COWASJP.COM – Kelas Menulis yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun berakhir sudah. Dalam 6 kali pertemuan. Instrukturnya Santosa yang biasa disebut Akung Bondet.
Kelas Menulis ini diikuti 22 peserta. Bukan main-main pesertanya, ada yang dari siswa SD sampai yang bergelar S2. Profesi peserta pun beragam, dari siswa, mahasiswa, guru, kepala sekolah, juga ada yang presenter.
Karya yang dihasilkan peserta akan dibukukan dan diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Madiun. Rencananya buku yang bertema Kota Madiun ini akan di-launching tanggal 14 September 2022. Sekalian memperingati Hari Kunjung Perpustakaan.
Diharapkan akan di-launching oleh Walikota Madiun Drs. H Maidi SH, M.M. Mpd.
Buku ini merupakan kali pertama bagi dinas ini dalam menerbitkan buku.
Tentu saja hal ini membuat antusias para penulis yang rata-rata guru dan kepala sekolah ini. Juga ada 1 peserta dari SMP, 2 dari SD dan juga mahasiswa.
‘’Ini merupakan langkah maju bagi Perpustakan Kota Madiun, khususnya dalam meningkatkan budaya literasi baca tulis. Apalagi buku ini tidak dijual, tapi dibagikan,’’ kata Akung Bondet, wartawan senior dari Madiun yang selama ini juga bergerak di bidang literasi. Selain mengajar jurnalistik di sekolah-sekolah, Akung juga mengajar secara privat, gratis kepada yang berminat.
Suasana Kelas Menulis, peserta dengan tekun mengikuti arahan akung Bondet. (FOTO: Dok. Santoso)
Bahkan Akung Bondet juga siap diajak sharing peserta di luar jadwal pertemuan yang ada. Peserta dipersilakan kontak dulu untuk bertemu di Joglo Palereman Kelun.
‘’Joglo itu kalau jam 15.00 sampai 17.00 biasanya sepi pengunjung. Bisa kita manfaatkan untuk belajar bersama. Bisa di joglonya, juga bisa di gazebo yang ada,’’ kata mantan redaktur Jawa Pos yang berprofesi sebagai wartawan sejak tahun 1977 ini.
Dalam Kelas Menulis ini, masing-masing peserta memilih tema yang berkaitan erat dengan kemajuan Kota Madiun sejak dipimpin oleh Pak Maidi. ‘’Dengan demikian buku ini diharapkan bisa memberikan informasi konkrit tentang apa yang ada di kota ini,’’ demikian harapan Ptk Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Drs Hery Wasana.
Di kelas ini, peserta mendapat bimbingan dari Akung Bondet tentang penulisan jurnalistik sastrawi. Mengingat tema buku ini adalah tentang Kota Madiun, maka yang paling pas memang gaya penulisan jurnalistik sastrawi atau jurnalistik bercerita. Karena menulis tentang kota, jelas terkait erat dengan fakta dan data. Bukan imajinasi. Dengan demikian yang tepat menulis dengan gaya jurnalistik sastrawi, yang gampang dicerna dan enak dibaca.(*)