Lanjutkan, Donasi Kopi untuk Sesama

Rani Mayasari Partadiredja (penulis), pemilik Java Halu Coffee Farm. (FOTO: istimewa)

COWASJP.COM – Walaupun kurva penyebaran Covid 19 sudah melandai di sejumlah tempat, jangan pernah berpikir ini sudah berakhir. Terutama karena dampaknya dalam banyak hal masih akan berlangsung lama. Rakyat banyak masih akan berkutat dengan sejumlah masalah berkaitan dengan wabah pandemi yang telah mengoyak kedamaian dan ketenangan hidup kita selama hampir dua tahun terakhir. 

Karena itu, sejumlah pihak yang sebelumnya telah sepakat untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat terdampak tetap semangat untuk melanjutkan langkah-langkah positif itu. Dengan membangun solidaritas bersama. Membantu pihak yang perlu dibantu. Sehingga kesulitan yang dihadapi sebagian kalangan di tengah-tengah masyarakat akan dapat diatasi. Dan kita kembali menjalani kehidupan yang normal seperti sebelum terjadinya wabah pandemi Covid 19.

Salah satu langkah positif yang telah dilakukan sebagian masyarakat di kota Bandung adalah melanjutkan gerakan donasi kopi. Sebagaimana telah dilakukan sebelumnya. Atas kerjasama pengelola dan pengembang Kopi Gunung Halu atau Java Halu Coffe Farm (JHCF) dan sejumlah partnernya. Dengan cara memberikan donasi kopi untuk para dokter dan tenaga kesehatan (Nakes) yang merawat pasien Covid 19 di sejumlah rumah sakit di kota Bandung dan sekitarnya. 

Rani-Mayasari-2.jpg

Dan di antara partner yang telah mendukung gerakan donasi kopi yang digagas JHCF adalah Protelindo, Inixindo, Insan Music, Glic Coffee, Kopi Oey dan Songo Coffee. Tentu saja, langkah-langkah positif ini diharapkan akan terus berlanjut di masa-masa mendatang. Dan pihak-pihak yang termotivasi untuk mendukung gerakan ini diharapkan akan semakin banyak. Sehingga mampu mengilhami pihak lain di seluruh penjuru tanah air, untuk menggerakkan upaya solidaritas bersama seperti ini. 

JHCF dan para mitranya dalam gerakan donasi kopi memang sudah sepakat untuk melanjutkan upaya ini. Dulu, ketika tingkat penyebaran wabah pandemi Covid 19 masih tinggi, gerakan donasi kopi ini diarahkan ke rumah sakit-rumah sakit yang merawat pasien Covid 19. Yaitu dengan cara memberikan bantuan kopi yang higienis dan siap seduh untuk para dokter dan nakes yang sedang berkutat merawat pasien Covid 19. 

Sekarang, donasi kopi diarahkan untuk para dokter dan nakes di rumah sakit jiwa (RSJ). Pertanyaannya, kenapa ke rumah sakit jiwa? Yang pasti, keputusan untuk memberikan bantuan kopi higienis dan siap saji kepada para dokter dan nakes di RSJ sama sekali tidak dirancang secara khusus. Tapi program ini muncul dan mengalir begitu saja. Apakah karena jumlah pasien di RSJ meningkat drastis usai hantaman pandemi Covid 19? Tak bisa dipungkiri bahwa datanya memang memperlihatkan gambaran yang seperti itu. 

Hari Jum’at (22/10) lalu, donasi kopi diberikan untuk para dokter dan perawat yang bertugas di RSJ Kota Bandung. Yaitu, dengan menyerahkan 200 cup kopi siap seduh dari para penikmat kopi di Jabar. 

Salah satu dokter RSJ Kota Bandung, dr Diana Junita, menyatakan rasa senangnya mendapatkan donasi kopi ini. Terlebih, dia dan teman-temannya sangat menyukai kopi dan sering minum kopi di pagi hari sebelum membuka pelayanan.

"Dengan minum kopi, tubuh bisa menjadi rileks. Apalagi saat ini kunjungan pasien ke RSJ Kota Bandung kembali meningkat. Dari pagi sampai siang saja, hampir 100 orang. Jadi, diberikannya kopi ini kami senang sekali. Semoga kopi ini menjadi penyemangat kami di sini," katanya, ketika saya sebagai perwakilan UMKM Kopi, gabungan petani kopi dan donatur menyerahkan bantuan kopi itu. Yaitu kopi yang memang berasal dari para pelaku UMKM kopi yang dibeli oleh para donatur, yang salah satunya kali ini adalah PT iForte Solusi Infotek. 

Kita tahu, aksi-aksi donasi kopi maupun makanan lain sangat penting dilakukan. Terutama di saat-saat seperti sekarang. Bagaimanapun, meski wabah pandemi Covid 19 mulai mereda, namun dampaknya dalam banyak hal masih dirasakan berat bagi masyarakat banyak. 

Dampak ekonomi saja, misalnya, telah banyak menimbulkan akibat yang serius. Karena pemberlakukan kebijakan PSBB dan PPKM dalam tempo yang cukup lama telah membuat banyak orang tidak bisa bekerja dan berusaha. Hal ini mengakibatkan perekonomian rakyat rontok luar biasa. Dan dampaknya dominonya adalah berupa meningkatnya angka perceraian. Termasuk juga meningkatnya jumlah pasien di RSJ.  

Kami yakin, donasi kopi untuk para dokter dan nakes di RSJ sangat bermanfaat dalam mendukung kerja mereka. Apalagi di tengah meningkatnya jumlah pasien yang mesti mereka tangani. Tapi di samping itu, kami juga menyadari bahwa gerakan donasi kopi juga dimaksudkan untuk mengatasi perekonomian para petani kopi. Yang memang telah terdampak luar biasa akibat hantaman wabah Covid 19. 

SUDAH DONASI 10.000 CUP KOPI

Dengan adanya gerakan donasi kopi, para petani hingga pelaku UMKM kopi di Jabar bisa terdongkrak perekonomiannya. Karenanya kegiatan ini miliki dua manfaat. Yakni gerakan kepada tenaga kesehatan di seluruh Indonesia dan sekaligus upaya untuk menggerakkan roda perekonomian UMKM di industri kopi dari hulu ke hilir. 

Tidak bisa dipungkiri, pandemi Covid 19 yang sudah berjalan selama hampir dua tahun ini membuat perekonomian para petani kopi ambruk luar biasa. Karenanya kegiatan ini sangat membantu peningkatan perekonomian petani kopi.

Rani-Mayasari-3.jpg

Alhamdulillah, kegiatan donasi kopi ini telah dilakukan untuk yang kelima kalinya. Dan sebanyak 10 ribu cup kopi sudah didistribusikan. Di antaranya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Bandung dan RSUD Kota Bandung. Menyusul pemberian donasi kopi untuk para dokter dan nakes di RSJ Kota Bandung, langkah serupa akan dilakukan ke RSJ Cisarua, Bandung Barat. 

Head of Marketing Communication PT iForte Solusi Infotek, Victor Sihombing berharap, kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi para petani kopi maupun tenaga kesehatan. Supaya tetap bersemangat menjalani hari-hari di masa pandemi maupun hari-hari penuh tantangan berikutnya. (*)

Penulis: Rani Mayasari Partadiredja, pakar kopi, Pembina Masyarakat Petani Kopi Gunung Halu dan pemilik Java Halu Coffee Farm, Bandung.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda