COWASJP.COM – Universitas Timor (Unimor), kampus negeri di perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Secara umum daerah perbatasan tampak perlu perhatian serius dari pemerintah RI.
Hal ini tercetus dalam kuliah umum dengan menghadirkan M. Mufti Mubarok, Wakil Ketua Umum Kadin di gedung serba guna Unimor NTT, Selasa, 26 Nopember 2019 lalu.
Kampus Unimor adalah kampus bersejarah karena kampus hasil dari pecahnya perang di Timor Timor. Kampus yang dulu Timor Timur tetap menjadi bagian negara Timor Leste. Sedangkan Unimor NTT tetap menjadi bagian Republik Indonesia.
Lokasi kampus yang heroik ini dekat dengan perbatasan Timor Leste. Sehingga infrastruktur dan fasilitas lainnya masih memprihatinkan.
"Indonesia bagian timur perlu perhatian yang serius dari pemerintah RI. Potensi alamnya luar biasa. Kalau tidak segera mendapatkan perhatian, maka potensi alamnya akan menurun. Mengapa? Potensi alam itu akan dimanfaatkan oleh negera sebelah," ujar Mufti yang juga CEO Java Pustaka Grup.
Kuliah umum bertema "Kunci Sukses Anak Muda Menghadapi Era Digital di Daerah Perbatasan" ini dihadiri perwakilan dosen dan mahasiswa seluruh fakultas yang ada di Unimor. Juga para pejabat kampus.
"Meski dengan keterbatasan kampus yang minim, namun semangat mahasiswa dan dosen yang masih muda membuat suasana kampus bergairah.
Jangan berkecil hati. Indonesia Timur banyak memiliki mahasiswa dan dosen yang bisa berprestasi," tambah Mufti.
Sekarang tidak ada hambatan untuk bersaing dengan kota-kota besar atau kampus-kampus besar.
Ada semangat besar dan potensi besar yang bisa kita gali dari alam Indonesia Timur. Terutama di daerah Timur Tengah Utara.
Kalau mau sukses bisnis harus punya tiga modal utama. Pertama adalah harus mempunyai dampak sosial yang luas, modal kedua harus mempunyai dampak lingkungan, dan modal ketiga adalah dampak ekonomi.
Sekarang ini hampir semua bisnis memanfaatkan tiga dampak tersebut. Bahkan produk apapun bisa diekspor di era digital ini. Peluang banyak sekali.
Sekarang saatnya bergerak maju untuk go export. (*)