Setengah Lebaran
Maka nama-nama komentator tertentu lebih populer dari nama saya.
SelengkapnyaMaka nama-nama komentator tertentu lebih populer dari nama saya.
SelengkapnyaRupanya dua kamar yang bisa digabung di resto itu hanya cukup untuk 20 orang. Maka hanya pendaftar pertama yang bisa gabung. Cepet-cepetan.
SelengkapnyaSudah dekat Lebaran masih di Tiongkok. Maka duta besar Indonesia di Beijing pun mengundang saya: untuk berlebaran bersama masyarakat Indonesia di kedutaan.
SelengkapnyaTidak datangnya Dito ini bukan pertama kali. Sudah dipanggil dua kali untuk dimintai keterangan sebagai saksi, tapi ia tidak datang. Akhirnya ditetapkan jadi tersangka.
SelengkapnyaSaya sering makan di resto Xinjiang di berbagai kota di RRT. Tapi pilihan Sasa, mahasiswi bisnis internasional asal Bali ini, istimewa. Rasa satenya persis aslinya yang di Xinjiang.
SelengkapnyaAda alat pemeriksaan barang di lorong masuknya. Lalu ada beberapa orang tua duduk di kursi di lorong itu.
SelengkapnyaPun bila seluruh kereta cepat di dunia dikumpulkan, belum menyamai separonya jaringan kereta cepat di Tiongkok.
SelengkapnyaEfek kecubung mirip narkotika, memabukkan. Menimbulkan halusinasi. Kejang-kejang.
SelengkapnyaMaka begitu pintu ke Tiongkok dibuka, saya urus visa. Saya harus cek kesehatan. Sekalian menanyakan apakah tingginya angka D-dimmer saya ada hubungannya dengan transplantasi.
SelengkapnyaItu rapat dengar pendapat dengan menteri lingkungan hidup dan perubahan iklim, Nik Azmi Nik Ahmad. Juga menteri yang masih muda 41 tahun.
Selengkapnya