salah satu keunikannya, di tempat ini pengunjung bisa melakukan terapi ikan. Di sini tersedia kolam terapi ikan yang begitu luas. Dan tidak hanya satu lokasi. Ada sejumlah kolam disediakan untuk terapi ikan ini. Tempat untuk duduk berupa batu-batu kali yang ditata di pinggir atau tengah kolam. 

wisata2Fhn7.jpg

Dengan lahan seluas 4 hektare, Kampung Flory menyediakan berbàgai fasilitas sebuah Desa Wisata yang lengkap. Layanan homestay ada dua macam. Live-in di rumah warga ada 10 unit. "Dan Homestay Ayem-Ayem yang berada di kawasan Kampung Flory ada 4 unit. 

"Untuk acara pertemuan ada Limasan berkapasitas 200 orang di Sekretariat, satu unit Joglo Limasan Kembar berkapasitas 300 orang dan dua unit Omah Kampung berkapasitas 80 orang. Kemudian ada 22 unit kamar mandi," jelas Atun, petugas piket Sekretariat Kampung Flory, Sabtu (1/4).

wisata3WkIdO.jpgAnak-anak bermain di kolam ikan terapi di salah satu zona yang ada di Kampung Flory. (Foto: Erwan Widyarto/CoWasJP)

Fasilitas parkir kendaraan juga sangat lapang. Bisa menampung 4 bus besar, 60 mobil, 100an sepeda motor. 

wisata4AfjgX.jpgPintu masuk ke Zona tanaman hias, Tabulampot di Kampung Flory. (Foto: Erwan Widyarto/CoWasJP)

Lahan 4 hektare tersebut dibagi ke dalam 3 zona. Zona 1 "Taruna Tani" seluas 1 Hektare bergerak di bidang usaha tanaman hias, tanaman buah dan kuliner.

Zona 2 "Dewi Flory" seluas 1 Hektare sebagai kawasan desa wisata yang menyajikan jasa penginapan (homestay), outbond dan pelatihan kewirausahaan agrobisnis. "Zona 3 Agro Bush seluas 2 hektare menyajikan wisata petik bush langsung, wisata edukasi dan pelestarian lingkungan," tambah Atun.

wisata5bJAIw.jpg

Menurut Bendahara Wisata Kampung Flory Sutrisno Widiyanto, didirikannya wisata pertanian ini, agar bisa memikat kembali generasi muda untuk tertarik ke dunia pertanian yang mampu memberikan kesejahteraan.

Menurut dia, Wisata Kampung Flory dirintis sebagai pusat pembibitan dan budi daya tanaman buah unggul dan tanaman hias untuk memasok kebutuhan tanaman di DIY. "Kampung Flory ini dirintis sejak dua tahun lalu. Karena kami ingin bisa menjadi sentra bibit tanaman hias dan buah-buahan di DIY," katanya.

Selain itu, Kampung Flory diharapkan menjadi maskot wisata unggulan baru di wilayah DIY. Upaya ini sudah mulai nampak hasilnya. Jadwal kunjungan di bulan April ini sudah lumayan padat. Sejumlah sekolah menjadwalkan untuk outbond di Kampung Flory . Ada yang hanya 30 siswa hingga yang 200 anak.

wisata60xlR.jpgSalah satu fasilitas permainan untuk anak-anak di Kampung Flory. (Foto: Erwan Widyarto/CoWasJP)

Di Kampung Flory yang memanfaatkan tanah kas desa ini pengunjung bisa belajar mengenai dunia pertanian. Mengenal jenis tanaman, bagaimana perawatannya, hingga cara menata tanaman hias di pekarangan rumah. Juga ada taman edukatif, tanaman buah/bunga dalam pot (tabulampot), sayur mayur, dan tanaman obat keluarga.

wisata80LCV8.jpg

"Pohon-pohon besar yang ada di sini, pun kita beri plang jenis namanya. Kalau untuk `memedi` (hantu) sawah itu, jumlahnya 31. Untuk menonjolkan bahwa ini merupakan dunia pertanian," katanya.

Ia mengatakan pengunjung juga tidak perlu meragukan mengenai pengetahuan dari edukator di tempat ini. Semuanya masih muda dan berlatar belakang yang beragam, namun sudah mendapatkan banyak pembekalan. "Kami sudah dapat pembekalan dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Serta, dapat bantuan juga dari Provinsi DIY," katanya.

wisata9sij5.jpg

Wisata Kampung Flory dibuka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 21.00. Tanpa ada hari libur, kecuali ketika libur besar. "Pada malam hari dari pukul 18.00 sampai 21.00, masih bisa menikmati santapan kulinernya. Di sini ada masakan khas `iwak kali` (ikan sungai)," katanya.

wisata7Tfey1.jpgKolam ikan terapi yang ada di samping Rumah Makan "Iwak Kalen" di Komplek Desa Wisata Kampung Flory. (Foto: Erwan Widyarto/CoWasJP)

Harga yang ditawarkan terbilang standaruntuk harga makanan disebuah restoran di kawasan wisata. Secara keseluruhan Kampung Flory dapat menjadi alternatif pilihan berwisata bersama keluarga sambil melihat tanaman hias, terapi ikan atau kegiatan outbound. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda