Polisi Nggak Mudik, Juga Nggak Mewek
Suatu sore di Pospol, seorang tamtama polisi duduk, menangis. Mendadak seorang perwira polisi ke situ, kaget: "Ada apa?"
SelengkapnyaSuatu sore di Pospol, seorang tamtama polisi duduk, menangis. Mendadak seorang perwira polisi ke situ, kaget: "Ada apa?"
SelengkapnyaSebagian warga pengungsi akibat konflik di Sampang kini bisa kembali ke kampung halaman. Mereka dijemput dari pengungsian dan diantar kembali ke rumahnya masing-masing di Sampang.
SelengkapnyaUNTUNG saya bisa pulang: di hari terakhir bulan puasa kemarin. Mahal. Harus beli tiket seharga Rp 14 juta. Untuk sekali jalan. Samarinda-Surabaya.
SelengkapnyaAda beberapa teman yang bertanya, “Bagaimana rasanya puasa di luar negeri?†Alhamdulillah meskipun lebih berat, tapi selisih waktunya tidak terlalu jauh dengan Indonesia.
SelengkapnyaNamanya saja sapu jagat. Kok mau disapu bawahan. Tentu bukan sapu jagat kalau gampang kalah. Presiden Jokowi, awalnya, memutuskan sendiri: minyak goreng dan bahan baku minyak goreng dilarang diekspor.
SelengkapnyaSebelum bercerita tentang kepindahan kami dari Swiss ke Portugal, saya perlu menjelaskan mengapa Papi Fariz harus lebih cepat pindahnya?
SelengkapnyaMENKO Luhut Panjaitan lagi di Amerika. Ia tidak tahu ada heboh larangan ekspor minyak goreng. Atau tahu.
SelengkapnyaEkonomi sudah pulih. Paling tidak, itulah yang tergambar dari laporan keuangan bank-bank di triwulan I ini.
SelengkapnyaPara penyintas bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru secara bertahap akhirnya sudah bisa menempati hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) sebagai pengganti rumah mereka yang terdampak bencana.
SelengkapnyaBaru 9 bulan kami tinggal di Lausanne – Switzerland. Rencana awalnya, Papi Fariz Hidayat (suami saya) tugas di Lausanne 1 tahun. Tapi ternyata harus lebih cepat.
Selengkapnya