Pameran “Sapien Free” di OHD Museum

Karya Dicari dengan Blusukan ke Studio Seniman

TAK ADA MANUSIA: Poster pameran yang memuat salah satu karya yang dipamerkan dalam Sapien Free.

COWASJP.COM – MUNGKINKAH “menghilangkan” unsur manusia dalam lukisan? Bagaimana jika satu karya “bebas” dari manusia? Inilah gagasan Dokter Oei Hong Djien (OHD) yang direalisasikan dalam pameran 28 Mei-28 Oktober 2016.

Pameran yang digelar  OHD Museum bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation ini bertajuk “SAPIENS FREE”. Ide pameran SAPIENS FREE merupakan gagasan dr. Oei Hong Djien (OHD), yang diolah, dikembangkan dan direalisasikan bersama Wahyudin.

Istilah Sapiens Free diambil dari bebas Homo sapiens. Pameran ini merupakan antithesis pameran sebelumnya yang bertajuk “ The People in 70 Years”. Pameran terakhir yang dikuratori Jim Supangkat dan juga didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mengangkat cerita manusia dalam kurun waktu 70 tahun Indonesia merdeka.

‘’Pameran yang sekarang membebaskan dunia dari manusia. Apakah mungkin? Bagi seniman hal-hal yang tak mungkin bisa dibuat terjadi dalam imajinasinya. Seniman hebat mempunyai daya khayal hebat,’’ jelas OHD dalam keterangan persnya.

BACA JUGA : Alumni SMSR Pameran Reborn

Sebuah gagasan unik menghasilkan “cara kerja” kuratorial yang unik. Proses pengumpulan karya dan proses kuratorial untuk pameran ini pun berbeda dengan pameran pada umumnya.

Pada umumnya sang penyelenggara dan kurator memilih seniman-senimannya, mengundang mereka dan membicarakan tema yang diinginkan penyelenggara dan kurator. Namun kali ini OHD dan Wahyudin turba atau blusukan ke studio seniman-seniman untuk mencari karya yang cocok dengan tema pameran dan memenuhi standar kualitas yang diinginkan.

Bila ketemu karya yang memenuhi syarat baru diceritakan tentang gagasan pameran. Saat blusukan ini, OHD dan Wahyudin sering ditemani seorang seniman terkenal Rudi Mantofani yang juga berpartisipasi dalam pameran ini. Dengan demikian terakomodasi aspirasi seniman, kurator, kolektor dan penulis dalam pemilihan karya.

Maka yang didapat adalah karya-karya dari lintas generasi dari Affandi sampai Pupuk Daru Purnomo hingga Erizal As dan melibatkan 50 seniman dengan 58 karya.

Karya dari seniman-seniman muda dan senior yang terpilih yaitu Anusopati, Ichwan Noor, Awan Simatupang, Kwee Ing Tjiong, Sidik Martowidjojo, Pupuk Daru Purnomo, Jumaldi Alfi , Handiwirman Saputra, Yunizar, Rudi Mantofani, Yusra Martunus,  Dipo Andy, Zulkarnaeni, Gusmen Heriadi, Dedy Sufriadi, AT. Sitompul, Erizal As, Riduan, Dadang Rukmana, Wimo Ambala Bayang, Gregorius Djoko Susilo yang dipinjam OHD Museum dari senimannya. Karya ini digabung dengan karya dari seniman-seniman yang sudah almarhum seperti Affandi, S.Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, Soedibio, A. Sadali, Popo Iskandar, Kartono Yudhokusumo, Nashar, Trisno Sumardjo, Fadjar Sidik, Handrio, Oesman Effendi, Zaini, Tatang Ganar, Anton Kustia Widjaja.

Juga ada karya seniman tua-muda yang masih aktif seperti  Srihadi Soedarsono, A.D. Pirous, Sunaryo, Edi Sunaryo, Agus Kamal, Lucia Hartini, Nasirun, Ugo Untoro, M. Irfan, dari koleksi OHD Museum. Ditambah 2 karya ekspatriat yaitu Walter van Oel dari koleksi OHD dan Peter Dittmar yang dipinjam dari pelukisnya.

‘’Karya-karya tersebut ditempatkan tanpa melihat umur seniman namun mempertimbangkan adanya persamaan dalam unsur-unsur karya misalnya gaya, garis, warna, komposisi, cerita, dan sebagainya. Pada akhirnya yang akan terpilih adalah karya dengan subject matter alam, dunia binatang, bangunan kosong, alam benda dan karya abstrak. Pokoknya bebas manusia,’’ tambah OHD.

Untuk meniadakan unsur “kemanusiaan” dalam sebuah karya seni sebenarnya merupakan suatu kemustahilan karena karya seni dibuat oleh manusia dan jiwa senimannya tercermin dari karyanya. Yang dipikirkan dalam pameran ini adalah menciptakan antithesa dari pameran sebelumnya. Apakah pameran karya tanpa manusia secara emosional bisa menyamai yang bermanusia? Mungkin tak ada pengaruhnya dan kualitas karyalah yang menentukan menarik tidaknya suatu pameran.

Penasaran? Ayo datang ke Magelang. Museum OHD ada di Jalan Jenggala 14 Magelang. Pameran masih berlangsung saat liburan lebaran.  (erwan w)
 

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda