LPG Melon Disalahgunakan Orang Kaya

Tabung melon sering disalahgunakan. (Foto Nasaruddin/CoWasJP.com

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: M Nasaruddin Ismail

----------------------------------------

SEBUAH mobil Fortuner anyar tampak berhenti di sebuah ruko penjual LPG kawasan Jalan Arif Rahman Hakim, Surabaya. Sopir mobil mewah yang berpakaian perlente tampak turun sambil membawa  tiga buah tabung LPG melon kosong.

Lantas, tabung berisi 3 kg yang bertulisan untuk rakyat miskin tersebut diganti dengan tabung yang ukurannya sama. Dia membayar Rp 16.000 per tabung. 

Sang penjual elpiji terheran melihat laki-laki berpakaian mentereng itu menjinjing tiga tabung melon yang seharusnya diperuntukkan rakyat kecil. Sebagai pedagang, tentu dia tidak bisa menolak. "Saya heran, pemilik mobil mewah seperti itu masih menggunakan elpiji bersubsidi untuk rakyat miskin," tutur Fahrul, penjual elpiji tersebut, terheran.

Sebagai pedagang, tentu dia tidak bisa menolak pembeli. Tapi, dalam hati kecilnya, dia mengaku prihatin. Sebab, elpiji bersubsidi dari pemerintah untuk masyarakat miskin itu jatuh ke tangan orang kaya.

lpg-melon-duaAElms.jpg

Tabung melon sering disalahgunakan. (Foto: Nasaruddin Islmail/CoWasJP.com)

Dia menceritakan, ada pengalaman lain yang lebih mengejutkan. Telepon di rumahnya berdering. Si penelepon meminta untuk dikirim 10 tabung melon ke kompleks perumahan yang tak jauh dari tempatnya.

Fandi, sang pengantar, diminta untuk menurunkan tabung-tabung itu di depan pintu pagar. Dia tak diperbolehkan untuk mengantar sampai ke dalam rumah. Setelah diamati, ternyata rumah tersebut digunakan untuk pabrik roti. "Pantas saya tidak diperkenankan masuk rumah," komentarnya.

Dari fakta tersebut, jelas tabung 3 kg bersubsidi untuk rakyat miskin tersebut banyak disalahgunakan. Sebab, perbedaan harga elpiji bersubsidi dengan yang 12 kg dan 50 kg jauh berbeda. Kalau yang bersubsidi, distributor menjual dengan harga sekitar Rp 14.500. Sedangkan elpiji tabung 12 kg seharga Rp 127.400 dan yang berukuran 50 kg seharga Rp 489.500.

Dengan menggunakan elpiji bersubsidi tersebut, mereka bisa menghemat cukup banyak. Apalagi kalau digunakan untuk bisnis. Pasti bisa mendapat untung yang banyak lagi.

lpg-tigaZvMFu.jpg

Foto: Nasaruddin Islmail/CoWasJP.com

Dengan alasan itu pula, tak heran kalau selama ini polisi sering menggerebek pelaku yang mengoplos elpiji. Modusnya juga sama. Yaitu, elpiji dari tabung 3 kg disuntikkan ke tabung 12 kg atau 50 kg.

Kalau sudah mendapati kenyataan seperti ini, apa yang harus dilakukan pemerintah agar subsidi tak dinikmati oleh orang kaya. Dari kenyataan sehari-hari, yang jelas tingkat pengawasan sangat lemah. Akibatnya, pelanggaran pun tetap saja berlangsung. **

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda