Tour Backpaker ke Negeri Jiran

Sensasi Naik Bis AKAP di Malaysia

Foto dan ilustrasi CoWasJP.com

COWASJP.COMPERJALANAN tour backpaker saya, yang sedari kemarin belum ingin saya tulis karena rasanya begitu banyak sensasi yang saya rasakan. Sehingga, sulit sekali untuk memulai mana yang akan saya tulis?

Mulai dari turun pesawat di Changi airport Singapore sampai ke Woodland, daerah perbatasan Singapore - Malaysia. Semuanya memberikan sensasi baru dalam perjalanan saya. Di antara sekian banyak sensasi itu, termasuk karet sol sepatu DI saya yang lepas. Sensasi kali inilah yang mungkin, paling pas untuk segera ditulis.

Bukan hanya sensasinya yang menurut saya, sebagai wartawan jadul. Tapi sikon yang membuat saya akhirnya memilih untuk membagi kebahagiaan saya ini. Yaitu, jenuh berselancar di dalam bus dalam perjalanan dari Larkin Johor Bahru ke Kuala Lumpur. "Nulis aja ah, daripada bengong!"

Niat menulis ini muncul tiba-tiba ketika perjalanan sudah selama tiga jam. Ketika Konsorsium Bas Ekspres Semenanjung (M) Sdn Bhd yang saya tumpangi melambat dan akhirnya berhenti. "Macet?!?!" pikir saya sembari mengalihkan pandangan dari HP ke jalan tol. Di Malaysia mereka sebut hiway.

penulis-dan-bus6BOXH.jpg

Penulis siap berangkat dari terminal Larkin, Johor Bahru. (Foto: Sri Rahayu/CoWasJP.com)

Betul sekali. Di depan bus ternyata sudah berjejer mobil berhenti. Spontan saya berpikir, Cipali-kah? Jika benar itu terjadi, bahaya deh! Alamat jadwal perjalanan ke Hatyai Thailand akan tergeser.

Bukan mau lebay kalo saya berpikir demikian. Karena pengalaman mudik di Cipali lalu,.masih sediktt membekas. Untunglah, saya dan keluarga termasuk korban yang beruntung. Hanya 14 jam santai di Cipali he he he.

Belum lagi saya selesai dengan angan-angan tentang Cipali,  bus sudah berjalan lagi. Rupanya, kemacetan sejenak itu, karena ada sebuah truk yang berhenti di badan jalan. Apa sebabnya? Pastinya saya nggak bertanya.

penulis-dan-lokasi-macetnF41G.jpg

Penulis (kanan) dan foto kiri lokasi terjebak macet di jalan tol. (Foto: Sri Rahayu/CoWasJP.com)

Bus kembali berjalan tak lebih dari 10 menit. Lalu melambat lagi. Rupanya sudah sampai di pintu tol.

Yang namanya wartawan pasti ingin data yang lengkap. Jadi, ketika  pak sopir yang nampaknya bukan orang Melayu asli itu membayar tarif tol. 

Sayapun bertanya. "Bayarnya berapa pak?"  

Yong-Feng-bus-stasiun-semacam-rest-area8IH9s.jpg

Yong Feng bus stasiun, semacam rest area. (Foto: Sri Rahayu/CoWasJP.com)

Boro- boro dijawab, didengar aja nggak. Mungkin dia bete, karena bus sebesar itu hanya membawa tujuh orang penumpang termasuk saya. Ya udahlah pak, eh cik...

Mungkin saya memanggil pak ya? Makanya cik sopir tak mahu jawab. he he "Ya udahlah, paling juga pembaca gak protes!"

Karena berpikir bus akan pindah jalur, maka saya pun meneruskan tulisan ini. Tapi..?!?! Ketika bus agak berbelok kekiri, dari jalannya yang berada di ketinggian entah berapa meter, terlihat tulisan TBS di sebuah gedung di depannya. Hah... dah sampai? Maka buru-buru saya pakai sepatu baru yang saya beli bersama sepupu dan anak mantunya di Larkin tadi malam.

penulis-berbelanjaqNsJX.jpg

Penulis (tengah) saat berbelanja sepatu baru. (Foto: Sri Rahayu/CoWasJP.com)

Berpusing-pusing sikik di atas jajaran bus yang diparkir, sampailah bus di pemberhentian terakhir. Wow... keren!! Terminal kedatangannya aja keren banget, gimana pula dalamnya. 

Sekarang saya harus meneruskan tulisan ini dulu. Karena maaf, keasyikan. Jadi lupa menulis tentang sensasi perjalanan Larkin - Kuala Lumpur ini. Pastinya bukan jajaran pohon sawit sepanjang hiway. Tapi bus-nya tuh di sini...

Pokoknya gak rugi deh, dengan 36 RM dah bisa naik bus full AC, full Wifi plus colokan batere dan bebasss macet. Karena tulisan ini dibuat sebagai pembunuh jenuh selama perjalanan, terpaksa singkat. Mudah-mudahan perjalanan Kuala Lumpur - Hatyai Thailand juga memberikan sensasi yang menaikkan adrenalin saya untuk menulis. Tunggu ya!*

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda