Audio Visual Annual Report, Makhluk Apakah?

Jagaters sedang mempersiapkan materi laporan akhir tahun Gubernur Bank Indonesia jelang presentasi di depan Wapres HM Jusuf Kalla, 29 Desember 2015.

COWASJP.COM – style="text-align:center">Joko Intarto

Konsultan dan Praktisi Bisnis Media

Annual report atau laporan tahunan merupakan kewajiban semua perusahaan dan badan hukum setahun sekali. Setiap selesai tutup buku tahun takwim, direksi dan komisaris harus menyerahkan laporan tahunan kepada para pemegang saham.

Ketika saya memimpin anak perusahaan Jawa Pos Group antara tahun 1993 hingga 2014, saya juga wajib menyusun annual report. Tetapi, format dan standar annual report yang ditetapkan Jawa Pos Group masih sederhana.

Untuk laporan tahunan yang wajib dipublikasikan, standarnya memang berbeda. Selain berisi laporan kinerja perusahaan, kinerja keuangan dan rencana bisnisnya, laporan keuangan ini juga harus komunikatif.

Konsepnya mirip sebuah buku. Desain visualnya bagus. Naskahnya juga naratif. Tidak kaku.

Laporan keuangan jadi seperti sebuah investigative report dalam laporan utama sebuah majalah. Datanya detail. Ilustrasi grafis dan fotonya banyak.

Mudah dibaca. Mudah dimengerti. Bahkan oleh pembaca yang awam dengan soal-soal akuntansi.

Saya mengenal konsep annual report gaya baru itu dari Anab Afifi, tiga tahun lalu. Saya mengenal Anab karena saya berkawan baik dengan kakaknya yang wartawan Jawa Pos, almarhum Kanzul Fikri.

Anab yang dulunya wartawan, memutuskan menjadi penulis annual report sejak 17 tahun lalu. Dalam setahun, Anab menyelesaikan antara 10 hingga 15 annual report.

Sebulan lalu, Anab berdiskusi dengan saya untuk memperkenalkan konsep baru annual report yang komunikatif. Idenya, meringkas data annual report menjadi naskah presentasi audio visual berdurasi 6 menit saja.

‘’Buku annual report-nya sendiri tetap ada karena itu kewajiban perusahaan yang ada aturan hukumnya. Materi audio visual ini untuk meningkatkan aspek komunikatifnya,’’ jelas Anab.

Cukup lama juga kami berdiskusi soal itu. Secara teknis, pekerjaan itu tidak sulit. Apalagi, bisnis perusahaan saya adalah content provider alias penyedia konten. Sehari-hari kami memproduksi konten dengan format teks, foto, grafis, animasi, audio dan video.

‘’Saya terinspirasi setelah melihat video presentasi PT KAI Commuterline Jabodetabek. Seperti itu kurang lebihnya,’’ kata Anab.

Sebenarnya video milik anak perusahaan KAI itu produksi perusahaan partner. Perusahaan saya hanya membantu dalam pembuatan kreatif, editing dan grafisnya saja. ‘’Justru karena tiga hal itulah video tersebut jadi komunikatif,’’ jelas Anab.

Dari diskusi selama hampir dua jam itu, ditemukanlah nama produknya, yakni ‘’Audio Visual Annual Report’’ atau ‘’Laporan Tahunan Audio Visual’’. Menggabungkan semua format konten seperti teks, foto, grafis, animasi, audio dan video dengan durasi 6 menit saja.

Dua minggu setelah dilempar ke pasar, konsep proposal itu ternyata ‘’laku’’. Sebuah perusahaan jasa pertambangan merespon positif.  

Sudah tiga hari ini, para Jagaters - karyawan saya di Jagat Pariwara Media Citra, sibuk menyusun konsep kreatif: membuat storyline dan storyboard laporan keuangan model baru itu.

Alhamdulillah.

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda