Tanggap Potensi Manokwari

Berkah Sisir Bambu

Erwan Widyarto (berdiri, sebelah kiri) saat memberikan pencerahan soal tanggal potensi lokal kepada Ibu-Ibu di Manokwari.

COWASJP.COM – "Terima kasih ilmunya Pak Erwan. Begitu saya unggah soal sisir bambu, langsung ada yang pesan dari Jakarta...!" ungkap Nyonya Rukmini Rosidin. 

"Betul bapak. Kami juga langsung dapat respons. Meski baru bertanya apa barangnya ada dan bisa dikirim.... ya saya jawab saja ada dan siap dikirim!" jelas peserta lain. 

Kedua peserta pelatihan Tanggap Tepercaya ini menyampaikan respons saat evaluasi kegiatan. Dalam pelatihan, mereka mendapat pelatihan untuk tanggap dengan potensi lokal: budaya, UMKM, kuliner dsbnya. Lalu mengunggahnya ke media sosial miliknya. 

Sebagai anggota PKK penggerak masyarakat, mereka bertanggung jawab dalam bidang tersebut sesuai tugas Pokja 1-4. Maka saat diminta untuk membuat konten positif seputar potensi lokal Manokwari yang bisa diberdayakan oleh PKK, mereka cepat merespons. Cepat tanggap. 

"Salah dua" di antaranya yang mengunggah sisir bambu dan kayu akway atau akwai. Yang lain ada yang unggah soal Rumah Kaki Seribu. Soal kegiatan pelatihan yang berlangsung. Juga seputar makanan dari sagu. 

Sisir Bambu adalah sisir tradisional masyarakat Papua yang terbuat dari bambu. Bambu yang digunakan untuk pembuatan sisir ini adalah bambu duri ataupun bambu tali. Kearifan lokal yang ramah lingkungan. 

Selain dibuat sisir, yang versi mini, sisir bambu dijadikan gantungan kunci. Sisir bambu ini sangat cocok dengan rambut ikal sebagaimana rambut orang Papua. 

Sedangkan kayu akway merupakan kayu yang berkhasiat untuk pengobatan herbal. Dipercaya bisa meningkatkan stamina. Juga vitalitas pria. Bahkan sudah ada yang dibuat minuman isotonik. 

Secara sekilas, kulit kayu akway memang mirip dengan kulit kayu manis atau bahkan kayu secang. Tapi akway memiliki diameter yang lebih besar. 

Dari hasil uji coba secara fitokimia dari ekstrak daun, kulit batang dan akar dari kayu akway terbukti mengandung senyawa afrodisiak seperti saponin, alkaloid, dan steroid. 

Ungkapan kedua peserta ini mendapat respons tepuk tangan peserta lainnya. Gedung PWKI Papua Barat, tempat berlangsungnya acara selama 9-11 Februari pun bergemuruh. 

Tepuk tangan termasuk dari Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Manokwari Febelina Indou, yang setia membersamai 3 hari pelatihan. Duduk mendengarkan dan terlibat sebagai peserta. 

Terlihat Ketua Persit KCK Cabang XII Kodim 1801/ Manokwari Lina Rachmat Christanto dan istri Sekda Kabupaten Manokwari Surjani GT Sembiring juga bertepuk tangan. Keduanya "satu tim" di kelompok Padi bersama Febelina Indou. 

erwan.jpg1.jpgGeliat dan semangat Ibu-Ibu TP - PKK Kabupaten Manokwari mengikuti Pelatihan Tanggap Terpercaya. (FOTO: Erwan Widyarto - CoWasJP.)

Selain mengunggah konten positif bermuatan budaya lokal, peserta juga diminta mengunggah kegiatan PKK atau organisasi wanita yang diikuti. Kegiatan yang digelar TP PKK Kabupaten Manokwari dengan Yayasan Mekar Pribadi Jakarta ini memang tidak hanya diikuti oleh PKK. 

Ada organisasi perempuan yang lain seperti Persit KCK, Bhayangkari, Jalasenastri dan Persatuan Wanita Kristen Indonesia yang mengirimkan wakil-wakilnya. Mereka sengaja diundang hadir mengikuti pelatihan. 

"Kolaborasi dan sinergi dengan anggota Dharma Pertiwi seperti Persit, Bhayangkari, Jalasenastri, juga organisasi wanita dari Kejaksaan dan Pengadilan terus kami galang dan tingkatkan. Karenanya, kami undang untuk kegiatan yang sangat bermanfaat untuk peningkatan kapasitas SDM ini," tegas Febelina. 

Pelatihan juga berisi etika pergaulan (baik offline maupun online), komunikasi efektif, public speaking, bahasa tubuh, dan lainnya.  

Soal tanggap dengan lingkungan, sempat terungkap pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga. "Kami ingin punya Bank Sampah Pak. Seperti daerah yang lain.  Bagaimana caranya? Bisa ajari kami nanti ya?" kata peserta dari anggota PKK Kabupaten. 

Hal yang sama sempat disampaikan juga oleh Febelina Indou. "Semoga di kesempatan yang lain kami bisa belajar soal pengelolaan sampah dan bank sampah," kata sarjana ekonomi alumnus  Universitas Cendrawasih ini.(*)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda