SPG Tunjungan Plaza Dibegal (3)

Bantuan Mengalir dari Berbagai Pihak, Yang Mengejutkan: Dana Jasa Raharja Bisa Cair

Erika di ruang rawat inap Edelweis no 9, RS dr Soetomo Surabaya. (FOTO: Ita Lizamia)

COWASJP.COM – Mengapa korban begal dan jambret tidak bisa di-cover BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan? Seperti yang dialami menantu saya Erika Laylia Selasa 1 Agustus lalu. 

Pasalnya: medical record Erika masuk sebagai korban begal/ jambret. Ini masuk kategori penganiayaan, perbuatan kriminal. Walaupun TKP (tempat kejadian perkara) nya di jalan raya. 

BPJS Kesehatan tidak bisa mengcover korban perbuatan kriminal. Begitu pula Jasa Raharja.

Hal ini sesuai laporan kepolisian bahwa Erika adalah korban jambret/ begal bukan korban kecelakaan lalu lintas. (Laka Lantas).

Kami sekarang mengerti bahwa laporan pertama dari kepolisian sangatlah menentukan untuk  urusan medical selanjutnya. Terutama untuk pembayaran biaya-biaya rumah sakit (RS) dengan asuransi. Biaya yang sangat besar bagi kami rakyat jelata. 

Kalau pembayaran untuk hal umum tidak masalah. Kami masih sanggup membayarnya. 

Ternyata BPJS Kesehatan hanya meng-cover masalah kesehatan kita. Bukan ketika kita menjadi korban laka lantas, korban jambret/ begal, human trafficking, dan lainnya

Ternyata hanya BPJS Tenaga Kerja yang meng-cover korban laka lantas, kecelakaan kerja dari berangkat ke tempat kerja sampai perjalanan pulang ke rumah). Menantu saya tidak punya BPJS Tenaga Kerja. 

Ada lagi jenis BPJS yang lain. Yaitu BPJS JHT (Jaminan Hari Tua). 

Yang baru bisa diklaim saat usia pensiun.

Yang baru adalah BPJS Resiko Kehilangan Pekerjaan. Apabila tenaga kerja lay off  dari tempatnya bekerja bukan karena kesalahannya. Tapi  dikarenakan tempat bekerjanya pailit, bangkrut, kebakaran, force majeure dan lainnya

Begitulah informasi tentang BPJS yang saya dapatkan. Mohon maaf bila ada kesalahan mengartikannya. Maklum pikiran lagi mumet.

Apakah kita bisa memiliki ke 4 jenis BPJS  tersebut secara mandiri? Silakan menanyakan langsung ke BPJS agar kita memperoleh penjelasan dan edukasi yang tepat.

Tampaknya sosialisasi tentang BPJS perlu digencarkan sampai ke tingkat desa/kelurahan, bahkan sampai tingkat RT. Jangan sampai terjadi seseorang tidak tercover BPJS karena kekurangpahaman yang bersangkutan. Atau perusahaan/instansi tempatnya bekerja tidak menguruskannya. 

APA SOLUSINYA?

Kami mengajukan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) melalui RT, RW, dan Kelurahan setempat. Namun, lagi lagi gagal. Astaghfirullah. Hanya itu yang bisa saya ucapkan.

Di tengah galaunya memikirkan bagaimana mendapatkan biaya  RS,  

Rabu malam 2 Agustus 2023 saya dapat WA dari anak saya Dito (Gardito Lukman, suami Erika). 

Dito mengabarkan bahwa Jasa Raharja bisa mengcover maximum Rp20 juta. Alhamdulillah.

Entah bagaimana perjuangan para wartawan di IDN Times. (Dito bekerja di IDN sebagai IT support). Saya lihat di laporan kepolisiannya tertulis bahwa Erika adalah korban "Laka Lantas tunggal".

"Alhamdulillah kita dapat bantuan dari Jasa Raharja. Tolong uruskan besok ya Bu. Besok aku tugas keluar kota. Ini teman-temanku dari IDN yang menolong ngurus Jasa Raharja. Semoga besok urusannyalancar," tulis Dito di WA. 

Langsung saja berita bagus ini saya floor kan di WAG Cowas JP (grup WA para mantan karyawan Jawa Pos). Sedulur-sedulur Cowas JP ikut senang dan lega. Banyak sekali yang menawarkan bantuan untuk menguruskan pencairannya, menguruskan kamar perawatannya dan lainnya. Bahkan ada teman yang menghubungi Direktur RS dr Soetomo untuk meminta "discount"/ keringanan biaya RS untuk Erika selama dirawat. Masya Allah. Benar-benar seduluran sak lawase.

Para sedulur Cowas JP juga menggalang sumbangan dana yang sangat membantu bagi proses penyembuhan Erika. 

Esoknya Kamis pagi, 3 Agustus 2023, kami urus ke bagian asuransi di ruang Arina RS dr Soetomo. Ternyata benar, Erika dicover Jasa Raharja maximum Rp20 juta.

"Ibu asuransi 20 juta ini tidak besar loh," kata petugasnya. "Kalau biaya lebih dari 20 juta ibu harus membayarnya secara umum, jadi ibu harus tanda tangan di surat pernyataan ini ya."

"Baik," kata saya. 

"O ya sudah habis berapa biaya di IGD selama 2 hari ini?" tanya saya.

"8.4 juta, Bu. Hari Selasa dan Rabu. Kamis ini (3 Agustus) belum ya," jawabnya. 

Masya Allah. Mahal bener batin saya.

Tapi bagaimanapun susahnya,  kami tetap bersyukur. Begitu banyak bantuan yang terus mengalir bagai air kasih sayang kepada kami. Dari Cowasers , dari teman pengajian, ibu2 Cowasers, saudara2 sendiri, rekan-rekan kerja, saudara-saudara Umroh POS 3 (the Power of Silaturahim seri 3 yang digalang Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana) 3. Semua bestie2ku. Bahkan mbak Nany Wijaya (CEO Nyata Grup ) juga mengulurkan tangannya untuk meringankan beban ini. 

Terima kasih atas bantuannya,  baik  moril maupun materiil serta do'a-doa tulus dari semua pihak. 

Setelah berada di IGD 2 hari, Kamis malam 3 Agustus Erika dipindah ke ruang HCU  (High Care Unit) 1 level di bawah ICU. Di HCU Aster (ruangan dengan pengawasan ketat)  selama 4 hari dengan pengawasan dr spesialis syaraf. 

Selama di HCU kesadaran Erika belum pulih 100%. Dia lebih banyak tidur. Saya ya bersyukur ya khawatir.

Bersyukurnya dalam kondisi tidur terus berarti dia tidak merasakan betapa sakit yang di deritanya. Khawatirnya.. kalau tidur terus kapan sadarnya? Ya Allah betapa repotnya ya manusia ini.

Memang ini masih dalam kondisi belum aman alias kritis.  

Setelah kondisi dianggap stabil, Erika dipindah ke ruangan rawat inap Edelweiss kelas 2. Di sini Erika 3 hari dirawat,  sudah boleh makan. O iya selama di IGD dan di HCU Erika tidak makan sama sekali. Hanya diinfus. 

"Ingat ya Ita. Sakitnya ini bukan seperti lari sprint, tapi seperti lari marathon, panjang dan lama," nasihat mbak Nany melalui HP beberapa hari lalu.

Benar sekali nasihat mbak Nany, setelah 9 hari dirawat,  Erika Kamis 10 Agustus diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.

Di sinilah lari "marathonnya" dimulai. Meski sudah boleh pulang ternyata Erika mengalami amnesia sebagian. Daya ingatnya belum penuh. Yang lama-lama ingat. Kejadian-kejadian yang baru belum ingat sama sekali. 

Bagaimana dengan motornya? Juga barang-barang lainnya termasuk tas berisi uang perusahaan yang dipertahankannya?

Bagaimana pula kondisi Erika terkini? Nantikan lanjutannya di seri ke 4 (terakhir).(BERSAMBUNG)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda