Bima jadi Kota Sampah

Tanggap Darurat Berakhir 5 Januari Besok

Sampah kulkas dan kasur yang menghiasi di Kampung Sarae, Kota Bima. (Foto: M.Nasaruddin Ismail/CoWasJP)

COWASJP.COM – ockquote>

L a P o R a N: M. Nasaruddin Ismail

---------------------------------------------------

Kota Bima kini jadi kota sampah. Sekitar seribu lebih prajurit dikerahkan untuk memerangi sampah.

MESKI banjir bandang yang melanda Kota Bima terjadi pada 21 dan 23 Desember 20l6 lalu, namun, sampai saat ini baru sekitar 65 persen sampah yang berhasil dibersihkan.

Tiap hari 55 truk sampah dikerahkan. Namun, belum mampu memerangi sampah yang sudah mulai membusuk akibat terendam banjir itu. "Semula dikerahkan 75 truk. Namun, karena untuk masuk ke tempat pembuangan sampah harus antre, akhirnya dikurangi 20 truk. Kalau terlalu banyak tidak efektif," kata salah seorang pejabat Pemkot Bima.

Di setiap mulut gang, nampak tumpukan sampah yang sudah mulai mengeluarkan bau yang kurang sedap. Sampah itu dikeluarkan aparat TNI yang menggelar kegiatan bhakti sosial di sana.

Anggota TNI yang dikerahkan untuk memerangi sampah dan lumpur di Bima didatangkan dari seluruh NTB. Juga mendapat bantuan pasukan Marinir dan Kostrad serta anggota TNI AU. Mereka dibagi beberapa kelompok.

Kodim Bima, misalnya, bertugas untuk membersihkan sarana umum, seperti sekolah dan Puskemas. Mereka dibantu oleh Kodim Dompu dan Kodim Sumbawa. 

Satu tim anggotanya 21 personil. "Anggota saya 21 Personil yang bertugas untuk membersihkan Sekolah dan Puskesmas," cerita Serda Chairun, anggota Koramil Dara yang kemarin sedang membersihkan Madrasah Tsanawiyah (MTs)  Negeri 1 Bima. Mereka dibantu PMI dan guru serta karyawan sekolah yang muridnya 1028 orang itu.

Yang yang dikendalikan Serda Chairun yang sudah 15 tahun dinas di Bima ini, mendapat jatah 5 sekolah dan Puskesmas di wilayah Koramil Dara.

Sepanjang jalan di Kota Bima, nampak tumpukan sampah yang dikeluarkan warga dari halaman rumahnya menumpuk. Sebanyak 55 truk yang hilir mudik untuk membuang sampah di TPA Oimbo dan TPS Ama Hami, belum mampu menanggulangi sampah yang terus menggunung.

Di sepanjang jalan yang menuju Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kelurahan Sarae, misalnya, penuh dengan sampah rumah tangga. Ada kursi sofa, kasur, bantal, pakaian dan lainnya.

Begitu juga di Gilipanda, Salama, dan Kampung Bara. Padahal tanggap darurat untuk memulihkan kembali kondisi yang terkena dampak banjir itu, akan berakhir 5 Januari besok.

"Kalau melihat tumpukan sampah, dan fasilitas umum, harusnya tanggap darurat diperpanjang. Tapi, tergantung kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana," tutur salah seorang pejabat di Pemkot Bima. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda