Laporan Okky dari Portugal (10)

Birokrasi Swiss Set Set Wet, Birokrasi Portugal Alon-Alon Asal Kelakon

Genap 1 tahun kami merantau di Eropa. Salat Idul Adha 1443 H di Lisbon Portugal. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

COWASJP.COMHALOOO rujak cingur, tahu campur, lontong balap, bakso, mie ayam, tahu tek, bebek palupi, soto Lamongan, nasi babat Madura, dan masih banyak lagi, kita belum bisa ketemuan dulu yaa. 

Rindu kangen sekali dengan aneka makanan Surabaya dan sekitarnya. Harusnya hari ini, Senin 11 Juli 2022 kami sekeluarga sudah menginjakkan kaki di Indonesia tercinta. Namun, Tuhan berkehendak lain, Lisbon - Portugal menjadi tempat selanjutnya untuk berpetualang.

Resmi 1 tahun sudah kami -- saya, suami tercinta Papi Fariz Hidayat, dan kedua anak lanang Zirco dan Zygmund -- menjadi keluarga kecil yang merantau di Eropa. Tepat 11 Juli 2021 saya meninggalkan Indonesia untuk mengikuti suami yang dinas sementara selama 1 tahun di Philip Morris International Lausanne - Switzerland. 

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bisa mendapatkan rezeki dan mendapat kesempatan perpanjangan merantau, tapi beda negara. 

Lingkungan, cuaca, suhu, bahasa, semua berbeda. Butuh adaptasi dari awal lagi.

Federal-City.jpgBern sebagai Federal City dari Switzerland. (FOTO : www.Worldatlas.com)

Flashback sedikit kenangan 1 tahun yang lalu. Seperti layaknya seorang ibu yang baru melahirkan dan sekarang putra keduanya baru berulang tahun ke satu. Pasti teringat masa-masa memasuki ruang persalinan. Mendengar pertama kali tangisan si bayi. Melihat wajah mungilnya yang selama ini mungkin hanya terlihat dari USG 4D. 

Masih teringat dengan jelas pengalaman riwehnya di Bandara Juanda Surabaya. Proses persiapan dokumen vaksin ataupun tes PCR yang sangat menjadi perhatian. Kala itu kasus Covid masih sangat tinggi. 

Ketidakjelasan maskapai penerbangan terkait aturan yang berubah-ubah. Bagasi pesawat yang berlebih, hingga hampir 15 kg barang bawaan perlu dibuang dari koper.

Di sini pula awal dari rutinitas menulis artikel setiap minggu. Sebelumnya saya tidak pernah terjun lapangan menjadi wartawan. Saya hanya seorang dosen yang terbiasa diberikan tuntutan untuk menerbitkan artikel ilmiah. 

Saya juga bukan seorang blogger. Hanya pernah menjadi seorang Pimpinan Utama majalah jurusan saat menempuh pendidikan di Teknik Kimia ITS. Dukungan dan dorongan diberikan dari keluarga dan kerabat untuk bisa rutin menulis setiap minggunya. 

SEGERA TERBITKAN BUKU

Yang belum terealisasi adalah membuat blog pribadi dan channel YouTube. Bismillah, yang akan segera terbit adalah sebuah BUKU - yang mengisahkan perjalanan saya merantau di Switzerland. Tunggu tanggal launching-nya ya kawan pembaca.

Switzerland - negara terindah di dunia. Alhamdulillah 9 bulan merasakan jadi warga Swiss. Punya KTP Swiss yang baru saja tanggal 10 Juli 2022 kemarin expired. Sudah harus lapor diri ke KBRI di Bern kalau sudah meninggalkan negara Switzerland. Andai beberapa bulan lalu ingin wira-wiri Lisbon - Lausanne masih bisa, karena masih tercatat sebagai warga Lausanne. 

Sekarang sudah tidak bisa lagi ke mana-mana karena KTP Portugal belum di tangan. Masih menunggu proses antri penjadwalan di "kelurahan Cascais - Lisbon" hehe. 

Birokrasi lama di Lisbon, Portugal, beda dengan di Lausanne, Swiss. 

Federal-Palace.jpgFederal Palace yang ada di Bern - Swiss. (FOTO: www.WorldAtlas.com)

Birokrasi di Lisbon bisa diibaratkan sebagai alon-alon asal kelakon (bahasa Jawa, pelan-pelan asal terlaksana/jadi). 

Sebaliknya, birokrasi di Swiss adalah birokrasi set set wet (bahasa Jawa -- secepat mungkin terlaksana/jadi). 

Juli tahun lalu saat awal datang di Lausanne langsung diuruskan kantor untuk penjadwalan foto. Dan tidak perlu waktu lama, KTP kami berempat sudah dikirim ke apartemen. 

Bulan pertama di Swiss kami sudah langsung punya KTP Swiss. Mau pergi ke mana-mana tidak perlu bawa paspor lagi.

Setelah 1 tahun berlalu, kami baru menyadari bahwa sebenarnya Bern adalah bukan ibukota Switzerland!! Kok bisa??? Swiss tidak memiliki ibukota secara resmi. Kota Bern yang memiliki simbol beruang sebagai ikon kota adalah pusat pemerintahan de facto di Swiss. 

Sebelum tahun 1848, kanton (provinsi) Zurich, Bern, dan Lucerne/Luzern menjadi tuan rumah dalam acara Konfederasi. Tiap 2 tahun sekali mereka bertiga bergilir menjadi tuan rumah. Namun, pada tahun 1848, diputuskan bahwa kota Bern di kanton Bern akan menjadi tuan rumah pusat pemerintahan. 

beruang.jpgNostalgia dengan Beruang andalan kota Bern. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Meskipun disebut sebagai Kota Federal dan Ibu Kota de facto Swiss, secara resmi juga bukan keduanya.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya bahwa Swiss berdekatan dengan 3 negara besar: Prancis, Jerman, dan Italia. Masing-masing daerah memiliki bahasa utama yang berbeda, sesuai dengan lebih dekat mana dengan perbatasan negara lain. Karena tidak memiliki ibu kota secara resmi, maka masing-masing daerah memiliki kepentingan yang sama rata. 

Bern tidak disebutkan sebagai ibu kota Swiss dalam konstitusi negara. Swiss memiliki demokrasi langsung di mana warganya dapat menentang undang-undang apapun yang dipilih oleh Majelis Federal, Lembaga Eksekutif, dan Yudisial. Legislatif Swiss diatur pada tingkat federal, kanton, dan komunal. 

Berbeda dengan Portugal dan negara-negara di Eropa semua, Swiss tidak memiliki Presiden atau Perdana Menteri. 

Meskipun pusat pemerintah berlokasi di Bern, banyak layanan penting lainnya yang dapat ditemukan tersebar di seluruh negeri. Misalnya, kota Lausanne yang didominasi bahasa Prancis adalah pusat bagi pengadilan tertinggi federal negara itu. Sedangkan pengadilan pidana federal terletak di kota Bellinzona yang mayoritas penduduknya di Italia. 

Bangunan-bangunan ini ditempatkan di kota-kota yang berbeda untuk memasukkan semua komunitas linguistik utama Swiss dengan cara yang seadil dan sederajat mungkin. 

Swiss memiliki empat partai besar yang berperan dalam membentuk pemerintahan yang stabil. Setiap tahunnya mereka bergiliran untuk memimpin negara. Masing-masing kanton di Swiss mengatur diri mereka sendiri. Setiap kanton memiliki konstitusi sendiri dan memilih rata-rata 5 anggota untuk membentuk pemerintahan kanton. 

Lausanne sendiri masuk ke kanton Vaud. Setiap kanton memiliki pasukan polisi bersenjata, mengatur pendidikan, kesehatan, dan mengumpulkan pajak penghasilan. Anggota pemerintahan ini juga merupakan rakyat biasa yang memiliki pekerjaan utama. Sehingga pekerjaan di pemerintahan ini bisa dibilang sebagai selingan. 

Kantor Parlemen yang ada di Kota Bern juga nampak sepi kalau tidak ada acara tertentu, seperti rapat atau konferensi. 

kota-tua-bern.jpgKenangan ketika penulis di Kota Tua Bern. (FOTO: Fariz Hidayat)

Mungkin sistem yang efisien dan birokrasi yang tidak ruwet ini membuat seluruh sistem di Swiss berjalan dengan baik. Pendidikan, kesehatan, transportasi, fasilitas umum dsb yang kami rasakan sungguh cepat dan tanggap. Seperti yang dikenal sekarang set set wet beres! (Cepat beres). 

Swiss bukan satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki ibu kota secara langsung. Nauru, sebuah negara pulau kecil yang ditemukan di Samudra Pasifik Selatan, khususnya tidak memiliki ibu kota resmi. Kota Yaren, yang paling padat penduduknya di pulau itu, digunakan sebagai ibu kota yang tidak resmi.

Ada yang unik lainnya yaitu negara Afrika Selatan, yang memiliki tiga ibu kota secara total. Pretoria adalah pusat pemerintahan cabang eksekutif dan sebagai tuan rumah bagi semua kedutaan asing di Afrika Selatan. Cape Town adalah ibu kota legislatif dan Bloemfontein adalah ibu kota yudikatif.

Akankah Indonesia memiliki dua ibukota? Jakarta dan Nusantara?? Kabarnya proyek pembangunan tahap awal Ibu Kota Negara (IKN) Baru di Nusantara – Kalimantan Timur akan selesai pada tahun 2024.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda