Chef dari Jogja, Bina Kuliner Wakatobi

Wujudkan Oleh-oleh Khas Berbahan Lokal yang Dikemas Menarik

Chef Dodik Prakoso (Foto-Foto: Erwan Widyarto)

COWASJP.COM – Chef Dodik Prakoso dari Jogja, yang juga pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY kembali dipercaya sebagai ahli kuliner untuk Program Pembinaan Intensif (Inkubasi) di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Bersama sejumlah tenaga ahli ia telah lolos seleksi dan terpilih dari beberapa pelamar tenaga ahli.  

Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta bernama lengkap Dodik Prakoso Eko Hery Suwandojo, S.ST.Par., M.M., CHE itu terpilih sebagai Ahli Kuliner Menu Utama. Ia didampingi oleh Rifa'i Akris Budiarto, mahasiswa Tata Boga dari UNY  sebagai ahli kuliner oleh-oleh, Citra Eka Meliani Dewi mahasiswa dari UPI Bandung sebagai ahli kuliner jajanan dan Muhamad Ulinuha, S.Kom. (Universitas Sains Alquran Jawa Tengah di Wonosobo) untuk pemasaran produk.

Program di Kabupaten Wakatobi ini diadakan untuk menunjang kegiatan kepariwisataan.  Program Inkubasi  pengembangan  subsektor prioritas  produk  ekonomi  kreatif  tahun  2021  (Tahap  III) ini diprioritaskan pada subsektor seni kuliner dan bisnis development. Targetnya  15  kelompok binaan. Program yang dibuka pekan kedua November ini, akan berlangsung selama dua bulan.

”Dimulai sejak 10 Nopember 2021 dan dibuka oleh Ibu Ketua Dekranasda Kabupaten Wakatobi Hj. Eliati Haliana, SKM, didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan  Ekonomi Kreatif Nadar, S.IP, M.Si, beserta jajarannya. Untuk lokasi pelaksanaan pembinaan ini difokuskan di Kecamatan Wangi – Wangi dan Wangi – Wangi Selatan, Pulau Wangi – Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, ”ungkap Chef Dodik, Rabu (16/11). 

Chef Dodik dan tim diharapkan melakukan pembinaan   berkelanjutan   pada   subsektor prioritas di Kabupaten Wakatobi. Di antaranya meningkatkan desain kemasan produk kuliner khas Wakatobi, pembinaan pengolahan bahan pangan lokal menjadi kuliner menu utama, jajanan dan oleh-oleh yang didesain menggunakan bahan yang tepat, menarik, dan memiliki nilai jual.

chep.jpg

Kemudian melakukan pendampingan kelompok untuk menganalisis kelayakan bisnis produk mulai dari pemilihan bahan produksi, penetapan  harga,  pembukaan  link  market,  membantu membuatkan PIRT, branding produk merupakan bagian dari bisnis development. 

”Kami juga diminta mengembangkan produk pelaku kuliner sebagai salah  satu subsektor unggulan ekonomi kreatif di Kabupten Wakatobi dengan harapan dapat memotivasi pelaku subsektor ekonomi kreatif lainnya, dengan bantuan dari pemerintah daerah dan seluruh stakeholder, ” tambah Dodik.

Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi berharap, dari pembinaan tahap ketiga ini  dihasilkan adanya kuliner oleh-oleh yang berbahan pangan lokal dikemas dengan desain  menarik. Kemudian adanya   kuliner   khas   daerah   yang   menjadi   ciri   khas   kuliner Wakatobi dan disajikan di setiap rumah makan. Adanya  kuliner  khas  Wakatobi  yang  menjadi  kuliner  jajanan yang  higenis dan memiliki citarasa yang khas. Dan  adanya   kuliner   jajanan  yang   berbahan   pangan   lokal   dikemas dengan desain yang menarik.

chep2.jpg

Chef Dodik dan Tim mendapat tugas mulai dari mengidentifikasi    produk    yang    akan    dibina    sehingga dapat dikembangkan produknya baik dari sisi penampilan, citarasa, dan desain kemasannya. Hingga membuat prototype kuliner meliputi citarasa produk, presentasi dan desain kemasan. ”Target  mencapai  45 produk kuliner meliputi kuliner hidangan utama, kuliner oleh-oleh, dan kuliner jajanan, ” tandasnya.

Di dalam   dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas   Pariwisata   Kabupaten   Wakatobi tahun 2016 -2021 dijabarkan dengan jelas bahwa sasaran, target indikator kinerja program kegiatan  pembinaan  intensif  (inkubasi)  pengembangan subsektor   prioritas   produk   ekonomi   kreatif   setiap   tahun   adalah 15 kelompok. Program pembinaan intensif (inkubasi) pengembangan subsektor prioritas produk ekonomi kreatif tahun 2019 diprioritaskan pada subsektor: kuliner, kriya kayu dan logam, kriya anyaman, dan fashion dengan jumlah kelompok yang dibina sebanyak 22 kelompok. 

Dari hasil pembinaan tersebut telah menghasilkan produk – produk unggulan yang siap  dipasarkan  di tingkat  nasional.  Dari  hasil  pendataan  omset pelaku usaha eknomi kreatif Kabupaten Wakatobi  tahun 2019 terdapat 8 subsektor usaha di bidang ekonomi kreatif  yang paling aktif  yaitu: kuliner, fashion, kriya, televisi dan radio, musik, seni pertunjukan, penerbitan, dan fotografi. (wan)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Erwan Widyarto
Sumber :

Komentar Anda