*Final Champions League 2016

Kali Ini Rasanya Giliran Atletico

COWASJP.COM – ockquote>

Analisis: Guillem Balague 

--------------------------------------
Wartawan Senior Spanyol 

GUILLEM BALAGUE adalah wartawan sepakbola senior Spanyol  level ahli (expert) di bidangnya (pundit). Dia adalah penulis ahli reguler tentang sepakbola di Sky Sport, beberapa koran Inggris, dan beberapa koran Spanyol. Dari analisis Balague, terkesan bahwa kali ini dia berpihak pada Atletico Madrid.

Inilah analisisnya yang ditulis 26 Mei 2016:

HANYA 7,2 mil (11,5 kilometer) jarak Santiago Bernabeu (home ground Real Madrid) dan Vicente Calderon (home ground Atletico Madrid). Hanya memerlukan waktu 30 menit lewat M-30 (ring road pusat kota Madrid).

Akan tetapi, dalam istilah filosofi sepakbola, Real Madrid dan Atletico Madrid dipisahkan ribuan mil. Sabtu malam 28 Mei (waktu Eropa) atau Minggu dinihari 29 Mei 2016 (waktu Indonesia Barat), kedua tim bertarung di final UEFA Champions League di San Siro, Milan, Italia.

So, apa perbedaan besar di antara dua finalis itu?

guillemokb3j2C.jpg

Foto: staffslive

MANAJER

Diego Simeone dan Zinedine Zidane sama-sama mantan pemain besar dan dianggap sebagai pahlawan bagi klub masing-masing. Tapi di semua sisi kedua manajer ini beda kutub.

Simeone adalah manajer praktikal (lawan dari teoritikal) yang dipandang remeh level keterlibatannya. Tapi Simeone adalah insan yang berobsesi total untuk sepakbola. Yang mencurahkan hati, jiwa dan hidupnya untuk setiap aspek Atletico Madrid. 

Seseorang yang di benaknya memikirkan tendang setiap bola, ambil alih setiap lemparan, tembak setiap tendangan bebas, amankan setiap tendangan, dan cetak setiap gol. Seseorang yang hidup, bernafas dan merasakan suka-duka setiap pemainnya. Sesorang yang percaya pada begitu dalamnya makna merah dan putih jiwa di tiap situasi berbeda, dan percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin.

Zidane, seperti yang kita ketahui dan Marco Materrazi yang menyentuh perasaan pribadinya, sulit menghadapi situasi peragaan terbuka emosi sepakbola. Dari titik pandang kepelatihan, pendekatannya kadang terlihat kembali ke titik yang hampir horisontal.

Sangat berbeda dengan pendahulunya Rafa Benitez, Zidane sedikit banyak membangun tim dengan caranya sendiri dan menemukan identitasnya sendiri. Berbeda dengan Benitez, Zidane memberikan posisi kepada Casemiro, Isco dan James Rodiriguez, dan memberikan kesempatan lebih kepada attacker Gareth Bale.

Dan kini, meskipun disungkup keraguan dini, gaya khas manajemen Zidane tampak sangat baik bagi Real Madrid. Sejak Zidane mengambil kendali manajemen Real Madrid Januari 2016, satu kali mendampingi tim dari 11 pertandingan European Cup, juga bersaing ketat dengan Barcelona dalam perburuan gelar, 21 kali menang dan hanya kalah 2 kali dalam 26 laga La Liga.

Problem utama Real Madrid adalah di satu titik atau titik lainnya sepanjang tiap pertandingan, mereka menunjukkan situasi yang berpotensi rusak. Satu-satunya pengecualian, mungkin, pertemuan Real dan Manchester City di semifinal. Ini karena kelemahan City terlalu banyak. 

Ada area lemah yang bisa dikoreksi lewat latihan keras, namun saya menduga tidak akan tertutup total area kelemahan itu. 

Atletico di bawah komando Simeone bak binatang predator yang mengendus darah. Akan mengeksploitasi setiap celah lemah lawan. Secara fisikal, saya melihat Atletico lebih baik. Mereka akan bertarung habis-habisan untuk gelar kali pertamanya di pentas Champions League.

PERBANDINGAN REKOR

Real Madrid      10 kali juara pada 1956, 1957, 1958, 1959, 1960, 1966, 1998, 2000, 2002, 2014.

Atlético Madrid belum pernah juara, hanya dua kali jadi runner up pada 1974 dan 2014.

PERTAHANAN

Tiap pemain Atletico merasa bertanggung jawab untuk ikut bertahan bila timnya diserang. Sampai-sampai Fernando Torres pun kena kartu merah di leg pertama perempat final saat menghadapi Bacelona. Tapi kasus Torres menunjukkan betapa komitmen setiap pemain untuk kesebelasannya. Baik saat menyerang maupun diserang.

Real Madrid punya trio pemain depan. Tapi tidak selalu cukup sering untuk menghadapi tim yang menyerang dan diserang menyatu (seperti Atletico). Dan itu berlangsung hampir di seluruh (90) menit.

Di sentral pertahanan, tidak tersedia pilihan pemain yang cukup bagi kedua tim, tapi di sektor full back Dani Carvajal dan Marcelo, menurut pendapat saya, belum sebaik Juanfran dan Filipe Luis.

Di bawah mistar gawang, pilihan Atletico hanya Jan Oblak atau Keylor Navas, namun Oblak lebih sedikit kebobolan musim ini. Oblak lebih bagus dengan bola di kakinya, kuat terbang menghalau bola, bagus di berbagai situasi. Tidak diragukan lagi bahwa Oblak adalah kiper terbaik La Liga musim ini. 

Saya pervaya, di atas semuanya, dia juga contoh yang lebih baik tentang apa yang menjadi harapan masa kini, yaitu kiper mordern. 

Real Madrid memiliki keuntungan tertentu, Fans, pemain, dan pengurus selalu siap tempur. Mereka mungkin lebih menjadi tuan rumah, walaupun medan pertempuran di San Siro Milan.
Real Madrid tahu bahwa mereka masih merupakan winning team dan winning DNA (darah juara). Tapi para pemain Atletico, menghapus kenangan gagal di final ketika bertemu Real Madrid  dua tahun silam.

Beberapa bulan setelah final 2014, saya bicara dengan Koke. Dia berkata kepada saya bahwa mereka harus mengenyahkan kenangan gagal ini dari benaknya. Final tahun ini adalah peluang emas satu-satunya untuk merebut tahta juara. “Tidak boleh lepas dari tangan kami,” kata Koke.
Kita tunggu saja apa yang akan terjadi sebenarnya.*

FAKTA REAL MADRID v ATLETICO MADRID

1. Real Madrid 14 kali menembus final Champions League/European Cup. Rekor yang belum terpecahkan sampai sekarang. Mereka memenangkan 10 kali final, juga rekor, termasuk 1988, 2000, 2002, dan 2014.

2.Tahun ini adalah kali ketiga dalam empat tahun terakhir final Champions League, terjadi pertarungan dua klub sebangsa (Jerman pada 2013, Spanyol 2014, dan Spanyol 2016). 

3.Termasuk 2016, (klub Kota) Madrid kini 17 kali tampil di final Champions League/European Cup (Real 14 kali, Atletico 3 kali), lebih banyak dari klub kota lain (Milan 16 kali).

4. Atletico telah memenangkan 7 dari 16 pertandingan versus Real Madrid di semua kompetisi (5 kali seri, 4 kali kalah). Atletico gagal memenangkan 25 pertandingan sebelumnya kontra Real (6 kali seri, 19 kali kalah).

5. Dalam empat pertandingan Real versus Atletico hanya tercetak 4 gol.

6. Ini merupakan musim ke-3 bagi manajer mencapai final pertama Champions League bagi Diego Simeone 2014, Luis Enrique 2015, dan Zinedine Zidane 2016. 

7. Atletico mencatat 15 kali clean sheets dalam 21 pertandingan Champions League terakhirnya, termasuk empat kali dalam  6 pertandingan babak knock out musim ini.

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda