Kasus Saham Karyawan Jawa Pos Dilaporkan ke Menko Polhukam Mahfud MD
Sebelum Yayasan dibekukan pada 2002, para karyawan Jawa Pos menerima deviden dengan lancar. Kondisi para karyawan saat itu terasa sejahtera.
SelengkapnyaSebelum Yayasan dibekukan pada 2002, para karyawan Jawa Pos menerima deviden dengan lancar. Kondisi para karyawan saat itu terasa sejahtera.
SelengkapnyaDilanjutkan dengan huruf G, yang keterangannya: melakukan wawancara sdr. Ratna Dewi Wonoatmojo tanggal 10 Januari 2024.
SelengkapnyaJelaskan kepada penyelidik kepolisian, lanjut Zam, bahwa dirinya tahu tentang perjalanan saham 20 persen itu.
SelengkapnyaYang jelas, pihak Ditreskrimsus Polda Jatim sudah mengeluarkan surat perintah penyelidikan bernomor: SP.Lidik/3164/X/RES.2.2/2023/Ditreskrimsus tertanggal 10 Oktober 2023.
SelengkapnyaSabtu, 25 November 2023 malam, Ona mengutus temannya untuk mengecek selentingan itu di rumah Rasni. Hasilnya: Benar, ada pria yang mendekati Rasni. Ona pun cemburu.
SelengkapnyaKemudian 1989 Jawa Pos bisa membangun percetakan anyar modern di markas barunya, di Karah Agung Surabaya. Dan, kami semua boyongan ke Karah Agung.
SelengkapnyaLha inilah perjuangan kita. Menempatkan sesuatu pada tempatnya, sesuai porsinya. "Apa masih diragukan kemuliaannya," lanjut Pak Zam.
SelengkapnyaTernyata kita semua khususnya karyawan Jawa Pos masih punya SAHAM 20 persen dan DEVIDEN di Jawa Pos.
SelengkapnyaYayasan Karyawan Jawa Pos dibubarkan oleh pihak manajemen pada 2001 silam.
SelengkapnyaSuatu hari kami diundang rapat di Kembang Jepun 167-169. Rapat dipimpin Dahlan Iskan yang memberi motivasi dan semangat kepada semuanya.
Selengkapnya