Bengkayang Kembangkan Wisata Perbatasan

Kirim Ratusan Orang Belajar ke Bali

Dari kiri Yulius Yulianis, Erwan W, Suyadman Gidot (bupati), Oetari Noor Permadi dan Lina (staf Mekar Pribadi). (Foto koleksi Erwan W/Cowasjp.com)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Erwan Widyarto

----------------------------------

POTENSI luar biasa sebagai daerah perbatasan dimiliki oleh Kabupaten Bengkayang, provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten produk pemekaran tahun 1999 ini kaya akan wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, wisata belanja maupun wisata minat khusus. Wisata alam mulai dari pantai, bukit (pegunungan), riam (air terjun), hingga hutan dimilikinya. Budaya tradisi, rumah adat suku Dayak, maupun Melayu, juga sangat menarik.

Menyadari potensi tersebut, Bupati Bengkayang Suyadman Gidot mengambil langkah strategis. Ia pun menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) yang ke depannya bisa menangani pariwisata dengan lebih baik.

‘’Kami sekolahkan seratusan orang ke sekolah-sekolah pariwisata di Bali dan juga Salatiga. Ini untuk menyiapkan SDM bidang  pariwisata. Harapan kami, jika mereka telah selesai, akan bisa mengembangkan pariwisata Bengkayang dengan lebih baik,’’ cerita Suyadman Gidot di kantornya, Rabu (20/7).

Bupati menyampaikan hal tersebut menanggapi laporan kesiapan Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Bengkayang Yulius Yulianus dan Oetari Noor Permadi (Yayasan Mekar Pribadi) sebagai pihak yang bertanggung jawab terselenggaranya workshop.

Workshop Apresiasi Tradisi di Perbatasan digelar  atas kerjasama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Badan Pengelola Perbatasan (BPP) Kabupaten Bengkayang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

bupati-bengkayang-1AxKM.jpg

Bupati Bengkayang Suyadman Gidot. (Foto koleksi Erwan W/Cowasjp.com)

Suyadman Gidot mengaku gembira mendapat support dari penyelenggaraan workshop ini. Menurutnya, semua yang dilakukan ini akan membantu promosi Bengkayang. Juga membantu menumbuhkan lagi seni tradisi di kalangan anak-anak muda. Pengaruh budaya luar begitu gencar, jika generasi muda tidak diingatkan lagi dengan tradisi, akan berbahaya bagi negara ini. Apalagi untuk generasi muda di kawasan perbatasan. ‘’Sangat rentan,’’ tegasnya.

Jika tidak ada peristiwa yang lebih penting, Suyadman Gidot berjanji hadir di acara workshop yang dihadiri 100 siswa dan guru. 20 orang di antaranya datang dari kawasan perbatasan Bengkayang dengan Serawak, Malaysia.

Oetari Noor Permadi menjelaskan, salah satu narasumber dalam workshop ini adalah Erwan Widyarto. "Mas Erwan dari Jogja ini akan mengajari anak-anak peserta workshop untuk melaporkan potensi tradisi di Perbatasan ini dengan cara yang disukai anak-anak muda lewat gadgetnya,'' urai mantan penyiar TVRI ini. *

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda