Kecelakaan Tunggal, Berdarah-Darah, tapi Tetap Menulis

Uha Bahaudin bersama isteri dan kedua anaknya. (FOTO: Facebook)

COWASJP.COM – Rabu 15 Juni 2022. Maaf bila tulisan saya tidak sempurna. Karena tulisan ini saya buat ketika saya baru saja mengalamu kecelakaan lalu lintas. 

Saya jatuh dari sepeda motor, kecelakaan tunggal di Cikarang Bekasi.

Saat jatuh, hape pas di depan pipi. Digotong warga ke pinggir jalan, bangun berdiri, saya buka hape.

Saya merasakan bengkak, saya menunduk, kok ngalir deras darah dari mulut.

Saya foto, lah tenan, pecah Iki lambeku, untu ucul sing nduwur (pecah bibirku, lepas gigiku yang bagian atas).

Wah koyo (kayak) Cak Duwan (panggilan akrab Mohammad Ridwan, sesama mantan divisi pemasaran Jawa Pos). Aku (sekarang) ompong. Kayak Cak Duwan. 

Atiku langsung nggawuyu (Aku langsung tertawa) walau wajah terasa bengkak.

Warga hanya saling pandang. (Bibir berdarah-darah koq malah tertawa?) 

Saya ditanyain identitas. "Jangkrik, gak diajak ke klinik, malah takon (tanya) identitas," gerutuku.

Saya coba nanya, ada yang bisa antar saya ke dokter?.

Pemuda yang tadi ngasih Aqua, langsung menuntunku. "Ayo pak ke klinik Tlajung Cikarang," katanya. 

Saya dibonceng ke Klinik Wijayanti. Masuk, banyak pasien. Ya ampun..ya ampun .. beberapa pasien setengah gumam melihat wajah saya godres getih (berdarah-darah).

Perawat menuntut saya. "Baring sini pak, saya bersihkan dulu darahnya," kata perawat. 

"Tarik nafas bisa pak," tanya perawat.

Saya tarik nafas. "Bisa pak," jawabku.

Kaki tangan coba gerakkan. Saya ngikutin. "Ok pak," kataku. 

"Mana yang terasa sakit," tanya perawat.

uha13f69e.jpgWajah Uha Bahaudin (penulis) setelah mengalami kecelakaan tunggal dan setelah dirawat di Tlajung Cikarang. (FOTO: Uha Bahaudin)

Saya langsung nunjuk mulut dan dagu.

Dia bilang, gigi saya copot, bibir dalam bawah sobek. Dagu bawah kiri sobek terlihat tulang, harus dijahit.

Perawat keluar lapor dokter. Selanjutnya saya ditangani dokter.

Setelah selesai saya langsung ngabari keluarga pakai handphone perawat, saya copy ke hape saya juga, biar gak usah ngetik lagi.

Saya hanya mohon doa teman teman, moga segera diberikan kesembuhan.

Malu sebetulnya kepleset ngono thok ae (kepleset/ban selip) begitu saja), nulis nulis segala.

Saya sedang menjalankan ritual Mas Abror (Dhimam Abror Djuraid, mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos). 

Sering sering nulis Sampek (sampai) rampung. Begitu pesan Mas Abror kepada saya. 

Karena tulisan yang baik itu ditulis sampek (sampai) selesai, kata Mas Abror. 

**

Tulisan ini diunggah di grup WA Cowas JP (Konco Lawas Jawa Pos atau para mantan Jawa Pos). Dan mendapat berbagai tanggapan. 
Antara lain:

1. Ya Allah. Mas Uha tegar luar biasa. Kena musibah  jatuh di jalanan dari sepeda  motor bisa menulis detail dan jelas. Walau dulu beliau di divisi pemasaran, sesungguhnya bakat menulisnya keren banget. Sayang, baru setelah pensiun ketahuan. 

Semoga enggal saras (segera sembuh) pulih bergas (giat kembali) Mas Uha. Semoga Allah memberikan karunia yang hebat di balik musibah ini. Aamiin. 

Sahabatmu yang dua kali menjenguk pusat produksi karpet handmade sampean di Bandung Barat bersama Cak Ridwan dan Alm Mas Suwari. Kalau nggak salah dengan Soerijadi juga, sekali. (Slamet OP). 

2. Anda memang luar biasa. Biasanya kalau orang habis jatuh. Merintih karena sakit.
Tapi Mas Uha bisa cerita panjang lebar.
Hebat! (Nasaruddin Ismail) 

3. Rintihannya dalam artikel. (Joko Intarto). (*) 

Penulis: UHA BAHAUDIN, Mantan Divisi Pemasaran Jawa Pos.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda