ANNO 1982
Siang itu di bulan Maret 1982 saya terkaget-kaget saat pak pos menyerahkan pos wesel. Saya memandangi tulisan nominal di wesel itu seolah tak percaya.
SelengkapnyaSiang itu di bulan Maret 1982 saya terkaget-kaget saat pak pos menyerahkan pos wesel. Saya memandangi tulisan nominal di wesel itu seolah tak percaya.
SelengkapnyaAntara Dahlan Iskan dan Bondet (lanjutan)Sebenarnya aku dan Dahlan iskan kenal sudah lama sekali, sebelum ia menjadi komandan Jawa Pos tahun 1982.
SelengkapnyaSenin pagi, 16 Juni 2014 saya diterima Dahlan di ruang kerja Menteri BUMN. Nama saya dicatat di buku tamu. Saya diterima bersama delapan tamu lain.
SelengkapnyaPenyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim) mengubah status tahanan Dahlan Iskan, tersangka dugaan kasus korupsi pelepasan aset PT Panca Wira Usaha (PWU), BUMD milik Pemerintah Provinsi Jatim, menjadi tahanan kota.
SelengkapnyaSaya tidak tahu, mengapa di penghujung malam ini tiba-tiba terketuk untuk menulis secuil kenangan bersama Dahlan Iskan yang kini meringkuk dalam sel tahanan.
SelengkapnyaDukungan kepada Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan kemarin di Taman Bungkul, Susabaya luar biasa.
SelengkapnyaSaya adalah wartawan pertama yang mewawancarai khusus Bapak Dahlan Iskan, segera setelah beliau diangkat sebagai Direktur Utama PT Jatim Wira Utama, sebuah BUMD yang nyaris bangkrut milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang kemudian berganti nama menjadi
SelengkapnyaTokoh media Dahlan Iskan (Dis) kini resmi jadi tersangka dan ditahan dalam kasus dugaan korupsi penjualan asset tanah PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim.
SelengkapnyaDi tulisan saya yang lalu (baca: Saya Tidak Percaya Dia Korupsi) saya tidak mengatakan, Dahlan tidak bersalah. Melainkan Dahlan tidak korupsi. “Salah” dan “Korupsi” berbeda. Diduga, dia diincar Penyidik (atas kesalahannya).
SelengkapnyaKok bisa? Jawabnya: Semua tahu, usaha swasta beda dengan usaha negara.
Selengkapnya