Kambing Deposito

Peternakan Wedhus Lemu di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. (FOTO: Joko Intarto)

COWASJP.COM – Peternakan Wedhus Lemu maju selangkah lagi. Setelah menjadi proyek pemberdayaan ekonomi pedesaan oleh MTT Telkomsel, Wedhus Lemu dipilih sebagai pelaksana ujicoba implementasi Cash Waqf Linked Deposito (CWLD) Bank KB Bukopin Syariah.

CWLD merupakan produk penghimpunan wakaf yang masih baru. Bank Bukopin Syariah sebagai nadzir mendesain manfaat CWLD dalam bentuk paket pembiayaan budidaya kambing senilai Rp10 juta, bersumber dari wakaf manfaat deposito (CWLD) senilai kurang lebih Rp285 juta selama setahun. 

Pilot project implementasi portofolio program pemberdayaan ekonomi pedesaan dilakukan antara Bank Bukopin Syariah selaku nadzir wakaf uang dengan Majelis Pendayagunaan Wakaf Pengurus Daerah Muhammadiyah (MPW PDM) Kabupaten Grobogan. Selanjutnya, MPW PDM Kabupaten Grobogan akan menyalurkan dana tersebut kepada satu keluarga kurang mampu melalui Peternakan Wedhus Lemu yang merupakan program pemberdayaan ekonomi Lazismu Kabupaten Grobogan.

Target jangka pendek pilot proyek ini adalah keberhasilan budidaya kambing untuk memenuhi kebutuhan qurban di Kabupaten Grobogan pada pertengahan Juni 2024 mendatang. Peran Lazismu dalam pilot project ini sebagai supervisor pelaksanaan proyek, karena penerima program berada di desa yang sama lokasi peternakan Wedhus Lemu, yakni di Dusun Ngrijo, Desa Sumber Jati Pohon, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.

Untuk memulai pilot project implementasi manfaat CWLD ini, Bank Bukopin Syariah telah melakukan penyeleksian beberapa program pemberdayaan masyarakat melalui peternakan kambing. Ternyata konsep Peternakan Wedhus Lemu dinilai paling menarik, karena menerapkan sumber pembiayaan dari sohibul qurban 150 hari sebelum Idul Adha menggunakan jual beli dengan akad salam.

Akad salam adalah jual beli barang yang pembayarannya dilakukan lunas di muka (sekarang), dengan penyerahan barang pada waktu kemudian (sesuai yang diperjanjikan). Dalam praktik jual beli hewan qurban, Peternakan Wedhus Lemu memberlakukan pembayaran lunas 150 hari sebelum Idul Adha. Waktu 150 hari itulah yang digunakan Peternakan Wedhus Lemu untuk menggemukkan bibit kambing qurban.

grafis.jpg

Peternakan Wedhus Lemu dikelola kelompok peternak di Dusun Ngrijo, Desa Sumber Jati Pohon, kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. Semua ternak kambing qurban di peternakan tersebut merupakan pesanan Lazismu Kabupaten Grobogan, sehingga Lazismu Kabupaten Grobogan juga bertindak sebagai off taker alias penjamin pasar 100%.

Gagasan untuk memasarkan qurban dengan akad salam dimulai Lazismu Kabupaten Grobogan pada akhir 2021 dan mulai diterapkan untuk qurban tahun 2022 dengan jumlah 19 ekor kambing. Pada tahun 2023, sambutan masyarakat makin baik sehingga jumlah kambingnya meningkat menjadi 37 ekor. 

Pada Idul Adha 2024 mendatang, Lazismu Kabupaten Grobogan menargetkan penjualan kambing qurban meningkat menjadi 50 ekor. ‘’Pesanan dari sohibul qurban sebanyak 32 ekor sudah masuk, merupakan repeat order dari qurban tahun 2023. Sisanya kita harapkan dari sohibul qurban yang baru,’’ jelas Andi Waluyo, manager Lazismu Kabupaten Grobogan.

grafis1.jpg

Meski sudah memberlakukan ketentuan lunas H-150 dari Idul Adha, Peternakan Wedhus Lemu ternyata masih menghadapi kendala dalam pengadaan bibit. Masalahnya, bibit harus dipastikan pada H-240 dari Idul Adha. Karena itu, dalam pilot project implementasi CWLD, penyerahan manfaat oleh Bank KB Bukopin Syariah akan dilakukan pada bulan November atau Desember 2023.
Secara hitung-hitungan bisnis, paket pemberdayaan Rp10 juta akan diimplementasikan sebagai berikut:

Dengan modal Rp10 juta, berapa perkiraan keuntungannya? Asumsinya, harga penjualan kambing qurban tahun 2024 adalah Rp2.750.000 dan Rp3.000.000 (sesuai ukuran). Sedangkan biaya pemeliharaan netto adalah 4 bulan (lihat tabel 1). 

Dengan asumsi terjual seharga Rp 3.000.000 per ekor, pendapatan yang diterima peternak adalah Rp1.300.000 per bulan (lihat tabel 2). 

Namun bila ternak kambing hanya terjual dengan harga Rp2.750.000 per ekor, simulasi pendapatan peternak menjadi Rp1.050.000 per bulan (lihat tabel 3).

Dari penjelasan tersebut di atas, bisa diketahui bahwa sumber pendapatan peternak ada dua:
1. Selisih harga jual (keuntungan usaha)
2. Biaya produksi (biaya langsung) yang dihargakan.
Dengan demikian, program ini menuntut peternak untuk bisa menjadi penyedia pakan sekaligus pekerja di peternakannya sendiri.

grafis2.jpg

CWLD merupakan produk penghimpunan wakaf uang yang masih baru. Tentu saja menjadi sebuah tantangan sekaligus kebanggan bagi PWM PDM Kabupaten Grobogan, Lazismu Kabupaten Grobogan dan Peternakan Wedhus Lemu, terpilih menjadi mitra pelaksana pilot project. Gagasan socio entrepreneur yang dimulai dari skala kecil, terus bergulir seperti bola salju.

Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi.(*) 

Penulis adalah anggota Majelis Pendayagunaan Wakaf PP Muhammadiyah,
Membidangi kerjasama dan investasi.
Whatsapp: 081386191010     |     email: [email protected]

Pewarta : Joko Intarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda