Rumah Masa Muda Soekarno Jadi Ikon Wisata Sejarah Kota Blitar

Ruang tempat tidur Soekarno (Foto: istimewa)

COWASJP.COMDALEM Gebang atau Istana Gebang, merupakan salah satu tujuan wisata Kota Blitar. Lokasinya berada di tengah kota, atau di Jalan Sultan Agung, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Ndalem Gebang ini merupakan rumah masa muda Soekarno. 

Seperti diketahui, Bung Karno, lahir di Surabaya, 6 Juni 1901, dari pasangan suami istri, Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai. Ketika umur dua tahun, Soekarno kecil tinggal bersama Raden Hardjokromo, kakeknya di Tulungagung. Ketika baru sekolah, sekitar umur enam tahun pindah ke Jombang, Sidoarjo, dan selanjutnya ke Mojokerto. Di Mojokerto, Soekarno mengenyam pendidikan di Erste Inlandsce School (EIS). 

Dan sekitar 1911, dipindahkan ke Europesche Largere School (ELS), agar mudah melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS), Surabaya. Sekitar 1920, setelah tamat dari HBS, Bung Karno, melanjutkan pendidikan di Technische Hoge School (sekarng ITB) jurusan teknik sipil. “Sebelum kuliah, di Mojokerto, Bung Karno tinggal agak lama kemungkinan pada umur 6-15 tahun,” jelas Bambang In Mardiono, pemandu senior Ndalem Gebang.

SUKARNO1EJG1f.jpg

Pada masa sekolah itulah, keluarga Soekarno, pindah ke Kota Blitar, sekitar 1917. Sejak kepindahan orang tuanya itulah, ketika liburan sekolah Bung Karno selalu mudik ke Kota Blitar. Sedangkan pada masa perjuangan kemerdekaan dan sejak Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, ketika menjabat sebagai Presiden RI pertama kunjungan ke Kota Blitar, sangat jarang dan tidak terlacak. Baru kunjungan rutin terjadi pada 1950-1965.

“Bahkan dalam setahun bisa tiga kali kunjungan,” jelas Bambang.

Kunjungan terbanyak itu terjadi 1955, yakni ketika persiapan Konferensi Asia Afrika, persiapan pemilu dan pascapemilu. Sedangkan pada 1958, ada dua kali kunjungan, yakni ketika mudik Lebaran dan ketika ibunda wafat 13 September 1958. Selain itu, kedekatan Bung Karno, dengan sang ibu bisa dilihat ketika pulang.

Soekarno selalu meminta restu dengan sungkem di hadapan sang ibu, dan sekitar dua tahun sebelum sang ibu meninggal, Bung Karno, selalu langsung menuju kamar sang ibu untuk sungkem. Jika sebelumnya, agenda sungkem itu biasa dilakukan di teras atau ruang tamu. 

Untuk menuju Ndalem Gebang ini sangatlah mudah. Karena posisinya berada di tengah kota, peninggalan keluarga Bung Karno di Jalan Sultan Agung, Kota Blitar, sangat mudah dijangkau. Baik, dari Stasiun Kereta Api (KA), Terminal Patria, maupun dari Pusat Informasi Perdagangan dan Pariwisata (PIPP) Kota Blitar. Moda transportasi becak merupakan yang sarana yang sering dimanfaatkan pengunjung untuk mencapai lokasi ini.

Kunjungan ke lokasi ini, biasa merupakan rangkaian kunjungan wisata ke Makam Bung Karno. Dari Alun-alun Kota Blitar, Ndalem Gebang berada sekitar satu kilometer ke arah timur. Begitu tiba di lokasi ini, pengunjung bisa menikmati berbagai macam benda peninggalan keluarga Bung Karno. Mulai perabotan, foto masa muda, hingga beberapa ruangan khusus. Nah, setahun terakhir ini, alur kunjungan di dalam Ndalem Gebang, sudah tertata rapi.

Pengunjung diharuskan mengikuti rute kunjungan, yang diawali dari ruang tamu, ruang keluarga, kamar utama keluarga Bung Karno, ruang makan, dapur, kamar mandi, kebun belakang tembus pintu barat samping garasi mobil dan terakhir balai kesenian di bagian barat. “Selain itu juga ada pusat oleh-oleh sebelum kembali ke kota masing-masing,” jelas Bambang In Mardiono, pemandu senior Ndalem Gebang.

Di Ndalem Gebang ini pengunjung juga bisa melihat mobil kuno. Mobil Mercedez Type 190, ini dikirim ke Kota Blitar pada 1961. Yakni untuk menjemput Bung Karno dari Bandara Abdulrahman Saleh, Malang, menuju Kota Blitar. Saat itu, mobil pribadi dari Rumah Batu Tulis, Bogor ini dipakai selama beberapa hari. Dan kemudian tetap berada di Ndalem Gebang, untuk kunjungan Bung Karno, hingga awal 1965. Setelah itu, mobil ini dimanfaatkan keluarga kakak Bung Karno.

Mobil berkapasitas 1900 cc ini tampaknya, memang khusus dibuat atas pesanan Bung Karno. Hal itu tampak dari posisi setir di sebelah kanan dan ada logo bendera Merah Putih, dengan tulisan Indonesia.

SUKARNO1okDJ.jpg

Suasana rapi terlihat di bagian ruang tamu Ndalem Gebang. Selain untuk menyambut kedatangan para tamu, ruangan ini juga sering digunakan keluarga besar Bung Karno, untuk membahas berbagai hal penting. Saat ini, ruangan ini menjadi jujugan pertama kali pengunjung ketika berwisata. Selain berbagai perabotan lawas, seperti meja kursi, juga ada beberapa koleksi foto dan lukisan keluarga Bung Karno.

Bentuk lawas Ndalem Gebang, sebelum 1950, bisa dilihat dalam salah satu koleksi foto lawas yang dipajang di ruang keluarga Bung Karno. Selain tampak depan rumah, bagian atap rumah juga mengalami banyak perubahan. Namun secara umum, bagian dalam rumah termasuk perabotannya merupakan peninggalan keluarga Bung Karno. Sejak ditinggali keluarga Bung Karno, sekitar 1917 hingga kini, Ndalem Gebang sudah beberapa kali mengalami pemugaran.

SUKARN03u5WJc.jpg

Pengunjung bisa juga melihat ruangan yang selama ini merupakan kamar tidur orang tua Bung Karno. Dan kemudian dimanfaatkan Bung Karno sendiri ketika berkunjung ke Kota Blitar, pascameninggalnya Ida Ayu Nyoman Rai, ibundanya, pada 13 September 1958. Kamar utama ini masih dimanfaatkan Bung Karno, hingga kepulangannya terakhir pada awal 1965, ketika masih menjabat Presiden RI. 

Sebelumnya, ketika sang ibu sudah mulai sepuh, di ruangan inilah Bung Karno, sungkem untuk meminta restu sang ibu. Hingga kini kondisi kamar ini masih terawat dengan baik dan merupakan salah satu tempat favorit untuk didokumentasikan. (*/wan)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda